400 ASN Kota Bandung Terpapar Covid-19 Didominasi Nakes, Pemkot Lockdown Balaikota
ASN terbanyak terpapar ialah dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan rumah sakit khususnya para tenaga kesehatan, seperti di RSKIA dan RSKGM.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sebanyak 400 Aparatur Sipil Negara di Kota Bandung terkonfirmasi positif Covid-19.
Data tersebut disampaikan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bandung, Adi Djunjunan.
Dia menyebut ASN terbanyak terpapar ialah dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan rumah sakit khususnya para tenaga kesehatan, seperti di RSKIA dan RSKGM.
Pemkot Bandung pun akhirnya mengeluarkan edaran untuk lakukan lockdown di Balaikota dan WFH ke semua ASN sampai 5 Juli 2021 sebesar 75 persen.
Bukan hanya Dinkes, tetapi OPD lainnya seperti Satpol PP Kota Bandung menjadi OPD yang memang rentan terpapar para petugasnya dikarenakan bersinggungan langsung dengan masyarakat di lapangan.
Sekdis Satpol PP Kota Bandung, Slamet Agus Priono mengatakan sejauh ini sudah ada 26 personelnya yang dinyatakan positif Covid-19.
"Satpol PP sudah ada 26 personel yang terkonfirmasi termasuk ada dari mereka yang bekerja di lapangan. Kami memang salahsatu OPD yang bisa dibilang rentan karena setiap harinya selalu berhadapan dengan masyarakat," katanya, di Jalan Martanegara, Selasa (29/6/2021).
Adapun jumlah personel Satpol PP Kota Bandung, Agus menyebut ada sebanyak 720 orang, termasuk di dalamnya pekerja harian lepas ada 425 orang (335 orang trantibum dan 105 orang Linmas).
Baca juga: Duh, Stok Tabung Oksigen di Kota Bandung Menipis, Padahal Pasien Covid-19 yang Isolasi Membludak
Agus mengatakan personel lapangannya itu dibagi menjadi dua tim yakni tim siang dan tim malam.
Tak hanya itu, Satpol PP juga menyebar personelnya ke sejumlah tempat, seperti pusat perbelanjaan, tempat keramaian, dan usaha malam.
Ketika disinggung terkait kebijakan Wali Kota mengenai WFH 75 persen, Agus pun masih belum mendapatkan keputusan dari pimpinan apakah Satpol PP diperbolehkan lockdown atau WFH 75 persen.
Namun, terpenting, katanya, personel lapangan sangat membutuhkan vitamin dan masker.
"Ya kami sangat butuhkan vitamin juga masker untuk keamanan dan keselamatan petugas lapangan yang selalu woro-woro tentang protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: KRITIS Kebutuhan Oksigen di Subang Naik 300 Persen, Setiap Hari RSUD Butuh 300 Tabung
Sejak Januari 2021 sampai Juni 2021, Agus menyebut uang hasil denda protokol kesehatan baik perorangan atau perusahaan terkumpul sebesar Rp 91 juta dan masuk ke kas daerah.
"Memang kesadaran masyarakat soal prokes masih harus terus diingatkan. Tetapi, untuk perusahaan seperti toko-toko atau tempat makan sudah mayoritas mengikuti aturan terkait jam operasional. Tapi, saya juga ingin meminta camat-camat di Kota Bandung mengimbau pula ke pedagang kaki lima untuk taat tidak berjualan sembarangan serta patuhi prokes," katanya. (*)