Ini Sosok Pelaku yang Serang Kiai Muda di Indramayu, Punya Paham yang Berbeda dengan Nahdlatul Ulama

Menurut Ibrahim Tompo, dari keterangan saksi-saksi di lingkungan Pesantren, sosok tersangka ini memang memiliki pandangan berbeda soal agama

Editor: Machmud Mubarok
Tribunjabar.id/Muhamad Nandri Prilatama
Pelaku penyerangan kiai muda di Indramayu, Gus Farid 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman. 

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - SRN (33) tersangka pembacokan kiai KH Farid Ashr Waddahr di Indramayu, diketahui sudah mengenal keluarga korban. 

SRN diamankan warga setelah membacok kiai serta istri dan seorang santri berinisial H pada Selasa 8 Maret 2022, malam. 

"Tersangka memang tinggal di luar lingkungan (pesantren), tapi kenal dengan kiai dan istrinya, tapi tidak kenal dengan H (santri)," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (11/3/2022). 

Baca juga: Panglima Santri Sedih Ada Insiden Penyerangan Terhadap Kiai di Indramayu, Minta Aparat Usut Tuntas

Adapun motif tersangka membacok kiai, istri dan seorang santri di lingkungan Pondok Pesantren di Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu lantaran tidak suka dengan aktivitas zikir yang dilakukan Farid dengan membawa banyak orang. 

Menurut Ibrahim Tompo, dari keterangan saksi-saksi di lingkungan Pesantren, sosok tersangka ini memang memiliki pandangan berbeda soal agama. Diketahui Gus Farid adalah Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu, 

"Info dari masyarakat, bahwa tersangka memiliki paham yang berbeda. Sehingga tidak menyukai pelaksanaan wirid tersebut. Diperoleh informasi (tersangka berpandangan) bahwa wirid tersebut bertentangan dengan fiqih yang ia pahami, dan itu dipahami olehnya sebagai pesugihan, itu paham keliru oleh tersangka," katanya.

Ketua PC GP Ansor Indramayu, Edi Fauzi mengapresiasi polisi yang dengan cepat mengungkap motif dari pelaku.

Hanya saja, kata dia, perlu adanya penyelidikan lebih dalam soal motif tersebut. 

Mengingat, tindak penganiayaan itu didasari karena pelaku berbeda paham.

"Kita mengkaji dari beberapa fakta, kalau itu beda paham, berarti perlu ada penelusuran lebih dari polisi, jadi kita minta penyelidikan lebih dalam dilakukan barangkali terkait adanya suatu jaringan yang diikuti pelaku," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Motif Pelaku Penyerangan Gus Farid Kiai Muda di Indramayu, Sebut Ada Pesugihan, Ini Kronologinya

Edi Fauzi menyampaikan, perbedaan paham yang dipercaya pelaku ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi masyarakat, khususnya bagi warga NU di Kabupaten Indramayu.

Mengingat, warga NU terbiasa melakukan zikir atau wirid secara berjamaah.

Jika dibiarkan, aksi penyerangan serupa bakal kembali terulang di kemudian hari.

Masyarakat khawatir, pelaku tersebut masuk pada salah satu jaringan teroris atau semacamnya, sehingga akan mengancam keselamatan warga.

"Apakah pemahaman itu juga ada pada orang-orang yang dekat dengan pelaku atau tidak, karena kalau masih ada, ini bakal jadi ancaman bagi warga NU yang gemar melakukan wirid berjamaah," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved