Info Gempa Hari Ini
Jika Gempa Bumi Terjadi, Ingat Triangle of Lige, Cari Perlindungan di Kolong Meja atau Bawah Tangga
Tehnik tersebut, diakui Afyu sudah dipelajarinya saat ketika masih sekolah dasar, karena ilmu tersebut sangat penting diaplikasikan ketika darurat
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TIBUNCIREBON.COM, SUBANG - Beberapa tehnik penyelamatan perlu dilakukan saat terjadi gempa bumi. Hal ini juga sering diajarkan ketika kita masih duduk di sekolah dasar.
Salah satu yang paling familiar adalah teknik berlindung di tempat yang sempit, atau yang biasa disebut dengan teknik Triangle of Life. Apakah yang dimaksud dengan Triangle of Life?
Anggota Aliansi Relawan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang Afyu Bintoro menjelaskan, Triangle of Life merupakan suatu teori yang menyarankan agar kita berlindung di samping atau bawah furniture yang ada di sekeliling untuk membangun suatu segitiga yang dapat menjadi penyangga saat plafon rumah jatuh akibat guncangan.
"Itu teknik dasar, nanti segi tiga kehidupan atau nama tekniknya Triangle of Life itu sebagai pelindung atau penyangga kita dari runtuhan material yang jatuh," ujar Afyu ketika dikonfirmasi Tribun melalui sambungan telepon, Jumat (24/4/2021).
Tehnik tersebut, diakui Afyu sudah dipelajarinya saat ketika masih sekolah dasar, karena ilmu tersebut sangat penting diaplikasikan ketika dalam keadaan darurat.
"Tekniknya sederhana, namun teknik itu memang sangat berguna dalan keadaan darurat, hal-hal semacam itu sudah kita pelajari saat SD loh," imbuhnya.
Baca juga: Daftar Harga HP OPPO Terbaru di Bulan Ramadan April 2021, Mulai Oppo A92, Oppo A11K, Hingga Reno5
Baca juga: Persib Bandung Keok dari Persija Jakarta, Robert Alberts Soroti Kinerja Dua Pemain di Posisi Ini
Baca juga: Nathalie Holscher Hamil, Istri Sule Itu Langsung Nangis Kejer, Isu Hapus Foto Sule pun Terlupakan
Dia mengungkap, edukasi semacam itu juga diberikan gurunya melalui sebuah lagu atau nyanyian yang mudah diingat.
"Kita pasti masih ingat kan, liriknya begini, 'Kalau ada gempa lindungi kepala, kalau ada gempa masuk ke kolong meja' nah itu nyanyian yang sebetulnya mempraktikkan teknik Triangle of Life itu," kata dia.
Afyu juga mengungkap selain Triangle of Life, teknik menyelamatkan diri yang sederhana pada saat terjadi gempa adalah tehnik Drop Cover Hold On.
"Kalau teknik kedua ini beda, kita jatuhkan diri ke tanah, lalu tutupi diri bisa dengan berlindung dibawah meja atau perabotan disekitar kita yang strukturnya kokoh, ini namanya tehnik Drop CoverHold On," paparnya.
Masih disambung Afyu, selanjutnya kita bisa menutupi wajah dan kepala dengan tangan, lalu jongkok di sudut dalam gedung hingga guncangan reda. "Yang penting jauhi kaca, jendela, atau pintu, dan dinding atau tembok rapuh, terutama lampu-lampu atau furniture apapun yang bisa jatuh." ujarnya.
Sebelumnya diketahui, gempa bumi berkekuatan 3,2 magnitudo terjadi di titik 6,63 Lintang Selatan 108,83 Bujur Timur 10 Kilometer arah tenggara Kabupaten Subang Jawa Barat, pada Jumat (23/4/2021) pukul 04.47 WIB.
Kabupaten Subang dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik, Jumat (23/4) pukul 04:47:33 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M 3.2.
Episenter terletak pada koordinat 6.63 LS dan 107.83 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 10 km Tenggara Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada kedalaman 5 kilometer.
Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hendro Nugroho, dalam siaran tertulisnya menyatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Subang yang berada di sekitar Kabupaten Subang.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Subang dengan Skala Intensitas II - III MMI, yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
"Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut," tulisnya.
Hingga pukul 05:15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan. Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: Biduan Dangdut Cekoki Anak SMA Miras, Lalu Diajak Ngamar Tiga Hari Beruntun, Lapor Polisi
Baca juga: Nathalie Holscher Hamil, Istri Sule Itu Langsung Nangis Kejer, Isu Hapus Foto Sule pun Terlupakan
Magnitudo Gempa
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari.
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
Berikut tindakan yang perlu kamu lakukan saat gempa terjadi.
1. Tetap tenang
Saat gempa terjadi, berusahalah untuk tidak panik dan tetap tenang!
Tarik napas dalam-dalamnya, lalu lihatlah keadaan sekitar dan pilihlah spot yang aman untuk berlindung.
2. Di dalam rumah
Jika pada saat gempa sedang berada di dalam penginapan, berusahalah menyelamatkan diri dan orang yang ada di sekitarmu.
Meja adalah tempat terbaik untuk berlindung dari benda-benda yang berjatuhan akibat gempa.
Setelah itu, lindungi kepala dengan benda empuk.
Misalnya bantal, helm, papan, atau yang paling praktis kamu bisa menggunakan kedua tangan dengan posisi tertelungkup.
3. Di luar ruangan
Jika pada saat gempa terjadi kamu sedang berada di luar ruangan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah bergerak menjauhi gedung dan tiang lantas menuju daerah terbuka.
Tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam dan jangan lakukan apapun.
Sebab, biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan.
4. Di kerumunan
Gempa bisa terjadi kapan saja.
JIka saat itu kamu sedang berada di kerumunan, biasanya akan terjadi kepanikan.
Untuk mengindari hal tersebut. kamu bisa perhatikan arahan petugas penyelamat dan usahakan langsung menuju ke tangga darurat untuk menuju ke daerah terbuka.
5. Di gunung atau dataran tinggi
Jika gempa terjadi saat kamu sendang berada di gunung, bergeraklah menuju daerah lapang untuk berlindung.
Hidari daerah dekat lereng karena dipastikan akan menimbulkan longsor dan mengancam keselamatan jiwa.
6. Di laut
Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami.
Jika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.
7. Di dalam kendaraan
Bagi yang sedang melakukan perjalanan saat terjadi gempa, berpeganglah erat agar tak terjatuh.
Berhentilah di tempat yang lapang dan berhentilah di sana.(*)