Kiai Muda Indramayu Diserang

Motif Pelaku Serang Gus Farid Karena Beda Paham, GP Ansor Indramayu Ungkap Kekhawatiran Ini

Motif pelaku melakukan penyerangan terhadap Gus Farid dan istri serta keponakannya tersebut, diketahui karena tidak suka dengan kegaiatan zikir

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Ketua PC GP Ansor Indramayu, Edi Fauzi 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Tersangka S (33), pelaku pembacokan terhadap KH Farid Ashr Waddahr atau yang akrab disapa Gus Farid sudah diamankan polisi.

Motif pelaku melakukan penyerangan terhadap Gus Farid dan istri serta keponakannya tersebut, diketahui karena tidak suka dengan kegaiatan zikir atau wirid berjemaah yang dilakukan Gus Farid.

Polisi menyebut, pelaku merasa terganggu dengan kegiatan zikir di malam hari yang mendatangkan banyak orang.

Baca juga: Pembacok Gus Farid Masih Waras, Motif Penyerangan ke Kiai Muda Indramayu Itu Terungkap

Baca juga: Motif Pelaku Penyerangan Gus Farid Kiai Muda di Indramayu, Sebut Ada Pesugihan, Ini Kronologinya

Berdasarkan informasi dari warga, polisi menyampaikan, pelaku tersebut juga memiliki perbedaan paham dengan korban.

Dalam hal ini, Ketua PC GP Ansor Indramayu, Edi Fauzi mengapresiasi polisi yang dengan cepat mengungkap motif dari pelaku.

Hanya saja, kata dia, perlu adanya penyelidikan lebih dalam soal motif tersebut. 

Mengingat, tindak penganiayaan itu didasari karena pelaku berbeda paham.

"Kita mengkaji dari beberapa fakta, kalau itu beda paham, berarti perlu ada penelusuran lebih dari polisi, jadi kita minta penyelidikan lebih dalam dilakukan barangkali terkait adanya suatu jaringan yang diikuti pelaku," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Panglima Santri Sedih Ada Insiden Penyerangan Terhadap Kiai di Indramayu, Minta Aparat Usut Tuntas

Baca juga: Ribuan Banser Dikerahkan Jaga Kiai di Indramayu, Cegah Insiden Penyerangan Terhadap Ulama Terulang

Edi Fauzi menyampaikan, perbedaan paham yang dipercaya pelaku ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi masyarakat, khususnya bagi warga NU di Kabupaten Indramayu.

Mengingat, warga NU terbiasa melakukan zikir atau wirid secara berjamaah.

Jika dibiarkan, aksi penyerangan serupa bakal kembali terulang di kemudian hari.

Masyarakat khawatir, pelaku tersebut masuk pada salah satu jaringan teroris atau semacamnya, sehingga akan mengancam keselamatan warga.

"Apakah pemahaman itu juga ada pada orang-orang yang dekat dengan pelaku atau tidak, karena kalau masih ada, ini bakal jadi ancaman bagi warga NU yang gemar melakukan wirid berjamaah," ujar dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved