Virus Corona Omicron Mulai Mengancam, Protokol Kesehatan, 3T dan Vaksinasi Harus Digencarkan
Virus Corona Varian Omicron mulai mengancam, protokol kesehatan, 3T, dan vaksinasi harus digencarkan
Penulis: Mutiara Suci Erlanti | Editor: Mutiara Suci Erlanti
TRIBUN- Virus Corona Varian Omicron kini mulai mengancam masyarakat dunia.
Apalagi sebentar lagi kita menghadapi periode libur Natal dan Tahun Baru yang sangat berpotensi terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Bukan hanya ancaman lonjakan kasus Covid-19, Virus Corona Varian Omicron menjadi hal penting yang juga peru diwaspadai.
Mengingat Virus Corona Varian Omicron sudah ditemukan di Afrika Selatan dan beberapa negara di Eropa.
Masyarakat harus bekerja sama agar Omicron ini tidak masuk ke Indonesia.
Omicron ini menjadi ancaman dan perlu diwaspadai lantaran disebut varian Virus Corona yang lebih cepat menular.
"Omicron dalah satu jenis varian baru yang baru ditetapkan sebagai varian of concern. Virus covid ini terus bermutasi setiap saat bermutasi ada lagi yang baru ada lagi baru ditemukan seperti dilaporkan baru di tanggal 24 November kemarin di wilayah Afrika Selatan itu dilaporkan di sana ditemukan."
"Dan hanya selang 1 hari jadi hari keduanya tanggal 26 November itu ditetapkan oleh WHO sebagai varian of concern," jelas dr Rosye Arosdiani, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, dalam acara Government Talk, Senin (6/12/2021).
Menurut dr Rosye Arosdiani, tentang varian Omicron ini tetap butuh konsentrasi bersama karena ada hal-hal tertentu yang memang harus diantisipasi karena bisa membahayakan.
"Ternyata hasil penelitian yang saat ini masih terus dilakukan, terakhir ditemukan bahwa penularannya sangat sangat tinggi dibanding dengan varian varian yang sebelumnya. Sehingga dikhawatirkan penyebaran juga begitu cepatnya itu kita harus waspada dengan omicron ini," katanya.
dr Rosye Arosdiani pun memberikan tanggapan soal potensi orang yang sudah pernah terkena Covid-19 atau penyitas covid bisa terpapar Omicron.
"Ini juga yang kita masih lihat. Kenapa sih Omicron begitu berbahaya, penularan yang sangat tinggi ternyata Omicron itu menempel dengan mudah pada tubuh manusia," kata Rosye.
dr Rosye mengatakan, orang yang sudah pernah terkena Covid-19 punya imunitas tubuh kemudian dengan vaksinasi.
"Kita bisa punya imunitas bawaan dengan vaksinasi dan yang alami dengan adanya kita terpapar misalnya untuk yang ini ternyata peneliti masih melakukan penelitian-penelitian. Ada beberapa yang memang yang pernah terkena itu terinfeksi tetapi mungkin kabar baiknya adalah rata-rata yang terinfeksi itu adalah yang belum divaksin."
"Tapi untuk memutuskan bahwa memang betul ini dampak dari vaksinasi atau tidak Itu juga peneliti masih belum sampai tahap di sana ada yang pasti dari kejadian-kejadian bahwa orang ataupun orang-orang yang belum vaksinasi yang banyak ke terkena," jelasnya
Menurut Rosye belum ada Laporan atau mungkin belum terlaporkan juga bahwa kasus yang dengan Omicron ini dengan gejala berat dan rata-rata dengan kasus ringan.
Salah satu cara untuk mencegah penularan Covid-19 khususnya varian Omicron adalah dengan vaksinasi.
Rosye menjelaskan bahwa vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung saat ini sudah di atas 99%.
"Kita masih berjuang ini supaya bisa 100% begitu juga. WHO menyampaikan terkait antara vaksinasi denga Omicron, jadi salah satu yang harus kita lakukan adalah dipastikan setelah mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penularan tadi terutama pada kelompok kelompok rentan.
Rosye menjelaskan, orang yang masuk kelompok rentan adalah lansia ataupun orang-orang dengan sakit komorbid lainnya juga adalah kelompok rentan yang harus dilakukan vaksinasi.
"Walaupun kota Bandung sudah 99%, kita masih menyisakan 1% dan kalau kita lihat dari kelompok data kelompok sasaran ansia belum mencapai 80% yang 1% nya itu adalah termasuk lansia di dalamnya. Juga mungkin yang tersisa ini adalah orang-orang dengan ada penyakit komorbid yang masih ragu-ragu vaksinasi," kata Rosye.
Menurut Rosye, untuk menghadapi Omicron ini masyarakat harus punya daya tahan tubuh yang kuat selain pengetatan yang dilakukan supaya omicron kalau gitu tak masuk ke tubuh.
Rosye pun menjelaskan panduan bagi warga yang belum divaksin karena memili penyakit komorbid.
"Untuk darah tinggi itu kan sampai 180 ya jadi saat di pemeriksaan sebelum vaksinasi kita akan melakukan dulu skrinning, kalau misalnya tensinya di atas 180 itu memang tidak diperkenankan untuk dilakukan vaksinasi."
"Sehingga satu satunya cara adalah dikendalikan dulu, Obatin dulu hipertensinya, saat sudah terkendali tak ada tensinya sudah dibawa 180 silakan datang ke tempat vaksinasi untuk bisa dilakukan vaksinasi," jelasnya.
Untuk penderita diabetes, lanjut Rosye jika kadar gulanya memang sangat tinggi dan tidak terkendali.
Tapi saat terkendali kadar gulanya, itu diperkenankan untuk dilakukan vaksinasi.
"Jadi dampak dari proses penyuntikannya kan ya namanya orang dengan hipertensi disuntik ya. itu Yang dihawatirkan kenapa tidak diperbolehkan saat vaksinasi. Jadi kalau sudah tensinya turun gulanya juga terkendali itu bisa dilakukan vaksinasi," kata Rosye.
Rosye mengatakan, kelompok-kelompok dengan komorbid inilah yang harus mendapatkan perlindungan dari vaksinnya karena mereka akan lebih rentan ya dibanding dengan orang-orang lain pada umumnya.
"Ini kita sudah bicara pengalaman kita selama hampir 2 tahun dengan covid ini. Ternyata ketika menyerang orang-orang dengan komorbid memang berat untuk mereka," katanya.
Rosye pun menanggapi soal adanya kabar pencegahan dengan cara vaksinasi sampai dosis ketiga.
"Belum, kita masih kebijakannya adalah sampai akhir Desember ini kita semuanya harus 100% dari sasaran yang ditetapkan. Kemudian untuk yang ketiga masuk untuk tenaga kesehatan dan pendukungnya. Karena mereka akan berhadapan langsung dengan pasien jadi risikonya juga sangat tinggi," jelasnya
Rosye mengatakan pemerintah memang sudah mewacanakan tahun-tahun yang akan datang mungkin sudah harus dipikirkan untuk dosis ketiga untuk masyarakat umum.
Saat ini Kemenkes sendiri bersama dengan fakultas kedokteran UNPAD dan beberapa kota lainnya juga melakukan penelitian jenis vaksin yang mana yang cocok untuk dosis ketiga untuk masyarakat di tahun yang akan datang
"Jadi bukan gara-gara Omicron datang, Pemerintah sudah mewacanakan untuk pemberian dosis ketiga di tahun-tahun kedepan. Ini masih dalam penelitian jenisnya yang mana yang akan kita pakai,"
Menuru Rosye, sampai hari ini kasus Covid-19 di Kota Bandung lebih terkendali.
"Yang penting itu kan kasus positivity rate yang artinya kasus sedikit kalau tidak ada yang diperiksa ya pasti akan ketemu gitu ya. kita bisa mempertanggungjawabkan karena lab melakukan pemeriksaanitu dilakukan hampir 4000-5000 setiap harinya,"
"Jadi Alhamdulillah ini saat ini sedang baik-baik saja, betul sekali tahun di level 2, tanggal 24 besok ini pemerintah akan menetapkan level 3 untuk seluruh Indonesia," jelasnya
Tujuannya adalah, lanjut Rosye untuk membatasi pergerakan manusia agar penularan Covid-19 bisa dicegah.
"Sayang ya sudah luar biasa, kita lelah sekali kita juga berdarah-darah ya. Saya yakin semua pihak ikut serta mengawal gitu. Jadi memang prinsipnya adalah prokes 5 m itu tetap jadi pegangan," katanya.
Dia menjelaskan vaksinasi saat nataru tetap dilaksanakan dan dia berharap mudah-mudahan vaksinasi dosis satu sudah 100%.
Jika masih ada masyarakat yang belum divaksinasi, pihaknya memberikan pelayanan vaksinasi.
"Karena 100% ini bukan hanya untuk penduduk kota Bandungnya, tetapi semua orang yang berkegiatan di kota Bandung kan banyak yang KTP nya dimana tapi aktivitasnya ada di kota Bandung,"
"Tak perlu khawatir silakan datang ke Puskesmas. mereka bisa langsung ke Puskesmas," jelasnya.
Rosye pun membagikan beberapa hal guna mencegah penularan Covid-19 khususnya varian Omicron.
"Ada beberapa hal yang pertama kita waspadai. Omicron Ini karena belum terdeteksi masuk ke Indonesia. Nah jadi yang memerintah pusat lakukan atau kita semua pintu masuk negara dijaga yaitu tempat-tempat di mana dari luar negeri masuk ke Kota Bandung," jelasnya.
Kota Bandung pintu masuk negara, lanjunya, yaitu di Bandara Husein otoritasnya adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan punya Kementerian Kesehatan.
"Jadi untuk warga Bandung yang baru berpergian dari mana, kalau udah di luar negeri sekarang harus karantina dulu, di PCR dulu, karantina dulu 14 hari, kemudian karantina dicek ulang. Mohon semuanya untuk bisa mematuhi itu gitu ya jangan kabur ya pernah ada yang kabur," katan Rosye.
Tujuan utamanya, meurut Rosye untuk memastikan bahwa tidak ada virus yang masuk ke Indonesia karena kalau sudah jauh masuk di masyarakat akan jauh lebih sulit mendeteksinya
Rosye karena beberapa negara untuk Omicron ini terlihat bahwa ada juga laporan yang mereka tuh belum pernah ke mana-mana itu dilaporkan di Jerman dan di beberapa negara Eropa yang ternyata jenisnya adalah omicron.
"Dia tidak pernah bepergian ke mana-mana rupanya sudah terjadi penularan di komunitas di masyarakat yang mungkin diambil bawanya adalah dari yang berpergian yang mungkin tak mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Kemudian pihaknya di dinas kesehatan itu rutin melakukan sekuensi atau mengecek varian apa terutama untuk yang positif dari pelaku perjalanan kalau yang telah perjalanan aja.
"Tapi jangan sampai menyebar seperti yang sudah terjadi di beberapa negara eropa yang tidak pernah ke mana-mana jadi positif Omicron," katanya.
Untuk kasus-kasus covid sendiri dan menghadapi Natal sekarang, dirinya memohon agara masyarakat bekerja sama.
Menurutnya, untuk kita bisa keluar dari pandemi ini, ada tiga hal yang harus dilakukan. Per pertama adalah kita tetap patuh pada protokol kesehatan 5M.
"Kita menggunakan masker mencuci tangan, kemudian menjaga jarak, membatasi pergerakan dan menghindari kerumunan itu masih menjadi senjata kita apapun jenis varian virusnya. Jadi kita harus bersama-sama mematuhi 5M," kata Rosye.
Kedua adalah 3T adalah tracing testing dan treatment.
"Jadi kalau ada yang terpapar positif misalnya keluarga atau siapapun mohon semua yang kontak erat itu diperiksa," jelasnya
Terakhir adalah vaksinasi. Menurutnya walaupun vaksinasi Kota bandung sudah 99% lebih, tapi tetap terutama untuk kelompok kelompok rentan yang belum vaksinasi silakan menghubungi puskesmas.
"Untuk kita bisa bersama-sama keluar dari pandemi ini," kata Rosye. (Mutiara)