KRITIS Kebutuhan Oksigen di Subang Naik 300 Persen, Setiap Hari RSUD Butuh 300 Tabung

Achmad mengatakan dalam 3 hari penggunaan oksigen di RSUD mencapai 600 tabung dalam tiga hari dengan kondisi full pasien.

Editor: Mumu Mujahidin
Tribunjabar.id/Cipta Permana
Ilustrasi: Foto tabung oksigen isi ulang volume satu meter kubik kosong yang berjejer di depan pintu masuk apotek Kimia Farma 43 Buah Batu, Minggu (27/6/2021) 

Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana

TRIBUNCIREBON.COM, SUBANG - Ketersediaan oksigen di Subang mencapai angka kritis, kenaikan penggunaan mencapai 300 persen perhari.

Direktur Utama RSUD Ciereng Kabupaten Subang Achmad Nasuhi mengatakan kenaikan pemakaian oksigen disebabkan oleh lonjakan pasien.

"Jadi untuk satu jalur oksigen rata-rata satu pasien satu tabung hanya bertahan 40 menit, belum lagi ada yang dipasang dua jalur," ujar Achmad ketika diwawancara awak media di Politeknik Negeri Subang, Selasa (29/6/2021).

Achmad mengatakan dalam 3 hari penggunaan oksigen di RSUD Ciereng mencapai 600 tabung dalam tiga hari dengan kondisi full pasien.

"Penggunaan minimal dalam sehari itu mencapi 300 tabung, itupun kita isi jemput bola," kata dia.

Dari ratusan tabung yang digunakan, Dirut RSUD Ciereng menyatakan 70 persen tabung digunakan untuk pasien Covid-19, sedangkan sisanya untuk pasien umum dan ruang bedah.

Baca juga: Covid-19 Menggila, Warga Serbu Oksigen Portabel, di Apotek Ludes Terjual, Kini Harus Pre Order

Stok Bandung Menipis

Melonjaknya kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bandung beriringan dengan tingginya permintaan isi ulang tabung oksigen cair bagi kebutuhan pasien positif Covid-19. 

Kondisi ini selain berdampak pada langkanya tabung oksigen di pasaran bagi konsumen, tapi juga bagi penyedia jasa isi ulang, seperti apotek yang mengalami pembatasan pengiriman oleh pihak suplyer oksigen.

Asisten Apoteker Prima Jaya di Jalan Tubagus Ismail, Akhmad Alam Maulana mengaku, tingginya permintaan konsumen, membuat ketersediaan tabung oksigen mengalami kekosongan sejak seminggu terakhir.

"Minggu kemarin kita benar-benar kosong, hari Jumat kemarin memang ada pengiriman, tapi jumlahnya di batasi hanya sepuluh tabung ukuran satu meter kubik dari biasanya kita di kirim 20 tabung oksigen dari suplayer. Alasannya, pasokan dibagi-bagi ke beberapa wilayah area, bukan cuma di Kota Bandung tapi juga luar Kota Bandung," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (27/6/2021).

Alam menjelaskan, selama beberapa pekan setelah hari raya Idulfitri, permintaan konsumen akan isi ulang tabung oksigen, meningkat pesat. Bahkan, seiring terbatasnya ketersediaan barang, membuat sejumlah konsumen memilih untuk membeli tabung lengkap dengan regulatornya.

"Kalau dulu sebelum hari raya, konsumen yang ngisi ulang tabung oksigen itu paling hanya satu atau dua orang, tapi beberapa hari ini lebih dari lima orang. Malahan terakhir itu hari Jumat pagi kita ngisi datang sepuluh tabung, Jumat malam itu sudah tinggal sisa dua lagi, bahkan beberapa konsumen harus waiting list, dan minta untuk dikabari kalau tabung oksigen datang dari suplyer, sampai segitunya," ucapnya. 

Meski demikian, untuk saat ini ia mengaku belum berniat untuk menaikan harga jual maupun melakukan pembatasan penjualan kepada para konsumen.

Dimana, untuk harga jual tabung isi ulang ukuran satu meter kubik dihargai Rp. 38 ribu. Sedangkan untuk harga jual tabung oksigen Rp. 650 ribu.

"Saat ini kami masih belum berniat untuk menaikan harga jual, tapi kalau untuk pembatasan pembelian mah sepertinya akan ada, misal maksimal seorang hanya bisa beli dua tabung," ujar Alam.

Baca juga: Kebutuhan Oksigen di Kabupaten Garut Meningkat Empat Kali Lipat, Bupati Jamin Stok Aman

Akan tetapi, berdasarkan informasi dari pihak suplyer, bahwa nanti akan ada penyesuaian harga jual distributor, namun hingga sekarang, pihaknya belum tahu berapa kenaikan harga, dan akan diterapkannya kebijakan tersebut.

"Tapi melihat kondisi saat ini, bisa jadi harga tabung oksigen naik dari Rp. 650 ribu jadi Rp. 700-750 ribu, tapi engga tahu kapan bakal naiknya. Selain isi ulang tabung oksigen, yang juga ikut melonjak adalah pembelian vitamin. Kalau Oxycan atau oksigen portabel malah udah kosong lama di kita, katanya mah kosong pabrik, engga tahu kapan bakal ada lagi," katanya.

Kondisi serupa terkait kosongnya tabung oksigen pun dialami oleh apotek Kimia Farma 43 Buah Batu. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan isi ulang tabung oksigen, manajemen terpaksa mencari ketersediaan hingga ke distributor di Jakarta.

Kepala Apotek Kimia Farma 43 Buah Batu, Aji Sutarmaji mengaku, dari 20 tabung oksigen volume satu meter kubik yang dimiliki apoteknya, hanya dalam kurun waktu dua hingga tiga hari ketersediaan tersebut langsung habis diserbu pembeli.

"Kosong kondisinya (tabung isi ulang) di Kota Bandung sekarang, terakhir itu saya cari dan dapat oksigen itu dari Jakarta hari Selasa lalu, itupun hanya dapat 20 tabung, langsung habis dua tiga hari saja. Terus bagian pengadaan di apotek saya pesan lagi, malah katanya harus COD (cash on delivery) sekarang, dan itu pun barangnya belum tentu ada, karena informasi suplyer prioritas sekarang pengiriman ke rumah sakit, jadi apotek engga kebagian," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (27/6/2021). 

Aji menuturkan, pihaknya menjual dua jenis tabung oksigen, yaitu tabung oksigen lengkap dengan regulator dan troli yang dihargai Rp. 1,5 juta, dan tabung oksigen isi ulang atau tukar tabung dengan berat 25 kilogram dihargai Rp. 40 ribu.

Baca juga: Terjadi Antrean Pesanan Oksigen RSUD Al Ihsan Jabar Deg-degan Takut Kehabisan untuk Pasien Covid-19

"Biasanya kita itu di drop (dikirim) 30-50 tabung isi ulang seminggu, kalau tabung lengkap dengan regulator dan troli itu sekitar 20an. Sekarang ini posisinya, baik tabung lengkap dengan regulator maupun tabung isi ulang itu habis tidak ada sama sekali. Tapi saya sudah telepon dan pesan ke pemasoknya, katanya besok di kirim, tapi engga tahu juga di kirim jam berapa dan apakah jadi dikirim besok atau lusa," ucapnya.

Aji menjelaskan, kondisi tingginya permintaan terjadi sejak beberapa pekan lalu, dimana biasanya 20-25 tabung oksigen isi ulang baru habis dalam kurun waktu seminggu.

Namun kini, 50 tabung pun telah  habis kurang dari seminggu. Maka, bila di rata-ratakan pembelian, sekitar 10 tabung per hari.

Ia mengaku, belum berniat untuk melakukan pembatasan penjualan, maupun menaikkan harga jual tabung. Sebab, prinsipnya, selama tabung masih tersedia, maka konsumen berhak untuk mendapatkannya. 

"Intinya selama tabung oksigen ada, silakan saja konsumen untuk membelinya. Tapi kalau barangnya tidak ada, mau gimana pun caranya, kami mohon maaf karena stoknya memang tidak ada," katanya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved