TMP Dharma Bhakti Indramayu Jadi Saksi Bisu Perjuangan Melawan Jepang Saat Awal Datang di Pulau Jawa
Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Bhakti Indramayu menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Bhakti Indramayu menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
TMP Dharma Bhakti ini berlokasi di Desa Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Di sana, dimakamkan sebanyak 23 pahlawan yang gugur saat berperang melawan tentara Jepang saat pertama kali mendarat di pulau Jawa melalui jalur laut.
Baca juga: TMP di Indramayu Ini Memprihatinkan Jelang HUT Ke-76 RI, Rumput Liar Tumbuh Tinggi, Ada Makam Rusak
Namun, kondisi terbengkalai justru tampak dari TMP setempat, makam para pahlawan itu seolah-olah terlupakan karena kondisinya yang terbengkalai.
Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) RI Ke-76 ini, para pemuda pun berinisiatif membersihkan makam setempat.
"Kalau jumlah makamnya di sini ada 23 makam," ujar salah seorang pemuda, Ali Sa'id kepada Tribuncirebon.com di sela-sela aksi bersih-bersih makam, Minggu (8/8/2021).
Ali Sa'id menceritakan, setiap menjelang malam Hari Kemerdekaan selalu dilakukan apel untuk mengenang jasa para pahlawan tersebut di Koramil 1616 Kandanghaur.
Baca juga: 2 Tahun Tak Terawat, TMP Dharma Bhakti Indramayu Akhirnya Dapat Perhatian, Para Pemuda Bersih-bersih
Pada apel itu juga selalu selalu dibacakan sejarah singkat dari pahlawan yang kini gugur dan dimakamkan di TMP Dharma Bhakti.
Menurut Ali Sa'id, ke-23 pahlawan ini adalah pahlawan lokal, mereka bertempur melawan Jepang saat pertama kali mendarat di pulau Jawa pada 1 Maret 1942.
Seperti diketahui, di Pelabuhan Eretan menjadi satu di antara 3 pelabuhan tempat tentara Jepang berlabuh.
Baca juga: TMP Dharma Bhakti Indramayu yang Terlupakan, Ada Makam Pahlawan yang Hancur, Mayoritas Retak-retak
Di Pelabuhan Eretan Indramayu, diketahui terjadi pertempuran sengit melawan tentara sekutu.
Kemudian pada tanggal 7 Maret 1942, pemerintah Belanda yang diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda Van Starkenborg dan Jenderal Hein Ter Poorten menandatangani penyerahan tanpa syarat kepada Balatentara Jepang.
Sejak saat itu seluruh Indonesia telah menjadi milik bangsa Jepang begitu juga dengan Indramayu sudah dikuasai Jepang sejak tanggal 3 Maret 1942.
Masih disampaikan Ali Sa'id, dalam peperangan itu, sejumlah pahlawan pribumi turut menjadi korban.
