Grebeg Syawal

Imbas Pandemi Covid-19, Keluarga Keraton Kanoman Cirebon yang Mengikuti Grebeg Syawal Dibatasi

Tradisi itu dipimpin langsung Sultan Kanoman XII, Sultan Raja M Emiruddin, namun pada tahun ini diwakili Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja M

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Keluarga dan kerabat Keraton Kanoman saat melaksanakan Grebeg Syawal di kompleks makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Kamis (20/5/2021) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Grebeg Syawal merupakan tradisi Keraton Kanoman yang dilaksanakan pada hari ke delapan Idulfitri setiap tahunnya.

Tradisi itu dipimpin langsung Sultan Kanoman XII, Sultan Raja M Emiruddin, namun pada tahun ini diwakili Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja M Qodiran.

Dalam tradisi tersebut, keluarga dan kerabat Keraton Kanoman berziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

Selain itu, mereka juga berziarah ke makam-makam leluhur Cirebon dari mulai makam cicit Sunan Gunung Jati, Panembahan Ratu I, hingga Sultan-Sultan Cirebon yang berada di kawasan tersebut.

Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja M Qodiran, mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda, tradisi Grebeg Syawal pun digelar terbatas 

Bahkan, Grebeg Syawal pada tahun lalu tradisi itu diikuti keluarga dan kerabat terdekat Keraton Kanoman saja.

"Tahun ini juga keluarga yang ikut Grebeg Syawal dibatasi lagi, kalau tahun-tahun sebelumnya luar biasa (banyaknya)," kata M Qodiran saat ditemui usai Grebeg Syawal, Kamis (20/5/2021).

Ia mengatakan, Grebeg Syawal juga menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Seluruh keluarga dan kerabat keraton tampak mengenakan masker saat mengikuti Grebeg Syawal.

Selain itu, kegiatan salam-salaman antara keluarga keraton dengan masyarakat juga ditiadakan.

Termasuk tradisi surak yang kali ini hanya diwakili keluarga Keraton Kanoman. Padahal, biasanya Sultan Kanoman dan Qodiran sendiri turut melakukan surak.

"Kami menghindari hal-hal yang memicu kerumunan, karena mengikuti anjuran dari pemerintah," ujar M Qodiran.

Baca juga: Mengenal Grebeg Syawal, Tradisi Keraton Kanoman Cirebon di Hari Kedelapan Idulfitri

Baca juga: Ini Makna Tawurji Bagi Keluarga Keraton Kanoman Cirebon, Berharap Bisa Menolak Segala Musibah

Ia mengakui biasanya banyak warga berdesak-desankan saat keluarga keraton melakukan surak.

Selain mendoakan leluhur, pihaknya juga turut berdoa agar seluruh masyarakat Kota Cirebon selalu diberi kekuatan, ketabahan, dan kesehatan sehingga terhindar dari Covid-19.

"Semoga pandemi Covid-19 yang saat ini menghantui seluruh dunia segera hilang," kata M Qodiran. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved