Detik-detik Jadi Panglima TNI, Jenderal Andika Diterpa Isu Pelanggaran HAM di Papua, Begini Katanya
Jenderal Andika Perkasa mengaku terbuka atas kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua, yang disebut-sebut melibatkannya.
TRIBUNCIREBON.COM - Jenderal Andika Perkasa sudah hampir dipastikan menjadi Panglima TNI baru.
Bahkan hari ini, Senin (8/11/2021) Komisi 1 DPR RI akan menggelar rapat paripurna dan mengesahkan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Namun detik-detik pengesahan sang calon Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa jadi Panglima TNI, santer beredar isu dugaan pelanggaran HAM di Papua.
Menanggapi hal itu Jenderal Andika Perkasa mengaku terbuka atas kasus dugaan pelanggaran HAM di Papua, yang disebut-sebut melibatkannya.

Ia mengaku tidak takut apabila kasus tersebut dibuka kembali.
"Saya benar-benar terbuka kalau memang ada dugaan atau apa, saya terbuka," kata Andika dilansir Tribun-Papua.com dari laman Kompas.com, Senin (8/11/2021).
"Monggo, enggak ada keraguan atau ketakutanlah," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Sebelumnya, sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mendesak DPR segera mendalami dugaan keterlibatan Jenderal Andika Perkasa dalam kasus pembunuhan tokoh Papua, Theys Hiyo Eluay.
Koalisi berpendapat, penghormatan terhadap HAM menjadi poin penting dalam profesionalitas TNI, sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 huruf d UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa akan Disahkan Sebagai Panglima TNI Hari Ini di Sidang Paripurna DPR RI
Dikutip dari situs Deutsche Welle, Theys dibunuh usai menghadiri undangan peringatan Hari Pahlawan di markas Kopassus di Jayapura.
Saat itu, empat perwira dan tiga serdadu Kopassus diadili lantaran kasus tersebut.
Surat yang dikirim oleh Agus Zihof, ayah seorang terdakwa, yaitu Kapten Inf Rionardo, kemudian menyeret Andika Perkasa dalam pusaran hitam pelanggaran HAM di Papua.
Surat Agus kepada KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu itu mengisahkan anaknya dipaksa mengakui pembunuhan Theys oleh seorang yang bernama Mayor Andika.
Ketika dilantik sebagai KSAD pada November 2018 lalu, Andika juga telah menyatakan bahwa ia tidak mempersoalkan jika ada pihak-pihak yang mengait-ngaitkan dirinya dengan peristiwa pembunuhan Theys.
"Monggo, enggak ada alasan bagi saya untuk melarang itu," ujar Andika di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11/2018).