Video Kecelakaan Maut di Kuningan
Keluarga Ungkap Hal Aneh Ini Sebelum Opik Driver Ojol Tewas Dalam Kecelakaan Motor di Kuningan
Komunitas ojol menghadiri proses pemakaman Opik (35) pengemudi ojek online korban kecelakaan maut.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Komunitas ojek online yang tergabung dalam keluarga besar Kuningan, berbondong - bondong datang sekaligus menghadiri proses pemakaman Opik (35) pengemudi ojek online korban kecelakaan maut.
"Kehadiran kami di sini tentu sangat prihatin musibah menimpa korban. Apalagi sosok korban ini dikenal orang baik dan ramah," kata Ali yang berdampingan dengan Nanang, di lokasi rumah duka di Desa Cikananga, Kecamatan Garawangi, Kuningan, Selasa (26/4/2022).
Di tempat sama, Muhiyat yang juga paman dari istri korban kecelakaan maut, mengungkapkan, musibah kematian siapa yang tahu.
Baca juga: Tangani Korban Tabrakan Adu Banteng di Kuningan, Petugas Pemulasara Rela Tak Makan Sahur
Namun dengan musibah demikian, sangat menerima bahwa ini sudah menjadi tulisan serta ketentuan bagi mahluk hidup.
"Ya namanya meninggal itu sudah jadi ketentuan," ujarnya.
Melihat perilaku sebelum musibah kematian Opik, Muhiyat mengaku ada keanehan yang terjadi pada sosok anak korban.
"Anehnya, pas Opik mau berangkat ngojek, itu anaknya gak rewel dan ini gak biasanya. Seperti bisa dilihat saja tuh, anaknya gak nangis gak apa. Mungkin belum ideng atau apa, tapi kami tentu sangat prihatin dengan kejadian begini," katanya.
Baca juga: Harga BBM Terbaru Selasa 26 April 2022 di Seluruh Indonesia: Pertamax Kini Rp 13 Ribu
Diberitakan, peristiwa kecelakaan maut yang menimpa pengemudi ojek online di Jalan Siliwangi Kuningan, ternyata menguak kisah haru dari petugas pemulasara di RSUD 45 Kuningan.
"Sejak mendapat kabar dan langsung mengurus jenazah korban tabrakan tadi, saya gak makan sahur. Apalagi waktu kejadian itu persis sekitar jam 3 dini hari tadi," kata Wawan yang juga petugas pemulasara saat memberikan keterangannya, Selasa (26/4/2022).
Wawan menyebut, sangat kasihan jika melakukan pemulasara dengan waktu terpotong - potong. Hal itulah yang menjadi alasan untuk tidak makan sahur.
"Ya kalau sedang tugas begitu, atau menghadapi korban tabrakan yang sudah mengalami patah tulang dan beberapa bagian organ hancur, kita kerjakan dalam satu waktu.
Untuk melakukan pemulasara tadi selesai pas waktu subuh dan langsung diserahterimakan kepada keluarga,". katanya.
Menyinggug akibat kecelakaan hingga pengemudi motor meregang nyawa, Wawan menyebut bahwa beberapa organ tubuh korban itu ada yang mengalami patah dan bagian muka cukup parah hingga darah pun keluar.
"Tadi beberapa bagian organ rusak akibat benturan dan darah pun pada keluar, hingga pemulasara tadi di lapis plastik untuk menghindari kebocoran darah," katanya.