6 Rumah Warga Majalengka Rusak Berat dan 19 Lainnya Retak-retak Akibat Pergerakan Tanah
Bencana terakhir pergerakan tanah terjadi pada Kamis (31/3/2022) yang mengakibatkan dua rumah di Majalengka rusak berat.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mumu Mujahidin
6 Rumah Warga Majalengka Rusak Berat dan 19 Retak-retak Akibat Pergerakan Tanah
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Bencana alam pergerakan tanah di Kabupaten Majalengka terjadi di Blok Cigobang Dayeuh Panjang, Desa Padarek, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka.
Bencana terakhir pergerakan tanah terjadi pada Kamis (31/3/2022) yang mengakibatkan dua rumah rusak berat.
Kepala Desa Padarek, Wahyu Susanto mengatakan, bencana pergerakan tanah sudah acap kali terjadi di blok tersebut.
Hal itu dipicu tanah di daerah tersebut terbilang labil yang mengakibatkan mudahnya tanah bergerak.
Apalagi, hujan deras mengguyur dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang cukup lama.

"Di Desa Padarek, memang di Blok Cigobang ini kondisi tanahnya paling labil. Sehingga, terjadi pergerakan tanah," ujar Wahyu kepada Tribun, Jumat (1/4/2022).
Dia menyebut, parahnya kondisi tanah di wilayah tersebut diperkuat dengan adanya alat pendeteksi dari BMKG yang menyatakan Blok Cigobang menjadi titik rawan pergerakan tanah.
Adapun, sudah sejak satu tahun terakhir, ada 21 rumah yang mengalami retak-retak dan 6 rumah yang kini kondisinya rusak parah.
"Jadi kejadian terakhir pada kamis kemarin ada 2 rumah yang rusak parah. Namun, secara keseluruhan satu tahun terakhir juga pergerakan tanah terjadi dengan terakhir ini ada enam rumah rusak parah dan 19 rumah retak-retak," ucapnya.
Baca juga: Diterjang Hujan Beberapa Jam, Longsor Ancam Rumah di Simpeureum Majalengka
Kejadian pada Kamis kemarin, sambung dia, membuat salah satu rumah milik warga bernama Ujang Darmawan (39) rusak berat.
Di mana, akibat pergerakan tanah tersebut, rumahnya tak lagi bisa ditempati.
"Ini rumah milik Ujang bisa dibilang paling parah akibat pergerakan tanah. Rumahnya gak bisa ditempati lagi dan mereka kini mengungsi," jelas dia.
Wahyu menambahkan, menanggulangi bencana alam tersebut, pihaknya akan memperbaiki drainase yang berada di area depan rumah penduduk yang dianggap memicu adanya pergerakan tanah.
"Upaya kami mau memperbaiki irigasinya. Saluran airnya drainasenya. Mungkin dari sini drainasenya jadi penyebab pergerakan tanah."
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari apalagi kalau hujan malam mending ngungsi aja ke keluarga yang lain," katanya.
Baca juga: Warga Ketakutan Tanah Ambles di Kertasemaya Indramayu Membuat Tanah Retak hingga Menganga