Ridwan Kamil Optimistis Penambahan Kasus Pascalibur Lebaran di Jabar Tidak Akan Signifikan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan walau ada potensi kenaikan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran, peningkatannya tidak akan signifikan
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan walau ada potensi kenaikan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran tahun 2021, ia optimistis peningkatannya tidak akan signifikan karena masih bisa dikendalikan.
Ridwan Kamil mengatakan sebelum arus mudik, potensi masyarakat yang akan mudik sebanyak 89 jiwa.
Namun, dengan sosialisasi dan kebijakan penyekatan secara ketat, jumlah itu bisa turun hingga 1,5 juta jiwa atau hanya 1,1 persen dari jumlah pemudik saat prediksi awal.
Baca juga: Israel Serang Gaza, Pembangunan Masjid Rancangan Ridwan Kamil di Palestina Sementara Dihentikan
Baca juga: INFO Gelombang Tinggi BMKG Selasa 18 Mei 2021: Perairan Selatan Jawa-Sumbawa Capai 4 Meter
“Walaupun hanya 1,1 persen, potensi untuk menjadi kenaikan kasus pasti harus diwaspadai,” ucapnya seusai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Gedung Sate, Senin (17/5/2021).
Presiden RI, katanya, mengamanatkan supaya pemerintah daerah bekerja keras karena hanya 10 provinsi yang pertumbuhan ekonominya positif, paling tinggi adalah Papua. Jabar sendiri ada di minus 0,8 persen, jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
Ketika ada lonjakan kasus pascalebaran, katanya, penggunaan fasilitas kesehatan tetap menggunakan dua pola. Yang pertama memanfaatkan jumlah eksisting kamar perawatan di rumah sakit. Ketika tidak memadai, memanfaatkan kamar untuk penyakit umum untuk pasien Covid-19.
“Tapi, perkiraan kita naiknya kasus Covid-19 tidak akan signifikan. Kemungkinan naik, tapi tidak akan signifikan. Rakyat jabar tenang saja, dengan ketegasan, keterukuran dari satgas, potensi 14 hari ke depan masih bisa terkendali,” katanya.
Kang Emil menyatakan tidak ada lagi zona merah di wilayah Jawa Barat. Keterisian rumah sakit pun berada di angka 28 persen, atau angka terendah selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Kebijakan yang akan dilakukan adalah mengetes orang-orang yang mudik. Tujuannya, mengantisipasi adanya klaster baru. Aparat kewilayahan diminta melaporkan warganya yang melakukan perjalanan mudik saat libur lebaran.
Pengetesan aktif dilakukan saat arus balik. Ada 17 titik yang sudah disiapkan, masing-masing ada titik menyelenggarakan 200-an pengetesan. Artinya, per hari ada 3.000 sampai 3.500 pengetesan antigen kepada pelaku perjalanan