Citilink QJ-812 Tertahan 1 Jam di Langit, Iwan: Pesawat Tak Perlu Berputar-putar saat Cuaca Ekstrem

Kabar tentang pesawat Citilink QJ-812 yang sempat berputar-putar selama 58 menit sebelum mendarat di Bandara Husein Sastranegara sempat jadi sorotan

Editor: dedy herdiana
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
ILUSTRASI Pesawat Citilink 

Laporan Wartawan Tribun  Jabar, Putri Puspita

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Kabar tentang pesawat Citilink QJ-812 yang sempat berputar-putar selama 58 menit sebelum mendarat di Bandara Husein Sastranegara sempat menjadi sorotan.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis malam (21/10/2021). 

Pesawat Citilink QJ-812 berputar-putar sekitar 1 jam di sekitar Bojongsoang-Ciparay Kabupaten Bandung.

Pada hari itu sebagian besar wilayah Bandung memang dilanda hujan deras disertai angin dan petir, atau cuaca ekstrem.

ILUSTRASI Pesawat Citylink
ILUSTRASI Pesawat Citylink (Tribun Cirebon/Eki Yulianto)

Adanya fenomena pesawat yang berputar-putar sebelum mendarat ini, Bandara Husein Sastranegara menyatakan hal ini lazim terjadi di saat adanya cuaca ekstrem.

Executive General Manager Bandara Husein, Iwan Winaya mengatakan, aksi pesawat yang berputar-putar itu memang standar yang harus dilakukan.

Apalagi, kata Iwan jika cuaca sedang buruk di sekitar kawasan pendaratan hingga menyebabkan penglihatan terbatas.

"Visibility ( jarak pandang) saat itu hanya 1.000 meter, sedangkan untuk landing (mendarat) minimalnya itu 1.800 meter," kata Iwan, Jumat (22/10/2021). 

Iwan menjelaskan pada akhirnya, pesawat yang membawa 85 penumpang dengan keberangkatan dari Medan (KNO) menuju Bandung (BDO) itu akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat.

Menurut Iwan, adanya Iwan itu tidak musti membuat pesawat perlu berputar-putar terlebih dahulu. 

Baca juga: Diduga Gara-gara Anak Kecil Pintu Pesawat Citilink Terbuka, Mendarat Mendadak, Ini Kronologinya

Karena menurutnya, pesawat bisa mendarat meski cuaca ekstrem apabila penglihatan tetap bagus.

Sehingga Iwan mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik ketika melihat fenomena tersebut. 

Pasalnya hal itu merupakan keputusan seorang pilot yang didukung penuh dengan data-data.

"Ada beberapa plan, misalnya kemarin tidak ada perubahan cuaca, pesawat akan dialihkan ke Halim, atau Cengkareng, sampai cuaca baik lagi, baru akan terbang lagi ke Bandung," kata Iwan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved