Menhan Prabowo Subianto Cium Tangan Jenderal Purnawirawan Ini, Netizen: Mantap Pak, Presiden 2024
Sebuah foto yang diunggah di akun Instagram Prabowo Subianto memperlihatkan Menteri Pertahanan Republik Indonesia itu mencium tangan
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Try Sutrisno diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) ada 1956. Pengalaman militer Try Sutrisno pertama adalah pada 1957, ketika ia berperang melawan Pemberontakan PRRI.
Sebelum menjadi ajudan Soeharto, Try Sutrisno sudah mengenal Pak Harto di masa Operasi Pembebasan Irian Barat pada 1962.
Saat itu, Soeharto yang berpangkat Mayor Jenderal ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang bertugas di Sulawesi.
Singkat cerita, pada 1974, Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Pada saat-saat itulah karier suami dari Tuti Sutiawati mulai meroket.
Pada 1978, Try kemudian diangkat ke posisi Kepala Komando Daerah Staf di Kodam XVI/Udayana. Setahun kemudian, ia menjadi Panglima Daerah Kodam IV/Sriwijaya.
Selanjutnya empat tahun kemudian, ia diangkat menjadi Panglima Daerah Kodam V/Jaya dan ditempatkan di Jakarta.
Pada Agustus 1985, pangkat Try Sutrisno naik menjadi Letnan Jenderal TNI sekaligus diangkat menjabat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) mendampingi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) saat itu Jenderal TNI Rudhini.
Tak lama menjabat sebagai Wakasad, pada Juni 1986 atau sepuluh bulan sejak diangkat menjadi Wakasad, Try pun kemudian diangkat menjadi Kasad menggantikan Rudhini.
Ia menjabat sebagai Kasad hanya sekitar satu setengah tahun, karena pada awal 1988 ia dipromosikan menjadi Pangab menggantikan Jenderal TNI LB. Moerdani.
Jenderal TNI Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI tepatnya sejak 1988 hingga 1993. Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Polri.
Banyak peristiwa penting yang patut dicatat selama kepemimpinannya, seperti meletusnya kembali pemberontakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) di Aceh pada pertengahan 1989, menyusul dibubarkannya Kodam I/Iskandarmuda. GPK separatis Aceh tersebut merupakan kelanjutan (kambuhan) dari GPLHT (Gerakan Pengacau Liar Hasan Tiro) yang lahir pada 1976 dan yang telah berhasil ditumpas pada 1982.
Selama dia memimpin, banyak peristiwa separatis yang terjadi. diantaranya peristiwa Santa Qruz, GPK di Aceh dan juga peristiwa Tanjung Priok.
Dipilih menjadi wakil presiden Majelis Permusyawaratan Rakyat masa bakti 1992 -1997 melalui Sidang Umumnya pada 1993, akhirnya memilih Try Sutrisno menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Soeharto, presiden terpilih saat itu.
Fraksi ABRI MPR-RI yang lebih dahulu mencalonkannya, mendahului pilihan terbuka dari Presiden Soeharto ketika itu. Suatu hal yang tidak lazim pada era Orde Baru itu. Konon, Presiden Soeharto merasa di-fait accompli.
Wakil Presiden RI (1993-1998) ini dikenal sebagai seorang negarawan yang jujur, bersahaja, loyal, berdedikasi tinggi dan berpendirian teguh.