Virus Corona

Harga Oksigen Naik Dua Kali Lipat dalam 3 Hari, Penjual Minta Hasil Tes PCR kepada Pembeli

Salah satu penjual tabung oksigen di bilangan selatan Jakarta, Lita Permatasari juga mengakui kenaikan harga oksigen berkali-kali lipat

Editor: Mumu Mujahidin
Tribunjabar.id/Cipta Permana
Foto tabung oksigen isi ulang volume satu meter kubik kosong yang berjejer di depan pintu masuk apotek Kimia Farma 43 Buah Batu, Minggu (27/6/2021) 

TRIBUNCIREBON.COM - Mulai langkanya oksigen membuat naiknya harga oksigen berkali-kali lipat.

Hal tersebut tidak lepas dari adanya peningkatan tajam penambahan kasus Covid-19 terutama varian Delta.

Banyak pasien Covid-19 yang mengalami sesak napas dan sangat membutuhkan oksigen.

Tak ayal pemandangan antrean manusia membawa tabung oksigen untuk diisi ulang terlihat di berbagai sudut-sudut kota termasuk di Jakarta.

Harganya pun kini semakin membumbung tinggi berkali-kali lipat.

Salah satu penjual tabung oksigen di bilangan selatan Jakarta, Lita Permatasari juga mengakui hal tersebut.

Ia juga kebingungan saat banyak masyarakat yang butuh tabung oksigen sementara harganya semakin mahal.

Lita merasa kasihan kalau mematok harga tinggi kepada masyarakat yang membutuhkan, tapi apa boleh buat.

"Dimana-mana harganya sudah pada naik," kata Lita saat berbincang dengan Tribun, Senin (5/7/2021).

Agar tabung oksigen tepat sasaran Lita mengaku meminta data pribadi pembeli. 

Data yang diminta berupa KTP dan surat keterangan hasil rapid test antigen atau PCR yang menunjukkan positif Covid-19.

Baca juga: Krisis Oksigen di Indonesia Disoroti Media Asing, Sebut Alami Wabah Covid Terparah di Asia Tenggara

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendirikan posko isi ulang tabung oksigen di kawasan Monas, Jakarta Pusat.  Pendirian posko ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan oksigen di fasilitas kesehatan DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendirikan posko isi ulang tabung oksigen di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Pendirian posko ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan oksigen di fasilitas kesehatan DKI Jakarta. (dok Pemprov DKI)

"Karena stoknya sedikit kan kasihan yang benar-benar butuh kalau yang beli ternyata reseller, dijual lagi," kata Lita.

Jenis tabung oksigen yang dijual Lita adalah ukuran 1,5 meter kubik.

Ia mematok harga di kisaran Rp 2.800.000. 

Lita juga menjual tabung oksigen portable ukuran 500 mililiter dengan mematok harga Rp 230.000.

Kenaikan harta tabung oksigen lanjut Lita sangat cepat. Hanya dalam beberapa hari saja harga sudah naik dua kali lipat.

Salah satu contohnya tabung oksigen portable ukuran 500 mililiter.

Pada akhir bulan Juni 2021 atau sekitar tanggal 29-30 Juni harganya di kisaran Rp 99.000 hingga Rp 105.000.

Baca juga: Pemprov Jabar Dirikan Posko Oksigen di Tiap Kota Kabupaten, Ada Penambahan Ratusan Tabung Oksigen  

Harga mendadak berubah pada tanggal 1 Juli 2021, menjadi Rp 200.000.

"Parah semua diduitin," kata Lita.

Kenaikan harga tabung oksigen yang diceritakan Lita juga terjadi di beberapa toko daring, atau e commerce.

Pantauan Tribun di salah satu toko belanja daring ternama pada tanggal 29 Juni 2021 tabung oksigen portable ukuran 500 ml masih dijual dengan harga Rp 105.000.

Namun di tempat yang sama pada tanggal 4 Juli harganya sudah naik menjadi Rp 199.000 dan stoknya pun sudah habis.

Juru Bicara vaksin 

Covid-19 kementerian kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui bahwa ketersediaan oksigen untuk pasien covid -19 di Indonesia mulai terbatas.

Baca juga: Duh Stok Oksigen di RSKIA Kota Bandung Kritis, Persediaan Hanya untuk Pasien Covid-19 Saja

Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (28/6/2021). Peningkatan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta membuat permintaan isi ulang maupun pembelian tabung oksigen meningkat. Tribunnews/Irwan Rismawan
Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (28/6/2021). Peningkatan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta membuat permintaan isi ulang maupun pembelian tabung oksigen meningkat. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Nadia mengatakan hal itu disebabkan karena lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit. Kebanyakan pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit berada dalam kondisi bergejala berat-kritis sehingga membutuhkan oksigen untuk perawatan.

"Terbatas ketersediaannya [oksigen], ini karena kebutuhan yang sangat melonjak untuk pasien Covid-19," ucap Nadia.

Ia menyampaikan, kebutuhan oksigen medis di Indonesia mengalami kenaikan lebih dari enam kali lipat dari biasanya.

Dalam keadaan pandemi sebelum lonjakan, kebutuhan oksigen medis di Indonesia berkisar di angka 400 ton per hari. Namun kini, kebutuhan oksigen medis mencapai 2.500 ton per harinya.

"Dari 400 ton [oksigen] per hari menjadi 2.500 ton per hari. Jadi kami minta industri gas dapat meningkatkan produksi oksigen medis dibandingkan penyediaan gas untuk industri," kata Nadia.(Willy Widianto)

Baca juga: Soal Kelangkaan Oksigen di Kota Bandung, Begini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved