BPBD Sebut Fenomena Tanah Ambles di Kertasemaya Indramayu Disebabkan Karena Soal Sempadan Sungai

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Indramayu pun pada awal bulan kemarin sudah meninjau lokasi tanah ambles pada awal Juni lalu

Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
handhika Rahman/Tribuncirebon.com
Kondisi rumah yang rusak akibat fenomena amblesnya tanah di Blok Rengaspayung Desa/Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Kamis (17/6/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Indramayu pun pada awal bulan kemarin sudah meninjau lokasi tanah ambles pada awal Juni 2021.

Dari hasil assesment yang dilakukan BPBD, kondisi sempadan sungai sudah tidak ada penahan atau hilang sehingga membuat tanah terus ambles dan mengalami penurunan.

BPBD pun rencananya akan melakukan penanaman rumput vetiver atau sejenisnya sebagai penahan longsor.

Baca juga: 3 Rumah Rusak Berat Akibat Tanah Ambles di Kertasemaya Indramayu, Tiap Hari Tanah Turun 5 CM

Plt Sekretaris BPBD Kabupaten Indramayu, Caya mengatakan, kondisi ini sudah dilaporkan juga kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk dilakukan peninjauan ulang.

"Fenomena ini sudah kita laporkan ke BBWS juga," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (17/6/2021).

Seperti diberitakan sebelumnya, walau sudah dilakukan perbaikan sebanyak 3 kali, tanah tanggul Sungai Cimanuk di Blok Rengaspayung Desa Kertasemaya masih terus mengalami penurunan.

Setiap harinya, tanah tersebut terus turun sedalam 5 centimeter.

Baca juga: Warga Berharap Pemerintah Serius Tangani Fenomena Tanah Ambles di Kertasemaya Indramayu

Secara keseluruhan, amblesnya tanah tanggul diketahui sudah sedalam 3 meter jika dalam kondisi normal.

"Dulu tinggi rumah warga tuh ada dibawah tanggul, sekarang mah malah tanggul yang dibawah rumah," ujar Ketua RW setempat, Tamrin.

Tamrin menjelaskan, kondisi sekarang rumah warga justru lebih tinggi 1 meter dibanding tanggul.

Kondisi ini juga membuat 3 rumah warga mengalami kerusakan parah.

Warga berharap, ada upaya serius dari pemerintah dalam mengatasi fenomena yang terus terjadi di wilayah tempat tinggal mereka.

Pasalnya, fenomena ini dapat mengancam keselamatan warga.

"Salah satu rumah yang terdampak, Pak Nuryaman dikabarkan juga meninggal dunia, dia sakit karena terus kepikiran kondisi rumahnya yang terus rusak karena tanah ambles," ujar dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved