Doa Malam Lailatul Qadar Sesuai yang Diajarkan Rasulullah SAW, Baca Mulai 10 Hari Terakhir Ramadan

TRIBUNCIREBON.COM - Ada satu malam paling istimewa di bulan Ramadan yang paling dinanti-nanti kedatangannya, yakni malam Lailatul Qadar.

Selain menjalankan ibadah puasa, ada satu malam yang paling ditunggu di bulan Ramadhan, yaitu malam Lailatul Qadar.

Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya mengatakan, ada satu malam di bulan Ramadhan yang sangat agung, yaitu malam Lailatul Qadar.

Buya Yahya mengatakan, yang bisa berbuat baik di malam itu maka kebaikan itu lebih bagus daripada kebaikan yang dilakukan dalam tempo 1.000 bulan.

"Dengan lailatul Qadarlah,  umat Nabi Muhammad SAW menyalip umat-umat terdahlu," kata Buya Yahya dilansir dari Youtube Al-Bahjah TV, Rabu (21/4/2021).

Ia menuturkan, umat terdahulu rata-rata memiliki umur panjang, yakni mencapai 1.000 tahun.

Baca juga: Bacaan Doa Buka Puasa Ramadhan 1442 H Lengkap dengan Tata Cara Berbuka Puasa Rasulullah SAW

Baca juga: Bacaan Doa Kamilin, Doa Setelah Salat Tarawih Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahannya

Bahkan jika ada yang meninggal di umur 200 tahun dianggap berumur pendek.

"Indah di saat mereka bisa beribadah ribuan tahun, waktu yang panjang. Tapi umat Nabi Muhammad dengan kasih sayang Allah, kita tidak umat Nabi Muhammad tidak panjang umur," jelas Buya Yahya.

"Akan tetapi dengan umur yang pendek itu Allah beri keutamaan beribadah dengan pahala yang berlipat-lipat, di antaranya adalah dengan Lailatul Qadar ini," tambahnya.

Buya Yahya juga menjelaskan, para ulama mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar telah disepakati adanya di bulan Ramadhan.

Disebutkan dalam Al Quran :

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

"Aku telah turunkan Al Quran di malam Lailatul Qadar, dan malam Nuzulul Quran adalah di bulan Ramadhan, berarti malam Lailatul Qadar adanya di bulan Ramadhan," jelas Buya Yahya.

Ia juga menuturkan, kebanyakan para ulama mengatakan waktunya di 10 akhir Ramadhan.
"Dan di antara 10 akhir Ramadhan ini di hari ganjil. Imam Syafii cenderung di hari ke-21, itu adalah pengalaman pribadi atau ijtihad mereka," terangnya.