NASIB Neng Syifa Bayi Lahir Tanpa Tempurung Kepala di Sukabumi, Orangtua Pasrah, Kemensos Sudah Tahu
Nasib bayi lahir tanpa tempurung kepala di Kabupaten Sukabumi ini membutuhkan bantuan dan perawatan.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kota Sukabumi, Dian Herdiansyah
TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Nasib bayi lahir tanpa tempurung kepala di Kabupaten Sukabumi ini membutuhkan bantuan dan perawatan.
Bayi perempuan yang sudah diberi nama Neng Syifa ini tinggal bersama orangtuanya di Kampung Gununggedogan RT 20/04, Desa Panumbangan, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi.
Neng Syifa lahir dengan kondisi mengalami kelainan, yakni tanpa memiliki tempurung kepala.
Baca juga: Wanita di Tangerang Tega Membuang Bayi yang Baru Dilahirkan di Halaman Masjid, Aksinya Terekam CCTV
Bayi tersebut, mengalami anensefali atau terlahir tanpa beberapa bagian otak dan tulang tengkorak tempurung kepala.
Kedua orang tuanya memberikan nama bayi perempuan tersebut tersebut Neng Syifa.
Dia lahir secara caesar di Rumah Sakit Kartika Kota Sukabumi pada Selasa (24/8/2021).
Bayi tersebut lahir dari pasangan Mudrikah (25) seorang buruh kuli pabrik kapur dan Mitasari (27) seorang ibu rumah tangga.
Mitasari (27) mengatakan, bahwa pada waktu awal kehamilan semuanya normal tidak ada tanda-tanda kelainan.
Namun setelah kandungan tujuh bulan, dokter mengatakan ada kelainan.
"Saat usia kandungan tujuh bulan sempat melakukan USG, (dokter) menyebutkan ada kelainan dalam janin," katanya, Minggu (29/8/2021)
Namun, Mita tidak menyangka akan terjadi anensefali pada anak pertamanya itu.
"Walaupun sempat dokter mengatakan ada kelainan, akan tetapi saya juga kaget melihat keadaan anak saya setelah beres operasi," ucapnya.
Orangtua bayi yang tak memiliki tempurung kepala di Kampung Gununggedogan RT 20/04, Desa Panumbangan, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, berharap anaknya bisa normal seperti anak biasa lainnya.
Mudrikah (25) bapak bayi yang dinamai Neng Syifa tersebut, sejak awal tidak mengira anaknya lahir tanpa tempurung kepala.
Namun Mudrikah bersama istrinya, memiliki harapan yang sama, Neng Syifa bisa hidup seperti anak normal biasanya.
"Bagaimana pun keadaan anak saya, rasa sayang saya tidak hilang. Kami berharap anak saya bisa sembuh agar bisa normal seperti anak yang lain," ujar Mudrikah, Minggu (29/8/2021).
Mudrikah dan Istri tidak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika melihat keadaan anaknya yang kondisinya tidak normal seperti biasa.
"Saya sangat sedih, tapi bagaimana lagi, ini takdir dari Allah, saya hanya bisa pasrah dan sabar," ucapnya.
Sebelumnya, Mitasari, ibu Neng Syifa mengatakan, pada waktu awal kehamilan semuanya normal tidak ada tanda-tanda kelainan.
"Pada usia kandungan tujuh bulan sempat melakukan USG dan dokter menyatakan ada kelainan dalam janin," ucapnya.
Namun setelah lahir, Mitasari dan suami tidak menyangka akan terjadi anensefali pada anak pertamanya itu.
"Saya juga kaget melihat keadaan anak saya setelah beres operasi," tutupnya.
Neng Syifa lahir mengalami anensefali, terlahir tanpa tempurung.
Dia lahir secara caesar di Rumah Sakit Kartika Kota Sukabumi pada Selasa. 24 Agustus 2021. (*)
Baca juga: Stop Pemakaian Skincare Ini ya, Kandungannya Bahaya untuk Ibu Hamil, Bisa Sebabkan Bayi Lahir Cacat
Dinsos Klaim Neng Syifa Sudah Diketahui Kemensos
Pihak Dinas Sosial pun mengklaim, anak pasangan dari Mudrika dan Mitasari yang lahir tanpa memiliki tempurung sudah diketahui Kementerian Sosial (Kemensos).
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi, Aman Udin mengatakan dirinya diutus oleh Kepala Dinas untuk mengunjungi langsung ke rumah keluarga bayi Neng Syifa setelah menerima kabar dari media.
“Saya telah berkomunikasi dengan keluarga Neng Syifa, Alhamdulillah sudah mendapatkan program Dinas Sosial yang bersumber dari Kementerian Sosial seperti PKH dan BPNT. Sementara untuk pengobatannya sudah ada BPJS,” ujarnya.
Menurut Aman, bayi Neng Syifa bisa melakukan perawatan dan pengobatan dengan menggunakan fasilitas tersebut.
Kepala Desa Panumbangan, Lalan Jaelani juga langsung mengunjungi keluarga bayi Neng Syifa untuk memberikan dukungan dan bantuan dengan tujuan agar keluarga bayi Neng Syifa tidak merasa sendirian.
“Alhamdulillah, kami dari Pemerintah Desa selain memberikan support juga menggalang dana untuk membantu meringankan biaya keluarga bayi Neng Syifa,” ujar Lalan kepada wartawan.
Selanjutnya Lalan meminta kepada dinas untuk membantu kelanjutan dari pengobatan bayi Neng Syifa.
Dirinya sebagai pemerintah desa siap membantu untuk akomodasi, transportasi untuk menunjang pengobatan bayi Neng Syifa.
“Kami akan berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan untuk dapat secepatnya menanggulangi kejadian seperti ini, karena ini merupakan kejadian pertama kali di daerah kami dan secepatnya mendapatkan penanggulangan agar bisa sembuh dan kembali normal," harapannya.
Di Bogor Hanya Bertahan 4 Hari
Kasus serupa juga terjadi di Bogor, yang dikabarkan sebelum meninggal, bayi tanpa tempurung berinisial AM hanya dirawat di rumahnya di Dusun 02, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Hal itu dikatakan oleh Ketua RT setempat, Dedi Sumantri.
"Iya masih di rumah aja (4 hari terakhir). Tadinya mau dibawa ke Cipto (Jakarta)," kata Dedi Sumantri kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (29/1/2020).
Namun nahas, di pagi hari sebelum berangkat ke berangkat ke Jakarta, bayi tanpa tempurung ini meninggal dunia pada Rabu (29/1/2020) sekitar pukul 05.00 WIB pagi.
Dia menjelaskan bahwa keluarga korban juga sempat mendadak membuat kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk membantu pembiayaan di rumah sakit.
Termasuk bantuan juga berdatangan dari berbagai pihak karena ayah bayi tersebut hanya berprofesi sebagai buruh bangunan.
"Sempet bikin BPJS juga, tapi gak keburu. Udah siap, istilahnya tinggal berangkat, siapnya tadi pagi mau berangkat," kata Dedi.
• Artis Demam Aplikasi Tik Tok, Tagar Bowo Tik Tok Tiba-tiba Trending di Twitter, Kenapa Ya?
• Putra Kiai di Jombang Diduga Berbuat Tak Senonoh pada Santriwati, Pelaku Juga Diduga Jelekan Polisi
Diberitakan sebelumnya, seorang bayi laki-laki berinisial AM di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor lahir tanpa tempurung kepala.
Bayi ini merupakan anak ke-3 dari pasangan Sumarna dan Sri.
Kondisi ekonomi keluarga yang mana Sumarna hanya berprofesi sebagai buruh, sempat mendapat perhatian dari Karang Taruna setempat untuk mencari bantuan.
Setelah bantuan berdatangan, bayi tanpa tempurung ini rencananya pada Rabu (29/1/2020) sore akan dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta.
• Bibi Ardiansyah Beneran Tak Kuat Lihat Vanessa Angel Makan Pisang Langsung Peluk dengan Gaya Malu
• Kecanduan Video Dewasa, Bocah 14 Tahun di Pemalang Cabuli Tetangganya yang Masih Balita 5 tahun
Namun nahas, bayi tersebut meninggal dunia sekitar pukul 05.00 WIB tadi pagi.
"Untuk bantuan pengobatan stop dulu aja, karena dede bayinya udah tiada, meninggal, jam 05.00 WIB tadi pagi," kata Ucha, Karang Taruna Dramaga kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (29/1/2020).
Pantauan TribunnewsBogor.com, suasana duka masih menyimuti keluarga almarhum.
Keluarga almarhum tinggal di rumah sederhana di antara gang-gang kecil di kawasan Cikarawang.
Ayah almarhum, Sumarna juga enggan berbicara banyak terkait hal ini.
"Saya sudah minta ke karang taruna, kecamatan, udah, sekarang saya udah ikhlas, mohon di stop sumbangannya," kata Sumarna.(*)