Covid19 di Desa Kawungsari Kuningan
Anggota DPRD Kuningan Minta Satgas Covid-19 Perhatikan Warga Desa Miliarder yang Masuk Zona Merah
Hal itu menyusul dengan keluh kesah warga Miliarder yang saat ini belum mendapat perhatian atau bantuan logistik di masa isolasi mandiri.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Muncul predikat zona merah Covid-19 pada salah satu desa saat ini membuat Anggota DPRD Kuningan khawatir
Hal itu menyusul dengan keluh kesah warga Miliarder yang saat ini belum mendapat perhatian atau bantuan logistik di masa isolasi mandiri.
"Melihat kejadian luar biasa di suatu desa yang masuk zona merah Covid-19 sekarang. Kami minta Satgas bergegas berikan pelayanan dan bantuan maksimal kepada warga di zona merah tersebut," ungkap Sri Laelasari yang juga Anggota DPRD Kuningan saat memberikan keterangan kepada Tribuncirebon.com, Kamis (13/5/2021).
Alasan ini, kata Sri mengaku sangat malu dan atas banyaknya keluhan masuk melalui tim dan smartphone pribadi.
Baca juga: Ratusan Warga Binaan Lapas Kelas IIA Kuningan Dapat Remisi Hari Raya Idul Fitri
"Soal sosial, kami tak tahu menahu apa itu teknisnya bagaimana. Namun layanan kepada masyarakat tolong diperhatikan dan menjadi prioritas kerja pemerintah," ujarnya.
Terlebih dengan kondisi psikologi warga disana, kata Sri mengaku sangat prihatin dengan keadaan sekarang yang kena dampak pembangunan Waduk Kuningan yang jelas program kerja pemerintah pusat.
"Ya bayangkan saja, sudah mah lebaran ini merupakan lebaran terakhir bagi mereka di desanya, kemudian kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya? Jadi tolong dengan sangat layanan mereka dari segi medis dan kebutuhan hidupnya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Momentum lebaran Idul Fitri 1442 Hijriyah tidak menjadi kebahagiaan bagi sejumlah warga Kuningan.
Pasalnya, Desa Miliarder, yakni Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan Jawa Barat, diketahui tidak melaksanakan sholat ied seperti pada umumnya.
Hal itu menyusul dengan desa tersebut masuk zona merah Covid-19.
"Iya, untuk tahun sekarang di desa kami tidak menggelar sholat Ied," ungkap Kusto yang Kepala Desa Kawungsari, saat dihubungi ponselnya, Kamis (13/5/2021).
Baca juga: KUMPULAN Ucapan Hari Raya Idul Fitri 1442 H Dalam Bahasa Indonesia & Inggris, Cocok untuk di Medsos
Alasan tidak melaksanakan solat Ied, kata Kusto mengaku bahwa ada puluhan warga terkonfirmasi positif Covid19.
"Gak ada sholat Ied disini, karena ada sekitar 30 warga terkonfirmasi positif Covid-19," ujar Kusto yang juga orang pertama di Kuningan.
Menyinggung soal sebab akibat terpapar Covid19, Kusto tidak paham dengan penyebaran Covid-19 di daerah. Padahal sebelumnya telah dilakukan rekam medis dengan mengambil beberapa sampel dari warga setempat.
"Iya saya gak paham, ini penyebab penyebarannya dari mana Covid-19 menyerang warga desa kami. Padahal setelah beberapa warga yang sakit maupun sehat, ketika di rekam medis itu tidak terdeteksi terpapar Covid19," ungkapnya.
Kusto mengklaim sebagai upaya penyembuhan warga terkonfirmasi positif Covid-19. Ini dilakukan melalui tindakan isolasi mandiri di rumah masing - masing.
"Untuk isolasi mandiri warga positif Covid-19 disini cukup berdiam diri dan beraktivitas di masing - masing rumah sendiri," ujarnya.
Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru di Anak Perusahaan BUMN Bank Mandiri Mei 2021, Berikut Info Loker -nya
Adanya kejadian luar biasa atas paparan Covid-19, kata Kusto mengaku sangat sedih tidak bisa melaksanakan sholat Ied dan merayakan hari kemenangan usai melaksanakan ibadah puasa selama Bulan Ramadan.
"Ya sedih pasti ada, sebab jika memang dilaksanakan solat Ied juga ini merupakan perayaan solat Ied terakhir bagi warga di desa kami yang akan tenggelam," ungkapnya.
Saat diminta komentar tentang perhatian dari Satgas Covid-19 Kuningan, terutama berkenan dengan bantuan sembako atau logistik bagi warga terpapar Covid-19.
Kusto menjawab bahwa untuk urusan logistik bagi warga yang tengah menjalani isolasi mandiri tidak tahu persis.
Namun bentuk lain dalam perhatian dari Satgas Covid-19 itu baru mendapat penyemprotan cairan disinfektan dari petugas Damkar Kuningan.
"Untuk perhatian pada desa berzona merah ini, baru mendapat penyemprotan cairan disinfektan dari petugas Damkar saja. Kemudian untuk soal bantuan logistik dan lain sebagainya tidak paham," ujarnya.
Mengenai deadline bahwa warga desa harus mengosongkan rumah dan meninggalkan tempat tinggal untuk selamanya, Kusto menjawab bahwa dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan kerja dan menghadap pimpinan daerah sekaligus menanyakan teknisnya bagaimana untuk kenyamanan warga desa setempat.
"Ya mudah - mudahan dalam waktu dekat, saya akan menghadap bupati dan menanyakan bagaimana nasib warga kami kedepan di lokasi pemukiman baru nanti," ungkapnya.
Kaiatan dengan itikad baik dari pemerintah soal pembayaran ganti untung akibat lahan warga terdampak pembangunan Waduk Kuningan, Kusto mengklaim belum semua bidang atau lahan warga di desanya mendapat ganti untung.
"Untuk klaim yang belum kena ganti untung lahan warga terdampak pembangunan Waduk Kuningan itu ada sekitar 14 bidang lagi," ujarnya. (*)