Gus Baha Sebut Anak adalah Cerminan Orang Tua: Anak Minta Uang Banyak, Itu Cerminan Orang Tua Rakus

Menurut Gus Baha, ketika anak sedang marah karena protes, misalnya dikasih uang saku 10.000 tapi protes meminta 15.000, maka tidak perlu marah.

Editor: Mumu Mujahidin
TRIBUNJATIM/YONI ISKANDAR
KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha ketika menghadiri acara di Haul KH Achmad Shiddiq Jember, Jawa Timur. Gus Baha Sebut Anak adalah Cerminan Orang Tua: Anak Minta Uang Banyak, Itu Cerminan Orang Tua Rakus 

Gus Baha selalu mewanti-wanti bagaimana anaknya harus bangga kepada bapaknya, ini bukan persoalan sombong-sombongan, tapi ini mendidik kepada anak agar ia tidak kecewa kepada orang tuanya dengan membanding-bandingkan orang tuanya dengan orang tua temannya.

Gus Baha mempunyai pola hidup yang sederhana, beliau punya televisi hanya karena, jangan sampai anaknya pergi dari rumah hanya ingin menonton televisi di tetangga.

Bagi para santri, ini persoalan yang sulit. Bagaimana agar anak bisa bangga mempunyai orang tua seperti kita.

Gus Baha, ketika memberikan uang saku untuk sekolah kepada anaknya yang masih sekolah setingkat SD: Mas Hasan selalu lebih dari teman-temannya.

Kata istrinya apakah itu tidak boros jika anak seusia itu dengan uang 5.000 sedangkan teman-temannya hanya diberi uang saku 2.000

Kata Gus Baha'tidak. Sama sekali tidak boros. Gus Baha ingin mengajarkan kepada anaknnya untuk selalu jajan kepada penjual-penjual jajanan di sekolah, persoalan tidak sehat dan atau tidak enak lalu dibuang silahkan, buang saja.

Persoalan dibuang berarti itu adalah rejekinya hewan-hewan seperti semut, cacing dan lain-lain. Gus Baha ingin mengajarkan bahwa kita harus mempunyai kontribusi kepada orang yang mencari nafkah dengan cara yang halal; berjualan jajanan di sekolah-sekolah.

"Tidak ada yang mubazir, cara pandang seperti ini tentunya tidak lazim, dan tergantung pada niatnya. Meskipun tidak lazim, minimal bisa memberikan kita pemahaman yang lain, bahwa mendidik anak adalah pilihan orang tua. Jangan mengira bahwa anak nakal itu tidak ada hubungannya dengan orang tua, sangat berhubungan. Jika kalian ingin melihat dirimu, maka lihatlah anakmu.

"Cerminan seperti ini sering mengingatkan saya kepada teman-teman saya yang merasa menyesal hingga menangis setelah memarahi anaknya. Jika kita marah-marah bahkan memukul anak kita, pada hakikatnya kita sedang memarahi diri sendiri dan memukul diri kita sendiri. Kita sedang menyakiti diri kita sendiri," papar Gus Baha.

Berita lain tentang Ngaji Gus Baha

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved