Tanggapan Psikolog soal Gibran yang Sempat Hilang 6 Hari di Gunung Guntur Ungkap Pengalaman Mistis
Pengalaman mistis yang dialami Muhammad Gibran Arrasyid (14) saat hilang selama 6 hari di Gunung Guntur banyak mendapat perhatian khalayak.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pengalaman mistis yang dialami Muhammad Gibran Arrasyid (14) saat hilang selama 6 hari di Gunung Guntur banyak mendapat perhatian khalayak.
Cerita mistis tersebut memang tidak bisa dicerna oleh akal sehat.
Meski demikian, untuk lebih memperkaya pemahaman soal kondisi seseorang sudah mengalami hilang di suatu tempat termasuk di gunung, simak penjelasan Psikolog berikut ini.
Psikolog Unpad, Aulia Iskandarsyah mengatakan bahwa kejadian yang menimpa Gibran ini dapat menjelaskan beberapa hal.
Pertama, penuturan yang disampaikan Gibran setelah dievakuasi bisa saja merupakan pengalaman dan penghayatan pribadinya yang dihasilkan dari proses mengingat kembali.

Baca juga: Gibran Ditemukan Sedang Duduk, Kuncen Gunung Guntur Ungkap Detik-detik Penemuannya dan Paku Bumi
"Jika seseorang baru saja mengalami kejadian atau peristiwa yang dahsyat, menakutkan, dan traumatik, bisa saja dia mengalami yang namanya post traumatic stress yang sangat memungkinkan proses mengingat peristiwa menjadi tak utuh, kabur, atau urutan dan kejelasan kejadian bisa saja salah," katanya saat dihubungi, Minggu (26/9/2021).
Biasanya, lanjut dia, seseorang akan berusaha merangkaikan fragmen ingatan-ingatan yang dia ingat menjadi suatu uraian cerita yang bisa dia mengerti dan pahami, meskipun secara aktual tak seperti itu.
Kedua, pada orang-orang tertentu ada yang memiliki kecenderungan atau hypersensitive untuk melihat hal-hal yang samar menjadi suatu bentuk tertentu, sosok tertentu atau gambaran tertentu.
"Fenomena ini disebut sebagai Pareidolia. Inilah yang kemudian menerangkan hal-hal yang dilihat pada orang-orang yang melaporkan telah alami pengalaman paranormal. Dari segi psikologi, hal yang jadi prioritas adalah melakukan penanganan yang intensif baik secara fisik maupun psikologis pada Gibran agar dapat pulih kembali kondisi fisik juga psikologisnya," katanya.
Dia pun menegaskan bukan hal yang prioritas untuk memvalidasi ingatan-ingarannya dari pengalaman Gibran.
Jikapun akan melakukan identifikasi atau pencatatan pengalaman yang lebih menyeluruh, Aulia menyebut sebaiknya dilakukan setelah kondisi fisik dan psikologisnya pulih.
Sebelumnya, Muhammad Gibran Arrasyid (14) yang mengaku ada sosok yang menyuguhkan makan selama hilang di Gunung Guntur.
Diketahui Gibran dinyatakan hilang pada Minggu (19/9/2021). Gibran ditemukan dalam keadaan selamat pada Jumat (24/9/2021).
Gibran menceritakan kondisinya selama berada di Gunung Guntur sedirian.
Ia mengaku tiba-tiba terbangun di salah satu sungai padahal sebelumnya berada di tenda saat teman-temannya melanjutkan perjalanan ke puncak.
"Tiba-tiba bangun ada di sungai. Sungainya warna kuning, airnya jernih," ujarnya kepada Tribunjabar.id di Puskesmas Tarogong, Jumat (24/9/2021).
Gibran juga menceritakan tak pernah merasakan adanya malam hari selama hilang.
"Enggak ada malam. Siang hari, terang," ucapnya.
Gibran menjelaskan, dia meminum air sungai dan makan daun selama berada di Gunung Guntur.

Ia mengaku ada sosok yang menyuguhkan makanan namun ia tidak memakannya dan memilih untuk minum air sungai.
Sosok tersebut, menurutnya, berjumlah lima orang dengan pakaian yang serba putih.
"Ditawarin nasi sama ada ikan, orangnya putih, perempuan tiga, laki-laki dua," ucapnya.
Baca juga: Detik-detik Gibran Ditemukan di Curug Koneng Gunung Guntur, Pencari Sebelumnya Pernah ke Sana
Setelah dicari, Gibran kemudian ditemukan oleh seorang warga terjatuh dari tebing.
Ia mendengar teriakan warga yang tidak jauh dari tempatnya yakni di kawasan Curug Koneng.
"Pas jatuh saya mendengar ada bapak-bapak teriak nama," ucapnya.
Gibran ditemukan sekira pukul 16.30 WIB dalam keadaan selamat dan sehat. Dia kini tengah beristirahat di Puskesmas Tarogong.
Terjunkan 100 orang
Selama hilang, Gibran dicari 100-an orang.
Ketua Forum Kordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan Daerah (FKP3D), Agus Nurjaman, mengatakan, pencari juga berasal dari Kompi 4 Batalyon Pelopor A SatBrimob Polda Jabar dan Dalmas Polres Garut.

Cerita hilangnya Gibran pada Minggu (19/9) pagi, berawal saat semua rombongan meneruskan mendaki ke puncak Guntur.
Namun Gibran tidak ikut dengan memilih berdiam diri di tenda pos tiga.
Gibran saat itu ditemani oleh teman perempuannya, namun berada di tenda berbeda.
Saat rombongan kembali dari puncak, Gibran tidak ditemukan di tendanya.
Disisir hingga Puncak Gunung
Pada Jumat pagi Tim Sar Gabungan terus mencari Gibran.
Agus Nurjaman mengatakan, semua gabungan tim pencarian menyisir Pos Tiga hingga puncak Gunung Guntur.
"Hasilnya siang ini masih belum ditemukan, kami sedang melakukan penelusuran dari Pos Tiga hingga puncak," ujarnya.

(*)