Dokter Lois Owien yang Tak Percaya Covid-19 Ditangkap Polisi, Kadiv Humas: Mau Gelar Perkara Dulu
Bareskrim Polri bakal melakukan gelar perkara terlebih dahulu untuk menentukan nasib dr Lois Owien atau dr Lois yang tak percaya dengan Covid-19.
Lantas, kapan interaksi obat dapat merugikan?*
Interaksi obat dapat merugikan jika adanya suatu obat dapat menyebabkan berkurangnya efek obat lain yg digunakan bersama.
Atau bisa juga jika ada obat yang memiliki risiko efek samping yang sama dengan obat lain yang digunakan bersama, maka akan makin meningkatkan risiko total efek sampingnya.
"Jika efek samping tersebut membahayakan, tentu hasil akhirnya akan membahayakan," tutur perempuan berhijab ini.
Seperti contohnya obat azitromisin dan hidroksiklorokuin yang dulu digunakan untuk terapi Covid, atau azitromisin dengan levofloksasin.
![pil hidroksiklorokuin [File: George Frey / AFP]
Studi Ungkap Penggunaan Hidroksiklorokuin Dapat Kurangi Tingkat Kematian pada Pasien Covid-19](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pil-hidroksiklorokuin-file-george-frey-afp.jpg)
Keduanya sama-sama memiliki efek samping mengganggu irama jantung. Jika digunakan bersama maka bisa terjadi efek total yang membahayakan.
Selain itu, interaksi obat dapat meningkatkan efek terapi obat lain.
Pada tingkat tertentu, peningkatan efek terapi suatu obat akibat adanya obat lain dapat menguntungkan, tetapi juga dapat berbahaya jika efek tersebut menjadi berlebihan
Misalnya efek penurunan kadar gula darah yang berlebihan akibat penggunaan insulin dan obat diabetes oral, bisa menjadi berbahaya.
*Cara Menghindari Interaksi Obat*
Ia menjelaskan, kadangkala dalam terapi tidak bisa dihindarkan untuk menggunakan kombinasi obat, bahkan bisa lebih dari 5 macam obat.
Untuk itu, perlu dipilih obat yang paling kecil risiko interaksinya.
"Faktanya, tidak semua obat yang digunakan bersama itu menyebabkan interaksi yang signifikan secara klinis. Yang artinya aman-aman saja untuk dikombinasikan atau digunakan Bersama," terang Prof Zullies.
Pada dasarnya, interaksi obat dapat dihindarkan dengan memahami mekanisme interaksinya.
Mekanisme interaksi obat itu sendiri bisa melibatkan aspek farmakokinetik (mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lain), atau farmakodinamik (ikatan dengan reseptor atau target aksinya).