Hal Aneh Soal Gibran Hilang di Gunung Guntur, di Hari Ke-1 Tak Terlihat Hingga Tidak Merasakan Malam
Selama pencarian di Gunung Guntur terungkap sejumlah keanehan. Baik hal aneh yang dirasakan Gibran maupun oleh petugas pencarian.
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNCIREBON.COM, GARUT - Muhammad Gibran Arrasyid (14) remaja yang hilang di Gunung Guntur akhirnya ditemukan tim SAR gabungan. Jumat (24/9/2021) sore.
Selama pencarian di Gunung Guntur terungkap sejumlah keanehan. Baik hal aneh yang dirasakan Gibran maupun oleh petugas pencarian.
Gibran diketahui ditemukan di kawasan Curug Koneng Gunung Guntur.
Sebelumnya Gibran dinyatakan hilang sejak Minggu pagi.
Selama pencarian Gibran, terungkap ada hal-hal aneh yang dirasakan terjadi.
Bukan hanya yang dirasakan Gibran selama 6 hari hilang di Gunung Guntur, tapi juga dirasakan petugas yang melakukan pencarian.
Bripda M Septian Efintiar anggota Samapta Polres Garut menceritakan detik-detik Gibram ditemukan.
Gibran diketahui ditemukan sedang duduk seorang diri.

Hari pertama pencarian dirinya sempat menuju lokasi ditemukannya Gibran namun tidak melihat sosok remaja berumur 14 tahun tersebut.
Di hari ke enam pencarian dirinya mendatangi kembali lokasi tersebut dan ditemukan Gibran sedang dalam posisi duduk.
"Sempat ke tempat yang sama tapi tidak ditemukan, hari keenam ini ditemukan di tempat itu, posisinya lagi duduk," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id.
Septian mengatakan Gibran ditemukan dalam kondisi sehat dan terdapat luka kecil di kakinya.
"Gibran pas turun mau jalan sendiri, tapi kami gendong karena ada luka di kakinya," ucapnya.
Gibran kini tengah mendapat perawatan intensif di Puskesmas Tarogong.
Baca juga: 6 Hari Hilang di Gunung Guntur Garut, Gibran Ditemukan Tim SAR dalam Kondisi Selamat
Penuturan Gibran: Seperti Ada yang Beri Makanan
Gibran dinyatakan hilang pada Minggu (19/9/2021). Dia ditemukan dalam keadaan selamat pada Jumat (24/9/2021).
Gibran menceritakan keadaanya selama berada di Gunung Guntur seorang diri.
Ia mengaku tiba-tiba terbangun di salah satu sungai padahal sebelumnya berada di tenda saat teman-temannya melanjutkan perjalanan ke puncak.
"Tiba-tiba bangun ada di sungai. Sungainya warna kuning, airnya jernih," ujarnya kepada Tribunjabar.id di Puskesmas Tarogong, Jumat (24/9/2021).
Gibran juga menceritakan tak pernah merasakan adanya malam hari selama hilang.
"Enggak ada malam. Siang hari, terang," ucapnya.
Gibran menjelaskan, dia meminum air sungai dan makan daun selama berada di Gunung Guntur.
Ia mengaku ada sosok yang menyuguhkan makanan namun ia tidak memakannya dan memilih untuk minum air sungai.
Sosok tersebut, menurutnya, berjumlah lima orang dengan pakaian yang serba putih.
"Ditawarin nasi sama ada ikan, orangnya putih, perempuan tiga, laki-laki dua," ucapnya.
Setelah dicari, Gibran kemudian ditemukan oleh seorang warga terjatuh dari tebing.
Ia mendengar teriakan warga yang tidak jauh dari tempatnya yakni di kawasan Curug Koneng.
"Pas jatuh saya mendengar ada bapak-bapak teriak nama," ucapnya.
Gibran ditemukan sekira pukul 16.30 WIB dalam keadaan selamat dan sehat. Dia kini tengah beristirahat di Puskesmas Tarogong.
Setelah 6 Hari Hilang
Muhammad Gibran Arrasyid (14) remaja yang hilang di Gunung Guntur akhirnya ditemukan tim SAR gabungan. Jumat (24/9/2021) sore.
Gibran diketahui ditemukan di kawasan Curug Koneng Gunung Guntur.
Sebelumnya Gibran dinyatakan hilang sejak Minggu pagi.
"Ya ditemukan, dalam kondisi selamat," ujar Ketua Forum Kordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan Daerah (FKP3D), Agus Nurjaman saat diwawancarai Tribunjabar.id.
Baca juga: Sudah 3 Hari Gibran Hilang di Gunung Guntur, Orangtuanya Berharap Anaknya Itu Tahan Lapar dan Haus
Baca juga: Anggota DPR RI Nekat Gelar Pernikahan di Solo Akhirnya Dibubarkan, Ini Tanggapan Gibran Rakabuming
Saat ini Gibran dalam perjalanan turun gunung bersama tim pencarian.
Proses pencarian kali ini menerjunkan lebih dari seratus orang, dibantu oleh Kompi 4 Batalyon Pelopor A Sat Brimob Polda Jabar dan Dalmas Polres Garut
Muhammad Gibran Arrasyid hilang sejak Minggu (19/9) pagi, semua rombongan Gibran meneruskan mendaki ke puncak Guntur, namun Gibran memutuskan untuk tidak ikut dengan memilih berdiam diri di tenda pos tiga.
Gibran saat itu ditemani oleh teman perempuannya, namun berada di tenda berbeda.
Saat rombongan kembali dari puncak, Gibran tidak ditemukan di tendanya dan dinyatakan hilang hingga hari ini.
Diberitakan sebelumnya, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dengan kepolisian sektor Tarogong Kaler menutup sementara jalur pendakian Gunung Guntur, pasca hilangnya Muhammad Gibran Arrasyid (14).
"Untuk jalur pendakian di tempat lain yang mengarah ke Gunung Guntur ditutup, imbauan sementara jangan ke sana karena sedang pencarian orang hilang," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Rabu (22/9/2021).
Penutupan jalur pendakian menurutnya dilakukan hingga batas pencarian survivor yaitu selama tujuh hari.
Baca juga: Gibran Hilang di Gunung Guntur, Petugas Sempat Kesulitan Saat Lakukan Pencarian Karena Kendala Cuaca

Namun menurutnya waktu tersebut bisa saja bertambah hingga batas yang belum ditentukan.
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian dengan menerjunkan 100 personil gabungan termasuk Polri, Basarnas, BKSDA dan warga sekitar.
Gibran diketahui pertama kali hilang saat sedang menunggu teman-temannya menuju puncak.
Ia menolak ikut ke puncak dengan lebih memilih berdiam diri di tenda yang berada di pos tiga.
Jarak antara pos tiga dan puncak gunung guntur memakan waktu enam jam perjalanan.
Yeni orangtua Gibran berharap anaknya baik-baik saja setelah dua malam hilang di gunung yang memiliki ketinggian 2.249 MDPL itu.
Baca juga: Sudah 3 Hari Gibran Hilang di Gunung Guntur, Orangtuanya Berharap Anaknya Itu Tahan Lapar dan Haus
"Mudah-mudahan anak saya dalam keadaan sehat, kami khawatir takut dia haus atau lapar," ujarnya melalui video yang diterima Tribunjabar.id melalui Kapolsek Tarogong Kaler, Iptu Masrokan.
Yeni optimis anaknya tersebut bisa bertahan hidup hingga tim pencarian menemukannya.
"Mudah-mudahan Gibran dikuatkan, nahan lapar nahan haus sampai ditemukan kembali oleh tim pencarian," ungkapnya.
Yeni (47), orangtua Gibran, berharap anaknya baik-baik saja setelah dua malam hilang di gunung yang memiliki ketinggian 2.249 mdpl itu.
"Mudah-mudahan anak saya dalam keadaan sehat, kami khawatir takut dia haus atau lapar," ujarnya melalui video yang diterima Tribunjabar.id melalui Kapolsek Tarogong Kidul, Iptu Masrokan, Selasa (21/9/2021).
Yeni optimistis anaknya tersebut bisa bertahan hidup hingga tim pencarian menemukannya.
"Mudah-mudahan Gibran dikuatkan, nahan lapar nahan haus sampai ditemukan kembali oleh tim pencarian," ungkapnya.
Baca juga: Timor Leste Bakal Ketiban Durian Runtuh, Siap Terima Pendapatan yang Sudah Lama Dikuasai Negara Ini
Baca juga: Empat Pendaki Diduga Tersesat di Gunung Patuha Ciwidey, Kantor SAR Bandung Turunkan Tim Rescue
Saat ini Yeni dan suaminya saat ini tengah membantu proses pencarian anak kesayangannya bersama tim SAR gabungan.
"Belum ada kabar hingga saat ini, kami pun meminta bantuan dari semuanya agar anak kami segera ditemukan," ungkapnya.
Kronologi
Kapolsek Tarogong Kidul Iptu Masrokan mengatakan Gibran dan 13 orang temannya mendaki Gunung Guntur pada Sabtu (18/9/2021) pukul 16.00 WIB.
"Gibran dan rombongan sampai di Pos Tiga area camping pada Sabtu petang dan menginap di pos 3," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Senin (20/9/2021).
Masrokan menjelaskan pada Minggu subuh hari ke-13 orang rombongannya berniat melanjutkan pendakian ke puncak gunung guntur.
Namun menurutnya Gibran tidak mengikuti rombongan dan memilih berdiam diri di tenda Pos Tiga.
"Rombongan yang 13 kemudian kembali turun ke pos pada pukul delapan pagi dan mendapati rekannya atas nama Muhammad Gibran Arrasyid tidak ada di tenda," ungkapnya.
Setelah melakukan pencarian dan tak kunjung ditemukan akhirnya rombongan pendaki turun dan melaporkan ke petugas yang berjaga di pos pertama.(*)