Yogya Kepatihan Bandung Sesak, Satpol PP Coba Bubarkan Antrean, Pengunjung Cuek, Acuhkan Petugas
Video antrean masyarakat di pusat perbelanjaan Yogya Kepatihan, Kota Bandung tersebar di aplikasi WA. Ternyata itu benar.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Video antrean masyarakat di pusat perbelanjaan Yogya Kepatihan, Kota Bandung tersebar di aplikasi percakapan whatsapp dan media sosial Instagram, Sabtu (8/5/2021).
Dalam video berdurasi 16 detik itu merekam antusias masyarakat yang ingin belanja kebutuhan lebaran hingga mengabaikan protokol kesehatan. Tua, muda bahkan anak-anak terlihat antri untuk masuk ke pusat perbelanjaan.
Mereka rela antre menunggu giliran. Sebab, selama pandemi ini pemerintah membatasi kapasitas toko modern hanya 50 persen.
Kepala Dinas Perdagangan dan perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah, mengakui jika kejadian antre dalam video itu benar terjadi di Yogya Kepatihan.
Menurutnya, saat itu kondisi di dalam Yogya Kepatihan sudah penuh, sehingga masyarakat harus menunggu di luar untuk mendapat giliran.

"Itu kejadian oleh Yogya Kepatihan sudah benar ditutup, jadi malam saya ada kabar lonjakan pengunjung dan hari ini siang Sekdis memantau langsung, di dalam ini tidak ada penumpukan," ujar Elly saat dihubungi, Sabtu (8/5/2021).
Masyarakat rela berdiri di depan pintu masuk karena tidak ingin kehilangan antreannya.
Padahal, kata Elly, petugas sudah mencoba membubarkan, akan tetapi masyarakat tetap ingin sesuai antrean.
Baca juga: Kendaraan Milik Warga Jatinangor Sumedang Banyak Diputarkan di Cibiru, Padahal Mau Belanja
"Kalau di dalam 50 persen sudah tutup semua pintu. Nah, ini saya sudah minta di halau jadi kalau di dalam sudah penuh jangan memasukkan pengunjung, kalau ada yang keluar silahkan masuk lagi," ungkapnya.
Kerumunan ini terjadi bukan hanya sekali ini saja. Pusat perbelanjaan di daerah Jalan Kepatihan ini sudah banyak didatangi masyarakat dan menimbulkan banyak kerumunan sejak awal Mei 2021.
"Petugas satpam diminta menghalau, pengunjung banyak enggan, disuruh jalan-jalan dulu pada enggak mau, jadi susah. Artinya ini tidak bisa dibubarkan begitu saja," katanya.