AMS Desak Arteria Minta Maaf kepada Warga Sunda, karena Sudah Bikin Gaduh di Tengah Pandemi

Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noery Ispandji Firman memprotes keras sikap Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan

Editor: dedy herdiana

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noery Ispandji Firman memprotes keras sikap Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan yang meminta Jaksa Agung mengganti Kajati yang menggunakan Bahasa Sunda dalam rapat kerja, Senin (17/1/2022).

"Saya pertama yang bersikap karena dalam kondisi sekarang lagi ada bencana Covid yang belum selesai, kemudian juga persoalan ekonomi masyarakat, ini membuat gaduh dengan menyinggung perasaan," kata Noery saat menghadiri acara Musyawarah AMS Provinsi Bali di Hotel Aryaduta, Kabupaten Badung, Selasa (18/1/2022) malam.

Anggota DPR, katanya, seharusnya berperilaku layaknya seorang yang terhormat. Namun, Arteria malah kemudian dengan seenaknya berbicara meminta kepada Kejagung untuk mencopot Kajati yang menyelipkan bahasa daerah saat rapat. 

"Saya juga meyakini tidak ada yang namanya satu instansi rapat pakai bahasa daerah. Jadi ini diada-adakan. Ini kemudian satu perintah, meminta pada ke Kejagung," katanya.

Baca juga: Arteria Dahlan Minta Kajati yang Pakai Bahasa Sunda Dipecat, Budi Dalton: Wakil Rakyatnya Rasis

Ia mengatakan kebhinekaan, kebersamaan, dan persatuan selama ini selalu didengungkan di Indonesia. Nilai-nilai ini yang harus selalu diperjuangkan.

"Yang di mana kita saling menghargai dan toleransi. Saya kira seperti itulah yang sifat radikal, intoleran, rasis, dan orang itulah yang paling berbahaya. Dan itu menjadi musuh Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, musuh kami orang Sunda yang mencintai kedamaian," katanya.

Ia menyebut masyarakat Sunda memiliki sifat pemaaf. Untuk itu, ia meminta dengan baik-baik agar Arteria Dahlan menarik ucapannya lalu meminta maaf kepada seluruh orang Sunda di Nusantara.

"Kami ini bangsa Sunda itu bangsa pemaaf, dan kami hanya meminta Arteria Dahlan menarik ucapannya kemudian maaf kepada warga Sunda, itu saja. Kalau tidak dilakukan saya kira kami akan melangkah ke beliau langsung, mudah-mudahan sadar bahwa ucapan itu tampaknya tidak tepat sebagai seorang politisi maupun wakil rakyat," sebutnya.

Baca juga: SOSOK Arteria Dahlan. Anggota DPR RI yang Minta Kajati yang Bicara Bahasa Sunda Dipecat

Noery meyakini bahwa di setiap kegiatan rapat yang bersifat formal, para pejabat tidak sepenuhnya menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi.

"Saya juga meyakini tidak ada yang namanya satu instansi rapat pakai berbahasa daerah. Kami menjunjung tinggi kebhinekaan, kebersamaan persatuan yang di mana kita saling menghargai, toleran," ucap Noery.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau Arteria Dahlan agar segera  meminta maaf kepada masyarakat Sunda yang berada di berbagai daerah se-Nusantara.

"Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf ya kepada masyarakat Sunda di nusantara ini, tapi kalau tidak dilakukan pasti akan bereskalasi karena sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan," ujar Ridwan Kamil saat menghadiri acara Musyawarah AMS Provinsi Bali di Hotel Aryaduta, Kabupaten Badung, Selasa (18/1/2022) malam.

Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, menilai pernyataan yang dilontarkan anggota DPR melukai kebhinekaan NKRI. Maka dari itu, ia mengingatkan Arteria Dahlan dengan cara baik-baik karena sejatinya orang Sunda itu memiliki sifat silih asih silih asah silih asuh.

"Menurut saya kekayaan, keberagaman makanya Pancasila Bhineka Tunggal Ika itu mewakili semangat itu. Jadi kalau ada yang rasis seperti itu menurut saya harus diingatkan tentunya dengan baik-baik dulu," imbuh Gubernur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved