Voice of Baceprot
Personel Voice of Baceprot Pulang Kampung ke Singajaya Garut, Bawa Koper Besar Disambut Orang Tua
Para personel Voice of Baceprot ( VoB), band metal tiga perempuan berhijab, akhirnya pulang kampung ke Garut, Jawa Barat.
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Ketika intro bass diriingi gebukan drum yang khas muncul, sontak penonton langsung berteriak-teriak. Mereka pun melakukan moshing.
Tak hanya lagu Enter Sandman,Marsya, Widi, dan Siti, pun memainkan lagu milik band idola mereka, Rage Agains The Machine, Killing In The Name.
Uniknya, Voice of Baceprot memainkan satu part yang berisi instrumentalia dengan nada-nada Pentatonik Sunda. Lagu yang diawali dengan dentuman bass Widi dengan nada khas Parahyangan itu mengalun di tengah-tengah hingar bingar penonton.
Baca juga: Voice of Baceprot Gebrak Publik Belanda, Buka Tur Eropa dengan Lagu School Revolution
Marsya meminta penonton untuk tidak ribut ketika Widi memainkan senar-senar bass pentatonik.
Dentuman bass dengan teknik slap itu disambut dengan petikan gitar Marsya juga dengan nada-nada pentatonik Sunda. Lalu gitar Marsya pun meraung diiringi gebukan drum Siti.
Dalam tayangan yang diunggah akun Iman Abdurahman di YouTube, disebutkan bahwa bagian instrumentalia itu diambil dari TV France yang menayangkan show Voice of Baceprot.
Panggung di Trans Musicales itu merupakan panggung ke empat di tiga negara. Sebelumnya Voice of Baceprot tampil di Partonaat Harleem dan Vera Club, Groningen, Belanda, dan Botanique Belgia.
Saat manggung di Rennes, Voice of Baceprot mengenakan pakaian spesial yang memakai unsur tenun ikat dari Garut, Jawa Barat.
Dalam keterangan di laman Facebook ofisial Voice of Baceprot, disebutkan bahwa tenun ikat tradisional Garut itu masih eksis.
"Pakaian yang kami kenakan untuk penampilan kami di Trans Musicales 2021 di Rennes, Prancis memamerkan unsur etnis tenun ikat dari Garut, Jawa Barat. Meski tidak setenar produk kulitnya, kampung kami Garut juga memiliki tenun ikat tradisional sendiri yang masih bisa memegang sendiri dibandingkan dengan rekan-rekannya di seluruh Indonesia.
Sayangnya, ada benarnya tradisi lama ini terlupakan selama beberapa waktu karena banyak pengrajin dan pengrajin beralih dari warna-warni ke monokrom tenun untuk dijual kepada pengrajin batik di kota-kota lain.
Baru-baru ini tenun ikat Garut mulai memikat sekali lagi karena pola tradisional dengan warna khas yang unik membuat kembali, sambil memamerkan sentuhan modern kepada mereka. Dirangkai seluruhnya dengan menggunakan tenun tenun, prosesnya yang panjang berarti bahwa maksimum dua meter kain hanya dapat diproduksi per hari.
Kami sangat senang mengenakan pakaian ini. Selain menyoroti kedahsyatan tenun ikat tradisional Garut, juga mengingatkan kita tentang asal kita.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada AmetDistri karena telah mendesain pakaian dan Awanis Arifiani + Amalia Effendi untuk penataannya".
Malam ini, Rabu 8 Desember 2021, Voice of Baceprot akan kembali manggung di Belgia, tepatnya di L'Entrepot Kota Arlon.
Dari Belgia, VoB kembali lagi ke Prancis untuk tampil di Kota Montbeliard tanggal 9 Desember. Tur Eropa mereka akan ditutup di Jenewa, ibu kota Swiss pada 10 Desember 2021.
"Lebih dari setengah perjalanan melalui #FightDreamBelieveEuropeanTour2021 kami sekarang dan itu telah menjadi perjalanan yang luar biasa sejauh ini meskipun ada tantangan di sepanjang perjalanan.
Kami telah menemukan begitu banyak orang baik dan mendapatkan banyak teman baru, tampil di beberapa tempat terbesar di dunia, dan belajar banyak hal baru. Ini adalah pengalaman tak ternilai yang akan kita ingat seumur hidup kita
Tiga pertunjukan lagi sebelum kita terbang kembali ke rumah. Berharap bertemu Anda di L'Entrepôt À Arlon, Atelier des Môles - Salle rock à Montbéliard, and Post Tenebras Rock - L'Usine !," tulis mereka di laman ofisial Facebook Voice o Baceprot.
Pertunjukan di Harleem
Dari tayangan YouTube di akun brotherproff, sambutan luar biasa diperoleh VoB dari penonton Patronaat Harleem, Belanda.
Saking tak sabarnya menunggu naiknya 3 personel VoB ke atas panggung, terdengar suara seorang penonton. "Ayo Neng keluar Neng". Rupanya ada orang Sunda juga yang menonton konser VoB tersebut.
Setelah interlude dan intro, VoB langsung memainkan lagu milik mereka sendiri yang berjudul School Revolution.
Gebukan drum Siti yang bertenaga ditambah dentaman bas yang kental dari Widi plus raungan gitar Marsya, membuat penampilan VoB benar-benar seru.
Ketiga perempuan berhijab ini memakai kostum yang sama, warna hitam dengan aksesori berupa tali atau ronce-ronce.
Usai mainkan tiga lagu, Marsya sang gitaris mulai berbicara untuk mencairkan suasana. Ia menanyakan kabar kepada dua rekan-rekannya, Siti dan Widi. "I am Ok, Marsya," ujar Siti dari balik beduk Inggris.
Marsya kemudian bertanya kepada penonton apakah mereka tahu di mana Singajaya, Garut? Dijawab penonton, t idak tahu.
Marsya lalu bertanya kepada Widi untuk menjelaskan di mana Singajaya. "Kan sudah saya katakan, Singajaya tidak ada di dalam peta," jawab Widi yang langsung disambut tawa penonton.
VoB merupakan band metal yang digawangi trio gadis asal Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut mendapat apresiasi dari Wakil Bupati Garut Helmi Budiman hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Pada Jumat (29/10/2021), Sandi membuat postingan di Instagram yang mengungkapkan rasa bangganya pada band metal tersebut.
Dia mengungkapkan 3 siswi anggota band tersebut membanggakan Indonesia karena tahun ini mereka akan manggung di 8 kota di 4 negara Eropa, mulai dari Belanda, Belgia, Prancis dan Swiss.
Padahal awalnya mereka dikenal sering memukul-mukul meja ketika di kelas. Akan tetapi, kata Sandi, potensi terpendam mereka ditangkap oleh gurunya.
Baca juga: Impian Jadi Kenyataan, Voice of Baceprot Band Metal Asal Garut Bakal Tampil di Prancis
Berikut ini narasinya:
"Meni Keren Pisan!
Siapa sangka 3 siswi asal Garut yang kerap keluar-masuk ruang BK karena sering gebrak-gebruk meja layaknya menabuh drum sambil bernyanyi lantang, kini bisa Go International. Apresiasi saya kepada sang Guru @abaherza yang mempersatukan mereka menjadi sebuah band bernama @voiceofbaceprot. Melihatnya sebagai potensi, bukan melihatnya dari sudut pandang negatif karena suka buat berisik di kelas. Yang paling membanggakan adalah tahun ini mereka akan manggung di 8 kota 4 negara Eropa, mulai dari Belanda, Belgia, Perancis dan Swiss. Semoga lancar dan sukses.. Ayo #ekonomikreatif bangkit!"
Unggahannya tersebut telah disukai lebih dari 191.000 kali.
Profil Voice of Baceprot (VoB)
Melansir Kompas.com, (31/10/2021) Voice of Baceprot (VoB) merupakan sebuah band metal yang digawangi oleh tiga orang hijabers, yaitu Firdda Kurnia sebagai gitaris dan vokalis, Widi Rahmawati sebagai pemain bass, serta Euis Siti Aisyah sebagai penggebuk drum.
Ketiga gadis itu dipertemukan saat duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al Baqiyatussolihat Singajaya. Awal perjalanan mereka justru berhubungan dengan teater.
“Dulu kita ekskul teater waktu kita duduk di Mts kelas 2. Terus kita mencoba drama musikal, tapi kita malah suka dengan musiknya,” tutur Firdda pada Kompas TV, 7 Juni 2017.
Pengasuh teater mereka, Erza Satia alias Abah berjasa memperkenalkan ketiganya dengan berbagai genre musik dan lagu.
“Pengasuh kita Abah Erza meminjamkan kita laptop. Di situ ada daftar lagu kesukaan dia. Pas kita dengar, ini musik enak juga. Langsung jatuh cinta sama musiknya,” kata Firdda.
Meski ketiganya kini fokus menggeluti musik metal, sebetulnya masing-masing menyukai musik yang berbeda. Firdda menyukai hip hop, Widi menggemari musik funk seperti Red Hot Chili Peppers, dan Siti menikmati band metal seperti Lamb of God serta System of Down.
Baceprot artinya apa?
Baceprot suku kata dalam bahasa Sunda yang artinya banyak bicara, bawel, atau berisik. Nama tersebut disematkan pada trio metal ini karena lagu-lagunya yang dikenal "berisik".
Selain itu, nama itu diberikan karena mereka sering dianggap berisik dan bawel di sekolah lantaran mereka sering melakukan protes.
"Kalau ada hal yang enggak benar di sekolah, pasti kita protes. Kita juga sering bikin tulisan di mading. Kita disebut anak-anak berisik, makanya dinamakan Voice of Baceprot,” ujar Firdda.
Karena itu, VoB menjadi salah satu grup band metal Tanah Air yang lantang menyuarakan isu sosial. Beberapa lagu kritik sosial itu antara lain "School of Revolution", "Kentut RUUP", hingga "Perempuan yang Merdeka Seutuhnya".
Upaya mereka dalam bermusik tidak selalu berjalan mulus. Mereka sempat mendapat penolakan dari orang tua. Apalagi musik yang mereka bawakan terlalu keras, sehingga oleh keluarga takut dianggap buruk oleh tetangga.
"Teteh (kakak) pernah menelepon sama Abah Erza sambil marah-marah. Aku kan sering pulang sore buat latihan setiap hari. Malu sama tetangga kan cewek,” ujar Euis Siti Aisyah.
Bahkan Siti sempat dikunci di kamar mandi agar tidak bisa berangkat latihan, namun akhirnya bisa kabur. Mereka menjadi terkenal setelah menampilkan cover lagu milik Rage Against The Machine tahun 2015 hingga Slipknot di kanal Youtube.