3 Orang Warga Ciamis Meninggal Akibat DBD, Gigitan Nyamuk Si Belang Lebih Mengancam Daripada Omicron
ada 149 warga Ciamis yang terpaksa dirawat di rumah sakit karena terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Tiga orang meninggal dunia
Laporan Kontributor Ciamis, Andri M Dani
TRIBUNCIREBON.COM,CIAMIS – Di awal tahun 2022 ini sejak Januari sampai Kamis (10/2), ada 149 warga Ciamis yang terpaksa dirawat di rumah sakit karena terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Tiga orang meninggal dunia akibat DBD yang mematikan tersebut.
Di tengah ancaman omicron di awal tahun ini, di Ciamis DBD ternyata lebih mengancam.
Mengingat selama tahun 2021, total kasus DBD selama 12 bulan tercatat 470 kasus dengan 4 kasus kematian.
“Tahun 2022 ini ada 127 kasus DBD bulan Januari dan pada bulan Februari sampai hari ini (Kamis, 10/2) ada 22 kasus,” ujar Kabid Penanggulangan dan Penanganan Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, H Acep Joni S.Kep Ners MM kepada Tribun Kamis (10/2).
Baca juga: Selain Covid-19, Kasus DBD di Indramayu Juga Meningkat, Awal Tahun Sudah Ada 2 Orang Meninggal Dunia
Baca juga: Kasus DBD Kota Tasikmalaya Melonjak Jadi 328 Orang, Korban Meninggal Pun Bertambah
Dari 127 kasus yang terjadi di bulan Januari ada 3 pasien DBD yang meninggal saat dirawat di rumah sakit. Ke-3 pasien DBD yang meninggal pada bulan Januari tesrebut masing-masing seorang balita (usia 4 tahun) dan dua orang dewasa (usia di atas 44 tahun).
“Dari 22 kasus yang terjadi pada bulan Februari sampai Kamis (10/2) ini tidak ada kematian,” katanya.
Tiga kematian akibat DBD pada bulan Januari lalu terutama akibat kondisi pasien saat dibawa ke fasilitas kesehatan sudah cukup parah. Sulit tertolong, terutama akibat trombositnya drop.
Tingginya kasus DBD di Ciamis beberapa bulan terakhir sejak September 2021 lalu dipicu oleh perubahan cuaca ekstrim. Perubahan cuaca harian yang ekstrim dari panas ke hujan.
Curah hujan menyisakan banyak genangan air, yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiak nyamuk aedes aegypti penular DBD.
Gejala DBD
Laporan Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD mencapai lebih dari 700 ribu kasus. Gugus Tugas Nasional meminta masyarakat waspada ancaman DBD di saat masih melawan COVID-19.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, DBD adalah salah satu tantangan terberat Pemerintah Indonesia, beban kesehatan masyarakat yang juga mengancam kesehatan. Kasus DBD yang tersebar di 465 wilayah administrasi di tingkat kabupaten dan kota mengakibatkan jumlah kematian hampir 500 jiwa.
“Di tengah pandemi COVID-19, kita juga harus menekan angka kesakitan DBD. Kita harus tetap bergerak, memantau nyamuk baik secara mandiri, bersama-sama, maupun bekerja sama dengan pemerintah,” ujar dokter Reisa saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat (3/7).
Ia meminta warga untuk menjaga kebersihan lingkungan secara rutin satu bulan sekali.