PDIP Jabar Desak 'Megawati' Pecat Arteria Dahlan Soal Pernyataan Bahasa Sunda, Ini Kata Ono Surono
DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Barat yang meminta kepada DPP PDI Perjuangan agar memecat Arteria Dahlan sebagai kader PDI Perjuangan.
TRIBUNCIREBON.COM - Bubtut dari pernyataannya soal bahasa Sunda, Arteria Dahlan terancam dipecat dari PDI Perjuangan.
Hal itu berkaitan dengan DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Barat yang meminta kepada DPP PDI Perjuangan agar memecat Arteria Dahlan sebagai kader PDI Perjuangan.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono mengatakan, permintaan tersebut telah dilayangkan ke DPP PDI Perjuangan melalui surat permohonan pemberian sanksi.
DPD PDI Perjuangan Jawa Barat meminta DPP memberi sanksi terberat kepada Arteria Dahlan.

"Tadi (rekomendasi) sanksi yang paling berat. Sanksi ada beberapa dari mulai teguran, peringatan, sampai dengan pemecatan," kata Ono Surono di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Meski begitu, menurut Ono, pemecatan itu merupakan keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Permintaan pemecatan itu dilakukan sebagai peringatan keras bagi Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
Menurut dia, hal yang dilakukan Arteria Dahlan sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang kader PDI Perjuangan.
Bahkan sudah banyak kader PDI Perjuangan Jawa Barat yang merasa keberatan dengan pernyataan Arteria.
Baca juga: Ono Surono Akui Imbas Ucapan Arteria Dahlan Bisa Pengaruhi Suara PDIP Jabar
Ia mengatakan ideologi Pancasila bagi PDI Perjuangan bukan hanya dalam tekstual, tapi diwajibkan untuk membumikan Pancasila.
Salah satunya, kata dia, harus mengagungkan seluruh suku, budaya, agama, dan ras yang ada di Indonesia.
"Karena itu merupakan sebuah perwujudan bagaimana Pancasila itu bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya, dengan Pancasila yang intisarinya gotong royong," kata dia.
Adapun Arteria Dahlan sebelumnya telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat terkait pernyataannya saat Raker Komisi III DPR dengan Kejaksaan Agung beberapa hari lalu.
Pernyataan Arteria Dahlan soal bahasa Sunda itu disampaikan sebagai kritik kepada Jaksa Agung pada Senin (17/1).
Menurut dia, ada seorang pejabat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara menggunakan bahasa Sunda ketika rapat kerja.