Kasus Pelajar Kuningan Tenggelam Saat Susur Sungai di Ciamis, Bupati: Banyak Kegiatan Alam Lainnya
penyelenggara lembaga pendidikan dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler tidak seharusnya berbasis alam terbuka
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kematian Fahrurozi Dwiki Hermawa (12) pelajar asal Kuningan, akibat tenggelam di Sungai daerah Kabupaten Ciamis, membuat Bupati Kuningan H Acep Purnama prihatin.
"Turut berdukacita atas meninggalnya pelajar dan semoga orang tua korban diberi ketabahan," kata Acep disela kegiatan penyambutan Atlet Kuningan yang berhasil boyong prestasi di PON XX Papua, di Pendopo Kompleks Setda Kuningan, Jalan Siliwangi, Senin (28/10/2021).
Terjadi musibah demikian, Acep menyarankan kepada penyelenggara lembaga pendidikan dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler tidak seharusnya berbasis alam terbuka seperti demikian. Karena hal itu bisa berakibat pada yang tidak diinginkan.
"Untuk kegiatan alam seperti itu, kami mohon untuk di Lembaga Pendidikan di Kuningan tidak harus menggunakan alam untuk kegiatan ekstrakurikuler sekolah, banyak cara selain melibatkan alam kok," katanya.
Terpisah saat dihubungi Asep sekaligus Kepala Lurah Pakembaran, Desa Puncak Kecamatan Cigugur, mengatakan, pascapemakaman beberapa hari lalu, kedua orang tua korban terlihat lapang dada.
Baca juga: Kades Utama Usulkan Leuwi Ili di Sungai Cileueur Diurug Agar Dangkal, Harus Pakai Kawat Bronjong
Baca juga: Kunjungi Rumah Para Korban Susur Sungai Cileueur, Bupati Majalengka Janji Pulihkan Trauma Faisal
"Awalnya emang gak mau bicara apalagi di wawancara, sekarang kedua orang tua sudah iklas benar dengan kejadian yang menimpa anaknya," ujar Asep.
Berita sebelumnya, Fahrurozi Dwiki Hermawa (12), warga Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kuningan, yang menjadi korban tenggelam di Sungai di Ciamis sudah di makamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. "Tadi proses pemakaman jam 7 pagi," ungkap Yoyon warga setempat saat memberikan keterangan kepada Tribuncirebon.com, Sabtu (16/10/2021).
Yoyon menyebut prosesi pemakaman tadi berlangsung, diketahui setelah Ayah korban yaitu Ahmad Yani (43) tiba di lingkungan rumah duka dari daerah rantaunya di Kota Tanggerang.
"Tadi Rama (Bapaknya) korban tidak ikut gotong keranda ke lokasi pemakaman. Ramanya terlihat lemas dan hanya melakukan tabur bunga saja," kata Yoyon lagi.
Kondisi lemas tejadi pada Ayah korban, Yoyon menduga akibat kejadian yang menimpa anaknya hingga meninggal.
"Ramanya lemas itu karena sok, ya kita maklumi saja ketika seseorang mendapat musibah mungkin yang akan dirasakan kita juga sama," ujarnya.
Berbeda dengan Ibunya, yaitu Atikah (41) diketahui sering alami jatuh pingsan. Ibu korban jatuh pingsan sejak melakukan penjemputan korban yang usai di evakuasi di RSU Ciamis.
"Tadi ibu korban, itu selalu jatuh pingsan. Kejadian pingsan itu dari semalaman," kata Yoyon seraya menambahkan, kalau kakak dari pelajar korban tadi pulang dari Bandung jam 4 pagi jelang waktu Subuh.
Baca juga: INILAH Pengakuan Tresna Puspita Peraih 2 Medali Emas PON Papua 2021, Bertanding Saat Cedera
Baca juga: Perut Siti Badriah Makin Membesar, Usia Kandungan Sibad Masuk Berapa Bulan?
Baca juga: Kasihan, Atlet PON XX Papua Asal Kota Bandung Tak Dapat Bonus dari Pemkot, Oded: Tak Ada di APBD