Jantung dan Tulang Sunenti TKW Asal Indramayu Melemah Sepulang dari China, Kembali Dilarikan ke RS
Juwarih menceritakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, tulang dan jantung Sunenti melemah.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Penyakit Sunenti (42), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Blok Tengah Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu kembali kambuh.
Padahal, ia baru tiba di kampung halaman setelah sebelumnya tertahan di Shanghai China.
Kabar soal kondisi Sunenti tersebut disampaikan langsung Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Minggu (13/6/2021).
Juwarih mengatakan, pihak keluarga kemudian membawa Sunenti ke RSUD Indramayu untuk mendapat perawatan pada hari kemarin, Sabtu (12/6/2021).
"Dirawat di RSUD Indramayu di ruang isolasi katanya," ujar dia.
Juwarih menceritakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, tulang dan jantung Sunenti melemah.
Ia juga sampai tidak bisa jalan dan sekarang harus dirawat di rumah sakit.
Atas kejadian ini, SBMI pun, disampaikan Juwarih akan melakukan koordinasi dengan Bupati Indramayu soal kondisi Sunenti sekarang ini.
"Kata keluarga, biaya RSUD lewat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)," ujar dia.
Baca juga: Sunenti, TKW Asal Indramayu yang Tertahan di RS China Akhirnya Bisa Pulang Nanti Malam
Seperti diberitakan sebelumnya, Sunenti baru tiba di kempung halaman pada Senin (7/6/2021) malam kemarin.
Sunenti sendiri diketahui merupakan TKW yang bekerja di Sanghai China, ia pun diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) karena diberangkatkan secara ilegal atau unprosedural.
Di China, Sunenti diketahui mengalami sakit komplikasi asam akut dan infeksi lambung, Sunenti tiba-tiba sakit kepala dan langsung tidak sadarkan diri atau koma.
Ia pun dirawat di rumah sakit dan sempat tertahan karena keluarga tidak sanggup melunasi besarnya biaya perawatan.
Sunenti yang hanya merupakan seorang janda dari kalangan keluarga petani, diketahui harus melunasi sisa biaya rumah sakit, sebesar Rp 57 juta lagi.