Berapa Hari Lagi Puasa 2022? Ini Perhitungan BMKG dan Muhammadiyah
Berapa hari lagi puasa Ramadan 2022? Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam.
TRIBUNCIREBON.COM - Berapa hari lagi puasa Ramadan 2022? Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam.
Ramadhan terjadi pada bulan kesembilan dari total 12 bulan menurut kalender Qomariyah (Hijriah). Bulan suci ini tiba berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi dan bulan bersama-sama dengan bumi mengelilingi matahari.
Untuk itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika juga mempersiapkan diri dengan informasi data-data hilal dan rencana pengamatan (rukyat) hilal di seluruh Indonesia.
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan, pengamatan posisi bulan dan matahari menjadi salah satu tupoksi BMKG yang dapat digunakan untuk penentuan waktu.
"Mengingat perubahan posisi kedua benda langit ini dapat diprediksi, BMKG menginformasikan posisi keduanya sebelum terjadi, berdasarkan hisab (perhitungan)," ujar Rahmat dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Selasa (22/3/2022).
Baca juga: Janji Kapolda Jabar akan Ungkap Kasus Subang di Bulan Puasa Ditanggapi Begini oleh Keluarga Korban
Baca juga: Hukum Qadha atau Bayar Utang Puasa Ramadan Tahun Lalu Usai Nisfu Syaban, Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Untuk mengetahui keakuratan prediksi (hisab), lanjut dia, BMKG melaksanakan pengamatan/observasi (rukyat) hilal awal bulan Qamariah (Hijriyah) setiap awal bulan Qomariyah, minimal 12 kali dalam satu tahun.
Mekanisme pengamatan dilakukan dengan memanfaatkan atau menggunakan teleskop/teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.
"Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk barat," tutur Rahmat.
Data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG pusat, yang kemudian disimpan dan disebarluaskan secara online ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal.
Dalam rangka penentuan awal bulan Ramadan 1443 H (2022 Masehi), BMKG akan melaksanakan rukyat hilal pada hari Jum’at (1/4/2021) oleh 34 tim yang tersebar di Banda Aceh, Tapanuli Tengah (Pantai Binasi dan Pantai Sindeas), Pariaman, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam (2 tim), Anyer, Tangerang, Jakarta, Pelabuhan Ratu (2 tim), Tegal, Kebumen, Yogyakarta, Malang, Badung, Mataram, Kupang, Waingapu, Alor, Balikpapan, Makassar (2 tim), Donggala, Manado, Kolaka, Gorontalo, Ternate, Ambon, Sorong, Biak, dan Merauke.
Rahmat menjelaskan, konjungsi atau ijtimak awal bulan Ramadhan 1443 H di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada hari Jum’at, 1 April 2022 pukul 13.24 WIB atau 14.24 Wita atau 15.24 WIT.
Sementara itu, terbenam Matahari tanggal 1 April 2022, paling awal terjadi di Merauke, Papua pukul 17.43 WIT dan paling akhir pukul 18.48 WIB di Sabang, Aceh.
"Tinggi hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 1,11 derajat di Jayapura, (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 2,19 derajat di Tua Pejat, Mentawai, Sumatera Barat," papar Rahmat.
Melihat ketinggian hilal yang masih rendah, berarti hilal tidak bisa dilihat. Dengan begitu, bulan Syaban digenapkan menjadi 30 hari, sehingga awal puasa atau 1 Ramadhan jatuh pada 3 April 2022.
Hal itu juga diperkuat dengan kriteria ketinggian hilal yang akan dipakai Kemenag. Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini mulai menggunakan kriteria baru penentuan awal bulan Hijriyah. Kriteria itu mengacu hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021.