Fenomena Alam Aphelion Disebut-sebut Penyebab Suhu Dingin Belakangan ini, Begini Penjelasan Lapan
Aphelion tidak bisa dilihat secara langsung, karena bukan fenomena kenampakan objek langit.
TRIBUNCIREBON.COM - Fenomena antariksa Aphelion terjadi pada hari ini Selasa, 6 Juli 2021.
Aphelion tidak bisa dilihat secara langsung, karena bukan fenomena kenampakan objek langit.
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyebutkan, Aphelion adalah fenomena ketika Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.
Lantas, apakah Aphelion berdampak pada kehidupan manusia di Bumi?
Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan, Emanuel Sungging mengatakan, Aphelion tidak berdampak langsung pada kehidupan manusia di Bumi.
Baca juga: Gerhana Bulan Total Rabu 26 Mei 2021, Ini Daerah-daerah untuk Lihat Fenomena Alam Super Blood Moon
Baca juga: Hari Ini Ada Fenomena Alam, Komet Lemmon Melintas di Langit Indonesia Bisa Disaksikan Warga
Dia menyebutkan, Aphelion adalah fenomena antariksa yang biasa terjadi setiap tahun.
"Itu hanya fenomena tahunan biasa. Artinya, sudah setengah tahun perjalanan Bumi mengitari Matahari," kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/7/2021).
Sungging juga mengatakan, suhu dingin yang belakangan ini dirasakan bukan karena Matahari sedang berada di titik terjauh.
Menurut Sungging, suhu dingin itu lebih disebabkan oleh dinamika atmosfer yang terjadi.
"Kalau suhu lebih karena dinamika atmosfer," katanya lagi.
Penjelasan soal suhu dingin
Sementara itu, mengutip laman Edukasi Sains Antariksa Lapan, suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau.
Lapan menjelaskan, permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari pada siang hari, dan kemudian melepaskan panas yang diserap itu pada malam hari.
Lepasan panas itu seharusnya dipantulkan kembali oleh awan ke permukaan Bumi.
Namun, karena tutupan awan yang sedikit pada musim kemarau, maka tidak ada panas yang dipantulkan ke permukaan Bumi.
Ditambah lagi, posisi Matahari saat ini berada di belahan Utara, yang menyebabkan tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan.
Karena tekanan udara di Utara lebih rendah, maka udara bergerak dari arah Selatan menuju Utara.
Pada saat bersamaan, benua Australia yang berada di Selatan sedang mengalami musim dingin, sehingga angin yang bertiup ke Utara bersuhu dingin.
Menurut Lapan, dampak yang ditimbulkan dari fenomena itu adalah penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang terletak di selatan khatulistiwa, seperti yang saat ini terjadi.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Dampak Fenomena Aphelion 6 Juli 2021? Ini Penjelasan Lapan"