Peristiwa Mencekam G30S PKI

Nasib Tragis Cakrabirawa Pasukan Elite Presiden Dihabisi Setelah Terlibat Pembunuhan dalam G30SPKI

Adalah Cakrabirawa pasukan elite Presiden Soekarno yang menghabisi nyawa 7 Jenderal, pahlawan revolusi.

Editor: Mumu Mujahidin
Istimewa
Presiden Soekarno dan Pasukan Cakrabirawa yang menjadi pengawalnya. 

Saat itu, pasukan ini dinilai berhasil mengungsikan rombongan Presiden dan Wapres ke Yogyakarta.

Kemudian, pada 1947 Said Soekanto membentuk kesatuan khusus bernama Pasukan Pengawal Presiden (PPP) dan dikomandani oleh Mangil.

Tugas utama PPP adalah menjaga keselamatan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh anggota keluarganya.

Hingga tahun 1962, meski sudah mendapatkan pengawalan dari PPP, upaya pembunuhan terhadap Sukarno masih terjadi.

Mengingat banyak ancaman yang mengincar jiwa Sukarno

Jenderal AH Nasution mengajukan untuk membebntuk pasukan pengawal istana Presiden ( PPIP).

Hal itu disampaikan Letkol CPM Sabur menghadap Sukarno ke Istana Merdeka soal rencana pembentukan pasukan yang lebih sempurna itu.

Namun, saat itu Presiden Sukarno menolaknya.

Pasalnya secara bersamaan Mangil sudah membentuk Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang dirasa Sukarno sudah cukup.

Namun, Letkol CPM Sabur ajudan Presiden tetap mendesak Sukarno untuk membentuk PPIP hingga disetujui.

Dalam pembentukkannya, Sukarno menunjuk Letkol CPM Sabur sebagai komandan dan dipercaya merekrut anggot PPIP tersebut.

Tak ayal, PPIP pun dibentuk yang pasukannya berasal dari semua angkatan TNI AD, AU, AL dan kepolisian.

Pasukan tersebut diresmikan Sukarno pada 6 Juni 1962 dan berganti nama menjadi Cakrabirawa.

Baca juga: Terkuak Penyebab Mengapa Soeharto Tak Diculik dan Dibunuh PKI Seperti Jenderal Lain dalam G30S/PKI

Letkol Subur tetap ditunjuk menjadi komandan dan mendapat kenaikkan pangkat sebagai Brigjen.

Sementara wakil komandan dijabat oleh Kolonel Maulwi Saelan.

Nama Cakrabirawa diambil dari dunia pewayangan.

Tjakrabirawa adalah senjata pamungkas Prabu Kresna yang kesaktian. Jika dilepas bisa menyebabkan malapetaka bagi musuhnya.

Dikutip dari buku berjudul ‘Bung Karno Penyambung Lidah Raykat Indonesia’, pasukan Cakrabirawa tak sembarangan.

Pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3000 personel berasal dari keempat angkatan bersenjata.

Setiap personel Cakrabirawa berasal dari pasukan andal berlatar belakang pejuang berpengalaman.

Para personel direkrut dari bekas pasukan Raider Angakatn Darat, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara, dan Batalyon KK (Kawal Kehormatan).

Kemudian pasukan Cakrabirawa tersebut tersebar di beberapa wilayah markas dan memiliki 4 Batalyon I - IV.

Batalyon I dan II bertugas di Jakarta, lalu Batalyon III dan IV menjaga Istana Bogor, Cipanas (Cianjur), Yogyakarta dan Tamparksiring (Bali).

Sementara itu, Batalyon I KK diisi personel dari TNI AD dipimpin Mayor Eli Ebram.

Namun, Mayor Eli Ebram hanya menjabat satu tahun kemudian naik pangkat menjadi Letkol.

Eli Ebram diganti Letkol Untung yang pindah dari Kodam VII/Diponegoro, Jawa Tengah.

Dalam sejarah G30S/PKI inilah, Letkol Untung pentolan Cakrabirawa dari Batalyon I pimpinan Lettu Dul Arif, disebut menjadi motor utama dalam penculikan dan pembunuhan ketujuh Jenderal TNI AD, yang merupakan pahlawan revolusi.

Akibat aksi Letkol Untung dan Lettu Dul Arif lantas nama Cakrabirawa tercoreng.

Khususnya oleh pemerintah orde baru, yang menganggao semua personel Cakrabirawa sebagai pendukung PKI.

Hingga akhirnya pasukan Cakrbirawa dibubarkan pada 28 Maret 1966.

Tak hanya personel, para petinggi Cakrabirawa turut ditangkap dan dipenjarakan tanpa proses pengadilan.

Selepas iu, pengamanan Presiden dan Wapres dipercayakan pasukan Angkatan Darat yang selanjutnya dibentuk sebagai Pasukan Pengaman Presiden ( Pasmpampres) di era Presiden Soeharto.

Baca juga: Operasi Penangkapan Tokoh PKI, Tim Intelijen Kalong Bergerak Sampai Ringkus Aidit Hingga Mbah Suro

Berita lain terkait Pemberotakan G30SPKI

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved