DAFTAR Lengkap Nama-nama Korban Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, Ada 2 WNA & Seorang Napi Teroris
Dari data Departemen Hukum dan HAM, diketahui kedua orang warga negara asing itu adalah Ricardo Ussumane Embalo bin Antonio Embalo, warga negara Portu
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNCIREBON.COM, TANGERANG - Peristiwa kebakaran di Lapas Kelas 1 Tangerang menewaskan 41 orang warga binaan.
Di antara puluhan korban terdapat 2 orang warga negara dan seorang napi teroris.
Dari data Departemen Hukum dan HAM, diketahui kedua orang warga negara asing itu adalah Ricardo Ussumane Embalo bin Antonio Embalo, warga negara Portugal. Ricardo dihukum 20 tahun penjara dan pindahan dari Lapas Cipinang. Ia direncanakan bebas penjara pada 2031.
Seorang WNA lagi adalah Samuel Machado Nhavene dari Afrika Selatan. Ia dihukum 10 tahun penjara.
Sementara seorang napi kasus terorisme atas nama Diyan Adi Priyana als Diyan bin Kholil
Kebakaran ini membuka banyaknya masalah di Lapas tersebut.
Selain menewaskan 41 orang penghuni, kebakaran Lapas Tangerang disebutkan kondisi kamar sel banyak yang masih terkunci, hingga RSUD Tangerang kesulitan melakukan identifikasi korban tewas.
Insiden kebakaran yang terjadi, Rabu (08/09/2021), sekitar pukul 01.45 WIB dini hari itu, berlangsung begitu cepat.
Petugas langsung memadamkan api dengan sekuat tenaga, bahkan dilaporkan selesai sekitar pukul 03.00 WIB
Baca juga: INI DUGAAN PENYEBAB Kebakaran Lapas Tangerang yang Tewaskan 41 Orang
Baca juga: VIDEO Puslabfor Polri Identifikasi Jenazah dan Penyebab Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang
Baca juga: Sulit Dikenali, 41 Jenazah Napi Lapas Tangerang Dibawa ke RS Polri untuk Diidentifikasi
Dalam kebakaran Lapas Tangerang itu dilaporkan sebanyak 41 napi meninggal dunia.
Berikut ini rangkuman beberapa penyebab kebakaran dan kondisi lapas yang menunjang banyaknya korban kebakaran.
1. Sel Masih Terkunci
Lalu mengapa korban begitu banyak?
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kakanwil Kemenkum HAM) Banten Agus Toyib mengakui bahwa saat terjadi musibah, banyak kamar sel yang masih dalam keadaan terkunci.

Para napi yang kamarnya tak sempat dibuka petugas itu akhirnya tewas saat api melalap bangunan tersebut.