Belasan Kerbau Mati Mendadak di Kuningan
Cegah Kamatian Kerbau Terus-menerus, Warga dan Pemilik Kerbau di Cihirup Sampai Lakukan Ini
jumlah kematian kerbau lebih dari 10 ekor, termasuk kejadian luar biasa. Karena hal ini belum sama sekali terjadi pada tahun sebelumnya.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan,.Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sejumlah warga dan para pemilik kerbau di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, rela tidur di dalam hutan sekitar tempat kerbau-kerbau berada. Tindakan itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit asing yang menyerang kerbau hingga menimbulkan kematian.
"Sejak kejadian kematia pada kerbau yang berada di alam hutan ini, kami terpaksa harus menginap dan tidur di hutan, sembari menjaga kondisi kesehatan kerbau," kata Rustam salah seorang warga saat ditemui tadi, Jum'at (28/1/2022).
Rustam menilai bahwa jumlah kematian kerbau lebih dari 10 ekor, termasuk kejadian luar biasa. Karena hal ini belum sama sekali terjadi pada tahun sebelumnya.
"Ya kami anggap kerbau banyak mati ini sebagai kejadian luar biasa. Bayangkan saja, kematian kerbau secara masal yang terjadi berbeda waktu ini jelas memukul kami sebagai pemilik," katanya.
Baca juga: Kerbau Mati Mendadak di Kuningan Jadi 23 Ekor, Petugas Kesehatan Hewan Langsung Lakukan Ini di TKP
Baca juga: Jumlah Kerbau yang Mati Milik Warga di Kuningan Bertambah, Kadus Enda Ungkap Begini
Meski kejadian luar biasa yang menimpa para pemilik kerbau di desa setempat, Rustam berharap pemerintah bisa memberi pertolongan dan mengurangi beban yang dirasakan para pemilik seperti sekarang.
"Meski harus kuat menghadapi kejadian luar biasa ini. Kami berharap pemerintah bisa memberikan pertolongan kepada kami. Jujur kami rugi dan harus bagaimana kedepan jika musibah ini terus menerus menyerang hewan ternak kami, padahal dari kehidupan hewan ternak inilah kami bisa memenuhi kebutuhan keluarga," ujarnya.
Ditanya soal pendampingan dan pelayanan dari dokter hewan yang disediakan pemerintah, kata Rustam mengaku bahwa tidak menutup kemungkinan, hal itu bisa mengurangi beban dan perasaan serta kerugian yang di alami. Namun, jika lebih berharap kepada pemerintah, penanganan kasus kejadian luar biasa pada kematian hewan ternak ini bisa maksimal.
"Ya gak munafiklah, kami sangat terima kasih untuk pelayanan yang diberikan. Namun besar harapan itu pemerintah bisa memberikan perhatian lainnya juga," ungkapnya.
Pantauan di lokasi kemah yang dilakukan para pemilik kerbau desa setempat, kebutuhan logistik dan peralatan pendukung saat melangsungkan kegiatan di alam hutan sana, cukup lengkap. Seperti, panci untuk kebutuhan masak dan peralatan pendukung lainnya dalam memenuhi hajat kebutuhan saat kemping. (*)