Hari Waisak 2021
KUMPULAN Gambar, Puisi, dan Kata-kata Bijak Waisak 2021, Kirimkan ke Keluarga hingga Sahabat
Umat Buddha akan memperingati Hari Raya Waisak 2021 pada Rabu 26 Mei 2021. Mulai dari sekarang, Anda bisa membagikan puisi, gambar, hingga kata bijak
Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk memberi penghormatan pada relik Buddha! Selamat Buddha Purnima 2021.
22. Pada kesempatan yang saleh dari hari ulang tahun Buddha ini, semoga Anda tetap untuk menyerahkan diri Anda kepada Sang Buddha!
23. Selamat memperingati hari besar Tri Suci waisak untuk umat Budha di Indonesia,
semoga ajaran Buddha mimpiin kita memberkati dan mendamaikan semuanya.
24. Jangan pernah tinggal di masa lalu. Jangan bermimpi tentang masa depan. Pusatkan pikiran pada saat ini!
25. Menjadi orang baik tidak tergantung pada agama, status, ras, warna kulit, politik, pandangan atau budaya Anda.
Itu tergantung pada bagaimana Anda memperlakukan orang lain.
26. Mari menjadi pribadi yang rendah diri, selalu mewujudkan ajaran Budha dalam kehidupan sehari-hari.
Salam pemesatu umat, selamat hari tri suci Waisak, semoga kita diberi kekuatan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
27. Hari vesak yang bahagia. Dunia melenturkan pikiran tentang diri sendiri, dan dari sini muncul ketakutan yang palsu.
Diri adalah kesalahan, ilusi, mimpi. Buka matamu dan bangun. Lihat hal-hal sebagaimana adanya dan kamu akan dihibur.
Selamat Hari Raya Waisak 2021.
29. Berkah Buddha Purnima. Ide yang dikembangkan dan dijalankan adalah lebih penting daripada ide yang hanya ada sebagai ide.
Selamat Hari Raya Waisak 2021.
30. Selamat hari raya Waisak 2021. Anda dapat menjelajahi seluruh alam semesta untuk seseorang yang lebih layak mendapatkan cinta dan kasih sayang Anda daripada diri Anda sendiri.
Dan orang itu tidak dapat ditemukan di mana pun. Kamu. Dirimu sendiri.
Sebanyak siapa pun di seluruh alam semesta. Layak menerima cinta dan kasih sayang Anda. TUHAN BUDDHA
Baca juga: Deretan Puisi Bertema Waisak yang Cocok Dikirimkan ke Keluarga dan Orang Terdekat pada 26 Mei 2021
Puisi Waisak
1.
Waisak
Kapan manusia terbebas dari tanha
Sehingga terbebas dari samsara
Pada tahun 623 sebelum masehi Di Taman Lumbini
Datanglah seorang calon Buddha
Yang akan menyelamatkan manusia dari roda samsara
Biarpun ia kaya,
Ia tetap tidak tergoda dengan nafsu keduniawian
Dan tetap menuju penerangan
Pada umurnya ke 29,
Beliau meninggalkan istana
Dan menuju hutan uruvela
Untuk mencari kebebasaran
dari lahir,tua,sakit,dan mati
Tahun 588 sebelum masehi
Di Bodhagaya
Saat bulan purnama sidhi pada umur-Nya ke 35
Beliau mencapai penerangan sempuran
Dan mendapatkan gelar Sang Buddha
Bertahun tahun beliau berjuang,
menyelematkan manusia dari kesengsaraan
Hingga beliau parinibbana di Kusinara pada umur-Nya ke 80
Berabad abad waktu berlalu
Dan dhamma-Nya melintas waktu
Namun manusia tetaplah alpa
Terjebak pada pusaran karma
Sekarang saatnya kita belajar dan membuka hati
berterima kasih pada beliau atas pengorbannannya
(Oleh Kelvin Fasted dalam Rangka memperingati Hari Raya Waisak 2559 B.E (Buddhis Era)
diselenggarakan oleh MGAB (Musyawarah Guru Agama Buddha) Kota Batam)
2.
Ketika Sang mentari bersemayam di singgasana sebelah barat
Semburat jingga merona di wajah sang mayapada
Waktupun bergulir dan berlalu meninggalkan dunia dalam kegelapan
Seberkas sinar kuning keemasan menjulang
Memberi harap pada insan-insan yang diliputi kegelisahan
Menyisihkan segala keraguan, menyibak misteri kehidupan
Bulat sempurna sang rembulan di bulan Waisaka
Mengiringi genta yang mengalun mendayu-dayu
Bersenandung paritta-paritta suci
Mengalirkan sajak-sajak penuh kedamaian
Menuntun insan melatih diri
Dengan semangat untuk mawas diri
Rembulan purnama di bulan Waisaka
Mengingatkan tiga peristiwa suci
Tentang sang Tahtagata
Kini …..
Dua ribu lima ratus lima puluh enam tahun lamanya
Buddha Parinibbana
Dharmanya nan Agung dan Mulia
Menjelma menjadi embun dikala Dukha
Mengkristal dalam Sanubari
(Karya: Suyadi via www.narakata.id)
2.
Dimulai .....Saat Ini!
Berhari, berbulan, bertahun
Lewat semua
Aku berdiri diam
Kemarin maju, tapi hari sebelumnya mundur
Minggu lalu maju berlangkah-langkah
Bulan lalu lari berjarak-jarak
Sepanjang ingatanku tahun-tahun berlalu
aku hanya diam saja
bahkan melumpurkan diri ke kubangan
Hari ini aku berasa tidak bergerak
hanya maju mundur
kurang lebih aku di tempat semula
tempat bersarangnya pandangan dan
kebiasaan lama
Di masaku,
Banyak Hari Waisak kuperingati
Dengan setelan putihku yang cantik
bersih, karena kusiapkan berapa minggu lalu
Berapa banyak bunga yang kubeli
kurangkai indah di atas altar
Kuyakin rupang-rupang di meja altarku
bersih berkilau
Aku hafal benar kebiasaanku
aku akan pasang dupa, menyala juga lilin
Tidak lupa wangi kayu cendana
Berpiring buah-buahan segar
Aku berparitta
Hari ini
Aku masuk ke pintu vihara
Bersetelan putih licin kena setrika
Aku tahu aku akan mengulang kebiasaan lama
Sudah hafal betul upacaranya
Paradaksina, aku lakukan pasti
dengan antusias, walau berbaris-baris,
berpeluhan, kadang melepuh api lilin dan dupa
Sudah banyak, berkali kulakukan
Setelah selesai aku dan yang
lainnya berucapan
seperti ucapan selamat ulang tahun
selamat Waisak,....selamat Waisak.!
Aku hafal semuanya
Tapi sekarang aku di pintu vihara,
berbalut putih putih
Berapa lagi Hari Waisak kan aku ikuti?
Buat apa aku berprilaku seperti ini,
rutinitas dan ritual kuhafal
Aku menjadi takut,
menyadari bahwa aku telah berjalan
naik dan turun di tempat yang sama
dan tidak pernah benar-benar mencapai apa-apa
Aku terhenyak,
Aku diam kali ini, dan berpikir...
Hariku begitu bernilai
Bathinku tidak bergerak maju
Aku hanya si pelaku ritual
Dhamma kurang kupahami,
Meditasi buatku berkhayal atau lelap
Aku masih di pintu,
Tidak mungkin mundur ke belakang
Merubah masa lalu
Tapi aku punya hari ini
Waisakku yang baru
Saatku berharga,
Kumulai dari pintu
Pintu mata, telingaku...juga
seluruh inderaku
Kusadari aku ada saat ini
terlahir sebagai manusia
dalam suburnya Buddha Sassana
Sadar
Untuk menjadi maju,
sila, Dana, samadhi
Guruku yang kuhormati dengan
ritualku,
memberi jalan
mencurahkan Dhamma yang indah
bukan untuk dikagumi,
bukan untuk diperingati sebagai hari merah,
atau upacara berprosesi.
Jalan, pembebasan penderitaan,
meraih Nibanna
di kehidupan mulia ini
Saat ini di pintu vihara,
Aku akan masuk, duduk, ikuti
prosesi, ritual berbeda
karena aku sadari,
aku maju saat ini,
dan terus bergerak maju
Rasa dhamma, kebahagiaan samadhi
kebahagiaan menuju pembebasan
Dimulai...saat ini!
(Sumber: Vihara Dhamma Sasana)
Baca juga: Deretan Kata-kata Bijak Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2021, Ucapan Menyentuh Buat Orang Terdekat
Gambar Waisak
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Demikianlah puisi, gambar, hingga kata-kata bijak Waisak. Yuk bagikan ke orang terdekat.