Tragedi Susur Sungai Cileueur

Penanggung Jawab Susur Sungai Cileueur yang Telan 11 Korban Siswa MTs Sudah Diperiksa, Ini Hasilnya

Menyusul kemudian sejumlah pihak dari MTs Harapan Baru Cijantung juga sudah dimintai keterangan langsung di MTs Harapan Baru baik itu penanggung jawab

Editor: Machmud Mubarok
tribunjabar/andri m dani
Warga dimintai keterangan sebagai saksi oleh kepolisian di aula Desa Utama menyusul tragedi Sungai Cileueur, Ciamis, Sabtu (16/10). 

Laporan Kontributor Ciamis, Andri M Dani

TRIBUNCIREBON.COM, CIAMIS - Pihak Polres Ciamis telah memeriksa 12 orang saksi, termasuk penanggung jawab kegiatan susur sungai Cileueur. Pemeriksaan itu untuk mengetahui konstruksi kejadian yang telah menyebabkan  meninggalnya 11 siswa MTs Harapan Baru Cijantung  tenggelam di Leuwi Ili Jumat (5/10) sore lalu.

Mereka yang diperiksa adalah  warga yang berada di lokasi saat kejadian maupun dari guru pembina dari sekolah dan penanggung jawab kegiatan.

“Prosesnya masih dalam tahap penyilidikan. Sudah ada 12 saksi yang dimintai keterangan, baik dari warga maupun dari guru pembina di MTs,” ujar Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi yang didampingi Kasat Reskrim AKP Afrizal  Wahyudi Ahmad dan KasubagHumas Polres Ciamis Iptu Magdalena kepada para wartawan Rabu (20/10).

Selain telah melakukan olah lokasi kejadian (TKP) Sabtu (16/10) lalu, pihak Polres Ciamis  juga sudah memintai keterangan  sejumlah warga yang berada di lokasi kejadian Jumat (15/10) sore tersebut. Warga dimintai keterangan di Balai Desa Utama.

Menyusul kemudian sejumlah pihak dari MTs Harapan Baru Cijantung juga sudah dimintai keterangan langsung di MTs Harapan Baru baik itu penanggung jawab maupun guru pembina.

Baca juga: Penyelam Susah Tidur dan Susah Makan, Terus Terbayang Wajah Korban Susur Sungai Yang Dia Selamatkan

Penanganan kasus meninggalnya 11 siswa MTs Harapan Baru saat berkegiatan di Leuwi Ili Jumat (15/10) sore lalu itu juga melibatkan Unit PPA Polda Jabar.

Menurut Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi, dari keterangan yang diperoleh, bahwa yang terjadi Jumat (15/10) sore tersebut adalah kegiatan “bebersih” sampah di sisi sungai.

Karena kegiatannya di sisi sungai untuk memungut sampah, tidak diperlukan peralatan safety yang maksimal.

“Kegiatannya hanya kegiatan di sisi sungai untuk memungut sampah. Tidak ada kegiatan untuk menyeberang. Makanya kami masih mendalami, kenapa ada siswa yang berada di tengah sungai. Sehingga terjadilah kejadian tersebut,” katanya.

Kegiatan bebersih sampah di sisi sungai tersebut menurut Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narso Adhi tidak diketahui oleh pihak MTs apalagi pihak Ponpes Cijantung.

“Kegiatan tersebut tidak diketahui oleh pihak MTs, apalagi pihak Pondok Pesantren ,” ujar AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi.

Baca juga: Sungai Cileueur Ciamis Disebut Angker, Siswa Ini Kabur Ketakutan Ikut Susur Sungai, Ini Katanya

Kegiatan bebersih sampah di sisi sungai tersebut katanya merupakan inisiatif penanggung jawab. Penanggung jawab tersebut kemudian mengajak guru pembina lainnya, sebanyak 11 orang.

Pada kesempatan tersebut AKBP Wahyu  Broto Narsono Adhi tidak atau belum menyebut identitas atau inisial penanggung jawab yang dimaksud.

Kejadian yang telah menyebabkan 11 siswa meninggal tengelam di Leuwi Ili Jumat (15/10) sore tersebut katanya masih dalam proses penanganan. Masih dalam proses penyelidikan, belum penyidikan. (andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved