INNALILLAHI, Mantan Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan HA Syafe'i Meninggal Dunia di Cimahi
Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, HA Syafe'i, meninggal dunia di Cimahi
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNCIREBON.COM - Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, HA Syafe'i, meninggal dunia di Cimahi, Jumat (19/3/2021) pagi.
HA Syafe'i menjabat sebagai Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan selama dua periode pada 2000-2010.
Beliau pun dikenal sebagai tokoh masyarakat Cimahi.
Informasi dari kerabat HA Syafe'i melalui pesan WA menyebutkan, rumah duka di Jalan Gatsu No 3 Tagog Cimahi.
Baca juga: Tiga Rumah di Darmaraja Sumedang Diterjang Longsor, Warga Terpaksa Mengungsi ke Rumah Kerabat
Baca juga: Isi Surat Al Kahfi Dilengkapi Tulisan Latin dan Terjemahannya, Baca Setiap Hari Malam & Hari Jumat
Baca juga: Kisah Mistis Abah Sarji Usia 102 Tahun, Tiap Malam Lihat Arwah Gentayangan Keluar dari Kuburan
Sejarah Paguyuban Pasundan
Dilansir dari portal https://ypdmpasundan.org/, Paguyuban Pasundan didirikan atas inisiatif para siswa STOVIA asal sunda yang bertujuan menyejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Jawa Barat.
Atas inisiatif siswa-siswa Sunda di STOVIA (School Tot Opleiding voor Indlandsche Artsen) – sekolah kedokteran zaman Belanda di Batavia (Jakarta), diupayakan pembuatan organisasi untuk orang-orang Sunda.
Selanjutnya, para siswa yang berusia sekitar 22 tahun itu, berkunjung ke rumah Daeng Kanduruan Ardiwinata, yang saat itu sudah dianggap sebagai sesepuh orang Sunda. Dalam kunjungan tersebut, dinyatakan maksud pendirian perkumpulan orang Sunda sekaligus meminta D. K. Ardiwinata untuk menjadi ketua organisasi.
Setelah D. K. Ardiwinata menyanggupi, maka di rumahnya di Gang Paseban, Salemba, Jakarta, pada hari Minggu tanggal 20 Juli 1913 diadakan rapat untuk pendirian perkumpulan. Dalam rapat itu disepakati pendirian organisasi yang kemudian dinamai “Pagoejoeban Pasoendan”. Saat itu ditetapkan D. K. Ardiwinata sebagai penasihat dan Dajat Hidajat (siswa STOVIA) sebagai ketua.
Pada tanggal 22 September 1914, pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan surat keputusan nomor 46 tanggal 9 Desember 1914, izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun 1918, organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.
Dengan demikian, pengurus dan anggotanya pun kebanyakan orang Sunda. Pada awal berdirinya, Paguyuban Pasundan dipimpin oleh Mas Dayat tak lama kemudian menyerahkan pimpinan kepada Daeng Kanduruan Ardiwinata, sebagai Ketua, dan R. Iskandar Brata sebagai Sekretaris I.
Selain Budi Utomo dan Paguyuban Pasundan, juga berdiri organisasi lain termasuk organisasi pemuda, di berbagai daerah yang pada tanggal 28 Oktober 1928 bersepakat untuk menyatukan diri dengan mengikrarkan Sumpah Pemuda adalah organisasi pemuda Sekar Roekoen yang didirikan tahun 1919, sebuah organisasi mitra sehaluan Paguyuban Pasundan
Seiring dengan keinginan untuk mengadakan perbaikan dalam bidang sosial dan ekonomi, Paguyuban Pasundan merasa perlu untuk turut berkecimpung dalam bidang politik untuk mencapai tujuan-tujuannya. Untuk itu, sejak tahun 1919, seiring dengan dibentuknya Volksraad, dilakukan upaya untuk mendudukkan wakilnya di lembaga tersebut. Selanjutnya dengan surat keputusan nomor 72, tanggal 13 Juni 1919, pemerintah juga mengesahkan Paguyuban Pasundan sebagai perkumpulan politik.
Sejak Desember 1927, Paguyuban Pasundan masuk menjadi anggota PPPKI (Permoefakatan Perhimpoenan-perhimpoenan Politik Kebangsaan Indonesia). Dengan bergabung dalam federasi itu, paguyuban tidak lagi menjadi perkumpulan lokal dengan perhatian hanya pada Pasundan atau Jawa Barat saja, tetapi menjadi perkumpulan nasional dengan tujuan bersama yaitu untuk mencapai kemerdekaan bangsa.
Kegiatan dalam bidang politik semakin kuat saat kepemimpinan Oto Iskandar di Nata, yang dijuluki “Si Jalak Harupat”, seorang kelahiran Bojongsoang, Bandung tanggal 31 Maret 1897. Selain menjadi ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, ia juga menjadi wakil organisasi tersebut di Volksraad mulai tahun 1931 sampai 1942.
Kiprah Paguyuban Pasundan
Sesuai dengan tujuannya, Paguyuban Pasundan mendirikan Sekolah yaitu HIS Pasundan di Tasikmalaya tahun 1922, setelah sekolah Pasundan bermunculan di Jawa Barat, pada Kongres Paguyuban Pasundan tahun 1931 di Bogor untuk mendirikan Bale Pamulangan untuk mengelola sekolah-sekolah.
Pengembangan Badan Pengelola Pendidikan selanjutnya :
Tahun 1949 (setelah berubahnya Paguyuban Pasundan menjadi PARKI dan kembali ke Paguyuban Pasundan) didirikan Bale Pendidikan dan Pengajaran Pasundan (BPP)
Tahun 1960 untuk Perguruan Tinggi berturut-turut didirikan Yayasan Universitas Pasundan, Tahun 1964 STH Pasundan, 1971 STIE Pasundan dan STKIP Pasundan tahun 80-an.
Tahun 1974 melalui Kongres di Bogor didirikan Yayasan Pendidikan Pasundan (YPP)
Tahun 1985 Bale Pendidikan dan Pengajaran Pasundan berubah menjadi dua yakni Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan (YPDMP)serta Yayasan Pendidikan Tinggi (YPTP)
Tahun 2005 (melalui kongres ke-30 di Cianjur) Badan Pengelola Pendidikan Pasundan dirubah menjadi Bale Atikan Pasundan Paguyuban Pasundan (Dasar hukumnya tetap yayasan)
Tahun 2007 Bale Atikan Pasundan dikembalika menjadi YPDMP dan YPTP (mengingat ada perkembangan wacana baru tentang badan hukum pendidikan dan perubahan UU YYSN No : L6 tahun 2001 jo UU No 28 tahun 2004)
Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan (YPDM) merupakan badan Penyelengara Pendidikan Paguyuban Pasundan yang bertugas mengelola Pendidikan Tingkat Dasar dan Menengah
Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan berkewajiban memberikan arah kebijakan, Visi, Misi, Target dan program untuk dijadikan pedoman pengelolaan unit garapan (kepala sekolah)
Berikutnya Paguyuban Pasundan mendirikan Bale Ekonomi yang mengelola bank-bank dan koperasi Centrale Advies Bureau untuk membantu rakyat dalam bidang hukum; reclasseerings Vereeniging untuk mengurus dan memperbaiki nasib orang yang dibebaskan dan penjara dan Raksaperlaya yang merupakan badan amal kematian.
Mulai tahun 1919, Paguyuban Pasundan ikut ambil bagian dalam gelanggang politik. Langkah ini disetujui oleh pemerintah jajahan. Kiprah Paguyuban Pasundan dalam bidang Politik semakin meningkat tatkala mulai tahun 1931 sampai dengan 1942 Ketua Paguyuban Pasundan, R. Otto Iskandar Dinata menjadi anggota Volksraad. Di Volksraad, R. Otto Iskandar Dinata menunjukan kiprah Belanda dan dengan tegas selalu mengungkapkan cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka. Selain R. Otto Iskandar Dinata, banyak pula pengurus dan anggota Dewan Kota di daerah Jawa Barat.
Di bidang pers, Paguyuban Pasundan menerbitkan Papaes Nonoman tahun 1914-1926, Pasoendan tahun 1915, Sora Pasoendan tahun 1920, Sipatahoenan terbit mulai 20 April 1923 Somah Moerba tahun 1926, Lalayang Domas tahun 1927, dan Sepakat (berbahasa melayu) tahun 1941.
Pada zaman pendudukan Jepang, sama halnya dengan organisasi perjuangan lainnya, Paguyuban Pasundan dibekukan. Walaupun demikian, secara orang perorangan anggotanya tetap aktif. Tahun 1949 Paguyuban Pasundan berganti nama menjadi Partai Kebangsaaan Indonesia (PARKI). Maksudnya untuk lebih memperkokoh perjuangan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. PARKI ikut aktif dalam membubarkan Negara Pasundan melalui referendum kembali lagi menjadi Paguyuban Pasundan sampai sekarang.
Urutan Ketua /Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan
Mas Dayat Hidayat (Ketua Sementara) 1913-1914
Daeng Kanduruan Ardiwinta ( 1914-1916 )
Wirasaputra ( 1916-1920 )
Puradireja ( 1920-1924 )
R. Suria Di Radja ( 1920-1924 )
R. Otto Kusuma Sudjana ( 1924-1929 )
R. Otto Iskandar Dinata ( 1929-1945 )
R. S Suradiradja ( 1946-1969 )
Hasan Wargakusumah, SH ( 1969-1970 )
R. Mander Prawiradilaga ( 1970-1978 )
R. K. Sukanda Bratamanggala
R. K. Sukanda Bratamanggala & R. Adjam Sjamsoepradja ( 1983-1985 )
Prof. DR. Ir. H. Toyib Hadiwidjaya ( 1990-1995 )
Daeng Kosasih Ardiwinata ( 1995-2000 )
H. Aboeng Koesman ( 1990-2000 )
Drs. H. Ateng Sopala ( 2000 )
H. A. Syafe’I ( 2000-2010 )
Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si ( 2010-sekarang )