Ini Dua Pesan Pemkot Cirebon Dalam Penyelesaian Kisruh Sultan Kembar di Keraton Kasepuhan
Pemkot Cirebon mempersilakan keluarga besar Keraton Kasepuhan untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Kisruh mengenai pewaris takhta Keraton Kasepuhan Cirebon tampaknya masih bergulir.
Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, memastikan Pemkot Cirebon bersikap netral dan tidak memihak manapun.
Karenanya, Pemkot Cirebon mempersilakan keluarga besar Keraton Kasepuhan untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.
"Kami hanya berpesan dua hal mengenai Keraton Kasepuhan," ujar Agus Mulyadi saat ditemui di Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Jumat (20/8/2021).
Menurut dia, dalam penyelesaian kisruh kali ini diharapkan tetap menjaga dan mempertahankan keraton sebagai simbol budaya.
Baca juga: Raharjo Djali Jumenengan sebagai Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon Bergelar Sultan Aloeda II
Baca juga: PRA Luqman Zulkaedin Tak Diakui sebagai Sultan Sepuh XV, Raden Heru Rusyamsyi Minta Keraton Diaudit
Selain itu, polemik kali ini juga jangan sampai berdampak pada munculnya potensi gangguan kamtibmas di Kota Cirebon.
"Dua hal ini yang perlu disikapi bersama sehingga permasalahannya selesai dan Kota Cirebon tetap kondusif," kata Agus Mulyadi.
Sedikitnya terdapat tiga pihak yang mencuat dalam kisruh pewaris takhta Keraton Kasepuhan.
Padahal, Luqman Zulkaedin masih menduduki posisi Sultan Sepuh XV menggantikan ayahnya, PRA Arief Natadiningrat, yang berpulang setahun lalu.
Cucu Sultan Sepuh XI, Raharjo Djali, telah dinobatkan sebagai Sultan Keraton Kasepuhan dalam jumenengan belum lama ini dan kini bergelar Sultan Aloeda II.
Selain itu, ada Santana Kasultanan Cirebon yang dipimpin Pangeran Kuda Putih atau Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja, yang menuntut takhta tersebut dikembalikan kepada dzuriah atau keturunan Sunan Gunung Jati.
Masalah Internal
Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengatakan, polemik tersebut merupakan permasalahan internal keraton.
Karenanya, ia meyakini keluarga besar Keraton Kasepuhan dapat menyelesaikannya tanpa perlu difasilitasi pihak manapun.