Induk Ular Gigit Petani hingga Tewas di Kuningan Ditangkap Pawang, Ternyata Jenis Ini Bisanya Kuat
Kematian petani digigit ular di Desa Sukamulya, Kecamatan Garawangi, Kuningan masih menjadi sorotan warga sekitar.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kematian petani digigit ular di Desa Sukamulya, Kecamatan Garawangi, Kuningan masih menjadi sorotan warga sekitar.
Kekhawatiran warga akan keberadaan ular masih menghantuinya.
Merasakan kondisi tersebut, pawang ular Kuningan, Rentul alias Rinto pun akhirnya berinisiatif mendatangi desa tersebut sambil bertakjiah kepada keluarga petani yang menjadi korban meninggal akibat digigit ular.
Kedatangannya ke desa tersebut, diakui Rentul, alhamdulillah membuahkan hasil. Seekor indukan ular bisa ditangkapnya.

Baca juga: Petani Tewas Digigit Ular di Saung Sawah, Damkar Kuningan Berhasil Tangkap Ular King Kobra di TKP
"Iya, sebelumnya saya mohon maaf, apalagi dalam beberapa waktu kemarin. Petugas Damkar Kuningan juga telah berhasil menangkap anak ular kobra Jawa di sekitar lokasi kejadian di saung ini," kata Rentul saat ditemui di lokasi area persawahan, Minggu (20/3/2022).
Rentul menjelaskan, indukan ular kobra Jawa yang berhasil di tangkap memang terlihat sedang sensitif. Hal itu menyusul dengan kondisi ular yang berhasil di tangkap itu sedang melakukan pergantian kulit.
"Sebelum di tangkap, ular kobra Jawa ini sedang berjemur dan di ketahui sedang ganti kulit. Nah, sewaktu di dekati untuk si tangkap, ular ini masuk liang dan berhasil di tangkap ekornya hingga bisa di jinakkan," kata Rentul lagi.
Karakter ular kobra Jawa, kata dia menyebut bahwa jenis ular ini sangat ganas dan memiliki bisa yang di keluarkan dengan semburan. "Untuk bisa pada kobra Jawa ini sangat ganas dan bisanya tinggi.
Cara kerja dalam memangsa atau mempertahankan diri dari ancaman di lingkungan, itu ular biasa menyemprotkan bisa hingga berjarak hingga dua meter," ujarnya.

Menyinggung soal keberhasilan tangkap ular tadi, kata Rentul mengaku bahwa tadi di antar oleh Ewo (53) warga setempat. Kemudian, masih kata dia menceritakan saat sebelum berhasil tangkap ular kobra Jawa tadi, sempat di melakukan penyisiran di lokasi sekitar saung yang menjadi tempat kejadian perkara.
"Sebelum saya ke lokasi, saya sempat takjiah ke rumah duka dan akhirnya berinisiatif untuk tangkap ular. Kebetulan juga saya ke TKP bareng sama Uwak Ewo yang masih kelurga korban petani tersebut," ujarnya.
Berita sebelumnya, petugas Damkar Kuningan berhasil menangkap ular king kobra di saung yang berada di area persawahan Desa Sukamulya, Kecamatan Garawangi. Penangkapan itu menyusul dengan kejadian petani desa setempat yang meninggal dunia di duga akibat serangan hewan reptil berbisa tersebut.
Kepala UPT Damkar Kuningan, Khadafi mengatakan, untuk penangkapan ular king kobra ini ada sebanyak 4 ekor dengan memiliki ukuran panjang sekitar 15 centi meter. "Iya, dari tindakan mitigasi di saung yang diketahui menjadi tempat petani meninggal ini, ternyata ada sarang ular dan kami berhasil menangkap 4 ekor anakan ular king kobra," kata Khadafi saat memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu (16/3/2022).
Selain ular king kobra yang masih remaja, kata Khadafi mengklaim bahwa petugas juga berhasil menangkap anak tikus sawah. "Iya, selain king kobra kami tangkap, ternyata ada anak tikus juga," ujarnya.
Khadafi mengatakan, tindakan mitigasi ini merupakan permintaan Kepala Desa setempat beserta warga yang melapor sebelumnya. "Ya karena ada laporan masuk dan bahwa di saung inilah ada petani meninggal akibat di gigit ular, kami bongkar dan guar tanah ini hingga berhasil menangkap king kobra anakan," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, warga Desa Sukamulya, Kecamatan Garawangi, di gegerkan dengan penemuan mayat yang juga petani desa setempat. Penemuan mayat itu diketahui berada di saung pematang sawah sekitar dan diketahui pula bernama Tarkim (35), yang sebelumnya diketahui tengah panen padi di sawah miliknya.
Berdasarkan keterangan Pamong Desa setempat, Econ mengatakan, penemuan mayat sudah terbujur kaku itu awalnya diketahui oleh anak dan istrinya. "Awalnya korban meninggal itu diketahui anak dan istrinya saat hendak mencari tadi sekitar isya atau pukul delapan malam," ujar Econ mengawal perbincangan dengan Teibuncirebon.com, Senin (14/3/2022).
Alasan pertama di ketahui Tarkim sudah tidak bernyawa, kata Econ menerangkan, korban semula berpamitan ke anak dan istrinya bahwa akan melangsungkan panen sekitar sore tadi. Terlebih sebelumnya bahwa korban sempat nonton bola dan pas setengah permainan korban pulang dan langsung ke sawah untuk panen.
"Tadi, korban sempat nonton bola tarkam di kampung. Selesai babak pertama habis lalajo bola, korban ke rumah dan pamitan ke istri untuk pergi sawah melangsungkan panen. Nah, waktu itu sekitar jam lima sore an," ujarnya.
Mendengar informasi meninggal, kata Econ bareng warga bergerak cepat lakukan evakuasi korban di saung sekitar pematang sawah tadi. "Tadi korban bareng warga gotong dan kondisinya sudah agak keras. Jasad korban pada kaku," katanya.
Menyinggung soal kematian korban, kata Econ mengatakan bahwa korban diketahui memiliki luka bekas patokan ular di sekitar leher korban. "Iya di leher korban ada bekas gigitan ular. Kayanya ular hitam pekat atau dikenal ular Weling sawah," ujarnya. (*)