Pertamina akan Bertanggungjawab Soal Pipa BBM Solar yang Bocor hingga Cemari Pantai Balongan
Ceceran limbah BBM Solar itu diketahui berasal dari pipa Sub Marine Pipe Line (SPL) di Balongan yang mengalami rembesan atau bocor.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - PT Pertamina (Persero) mengadakan pertemuan dengan warga yang terdampak ceceran BBM jenis Solar di Desa/Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jumat (18/3/2022).
Pertemuan tersebut digelar di Balai Desa Balongan dengan dimediasi oleh pihak Kecamatan Balongan, TNI-Polri, hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Ceceran limbah BBM Solar itu diketahui berasal dari pipa Sub Marine Pipe Line (SPL) di Perairan Jetty Cargo Integrated Terminal Balongan yang mengalami rembesan atau bocor.
Section Head Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Fahrougi Andriani Sumampaw mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Pertamina mengakui adanya rembesan BBM Solar di areal perairan Balongan.

"Pertamina melalui Integrated Terminal Balongan pun akan bertanggung jawab atas poin 1 tersebut berdasarkan hasil identifikasi areal terdampak yang akan dilakukan oleh DLH dan hasil verifikasi pihak berwenang yang berkompeten dalam hal ini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Lanjut Fahrougi Andriani Sumampaw, pihaknya juga akan mengangendakan diskusi lebih lanjut dengan warga terdampak untuk tindak lanjut pertemuan tersebut.
Adapun, untuk perbaikan pipa, disampaikan Fahrougi Andriani Sumampaw, saat ini Pertamina masih berupaya memperbaiki satu titik lagi dari total dua titik pipa yang mengalami rembesan.
"Untuk titik yang pertama sudah selesai dan sudah terpasang dengan baik, sedangkan yang kedua sampai pukul 17.00 WIB masih on progres. Nanti kami akan update secara berkala soal proses perbaikannya," ujar dia.
Baca juga: Diduga Pipa PT Pertamina Bocor Cemari Laut Balongan Indramayu dengan Limbah Minyak, Ini Kata Nelayan
Sementara itu, salah seorang warga terdampak, Akso Surya Darmawangsa mengatakan, masyarakat yang terdampak limbah solar di Desa Balongan terbagi dalam dua kategori, yakni masyarakat nelayan dan pariwisata.
"Mengenai bentuk besaran atau bentuk tanggungjawabnya belum ditentukan tapi Pertamina menyampaikan siap bertanggung jawab," ujar dia.
Disampaikan Akso Surya Darmawangsa, masyarakat nelayan, terutama nelayan tambak saat ini tidak berani mengisi tambaknya dengan air laut.
Mereka khawatir air laut masih beracun atau masih tercampur dengan BBM Solar.
Sehingga, mesti dilakukan pengecekan kadar air laut terlebih dahulu oleh pihak DLH.
Selain itu, masyarakat di wilayah pariwisata juga merasakan dampak dari limbah tersebut.