Burung Alap-alap Terkecil di Dunia Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana Karawang

Burung Alap-alap terkecil di dunia ditemukan di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.

Editor: dedy herdiana
Istimewa
Burung Alap-alap capung di pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. (Foto: Bernard T. Wahyu Wiryanta/Iskandar Barjah - BDB Channel Indonesia) 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Cikwan Suwandi

TRIBUNCIREBON.COM, KARAWANG - Burung Alap-alap terkecil di dunia ditemukan di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.

Burung yang dikenal dengan nama Alap-alap capung tersebut ditemukan tim Wildlife Photographers ketika mendata sebaran burung di Pegunungan Sanggabuana bersama tim BDB Indonesia.

Seorang Wildlife Photographers, Bernard T. Wahyu Wiryanta mengatakan, ia tidak menyangka jika burung Alap-alap capung yang bernama ilmiah Microhierax fringillarius itu ditemukan di Pegunungan Sanggabuana.

"Karena target kita adalah Elang Jawa dan burung kicauan lain, saya malah baru dengar Alap-alap capung ini ada di Sanggabuana. Masyarakat sekitar, termasuk mandor PT Perhutani yang mengelola hutan di kawasan Sanggabuana pun baru tahu," kata Bernard saat dihubungi Tribun Jabar melalui gawai, Sabtu (3/4/2021).

Baca juga: Pihak Internasional Diminta Ikut Investigasi Penyebab Ledakan Tangki Kilang Pertamina Indramayu

Baca juga: Sedang Berlangsung Irama Jaman Now Bersama Raja Dangdut Rhoma Irama di Indosiar

Bernard mengatakan, tim Wildlife Photographers bersama tim BDB Indonesia melakukan pendataan sebaran burung di Pegunungan Sanggabuana dilakukan pada 27 Maret 2021 hingga 2 April 2021.

"Ada sekitar 6 orang dalam tim ini," katanya.

Pada hari ketiga, sekitar Pukul 07.00 WIB, Bernard menemukan hal yang tak dia sangka.

Ia melihat sepasang burung berukuran sekitar 12-15 sentimeter.

Setelah membidik kameranya, Benard dan tim meyakini jika itu merupakan sepasang burung Alap-alap terkecil di dunia.

“Pagi itu, guide saya, Iskandar Barjah memberitahu bahwa dia menemukan satu pasang Alap-alap capung," katanya.

Karena posisi Alap-alap capung di lereng yang curam, Bernard dan tim menyeberangi bukit untuk melakukan pemantauan lebih dekat.

"Nah ini ada sepasang, mondar-mandir di kayu kering, kemudian pulang bawa tonggeret, dimakan disitu, kemudian balik lagi ke pohon kering, disitu ada sarangnya, dari perilakunya ini sedang mengasuh anaknya. Populasi serangga yang jadi makanannya masih banyak, juga hutan di sekitaran burung ini ditemukan masih bagus, jadi dugaan kita populasi masih banyak," katanya.

Dijelaskannya, Alap-alap capung memangsa serangga seperti capung, kupu-kupu, kumbang, juga tonggeret untuk makanannya.

Ukuran Alap-alap capung ini tidak lebih dari 15 cm, sebuah ukuran yang sangat kecil untuk ukuran burung falcon atau carnivora, hingga disebut Alap-alap terkecil.

Dalam IUCN (The International Union for Conservation of Nature) keluarga falcon terkecil ini masuk dalam status risiko rendah atau LR (Low Risk).

Sedangkan dalam CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) masuk dalam Appendix II, yang artinya daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.

Oleh karenanya, perlu ada perlindungan satwa di wilayah pegunungan Sanggabuana.

Selain Alap-alap capung, Bernard juga berhasil mendata sejumlah burung lain di Pegunungan Sanggabuana di antaranya Elang Jawa, Elang Bido, Elang Brontok, Alap-alap jambul, burung bubut jawa, ayam hutan, puyuh gonggong, dan punai gading, srigunting abu, kadalan birah dan kirik-kirik senja.

Pada Juli Tahun 2020, ia telah melakukan ekspedisi Sanggabuana, dia juga merilis beberapa satwa endemik yang langka yang tertangkap kameranya, seperti Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Owa Jawa (Hylobates moloch), surili (Presbystis comata), lutung jawa (Trachypithecus auratus), sigung jawa (Mydaus jawanensis), dan juga macan kumbang (Panthera pardus melas). (Cikwan Suwandi) 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved