Sebelum Wafat Anton Medan Telah Menggali Liang Lahat Sendiri Sejak 19 Tahun Lalu, Ini Lokasinya

Pemilik nama Tionghoa, Tan Kok Liong itu diketahui sudah menyiapkan liang lahat untuk dirinya sejak 19 tahun silam.

Editor: Mumu Mujahidin
INT
Anton Medan, mantan preman yang masuk Islam dan jadi mubalig, meninggal dunia, Senin (15/3/2021). Sebelum Wafat Anton Medan Telah Menggali Liang Lahat Sendiri Sejak 19 Tahun Lalu, Ini Lokasinya 

TRIBUNCIREBON.COM - Anton Medan atau Ramadhan Effendi telah menyiapkan makam sebelum wafat.

Sosok mubaligh Anton Medan meninggal di kediaman pribadinya, Kampung Bulak Rata, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (15/3/2021) sore.

Pemilik nama Tionghoa, Tan Kok Liong itu diketahui sudah menyiapkan liang lahat untuk dirinya sejak 19 tahun silam.

Kuburan yang bakal menjadi tempat peristirahatan terakhirnya itu berada di area pondok Pesantren Attaibin yang berlokasi di Kampung Bulak Rata RT 2/8, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lalu bagaimana penampakan liang lahat Anton Medan ini?

TribunnewsBogor.com pernah berkesempatan mendatangi lokasi liang lahat atau kuburan yang akan menjadi tempat disemayamkannya jasad mubalig pemilik nama Ramadhan Effendi itu.

Baca juga: SOSOK Anton Medan Mantan Perampok Kelas Kakap Wafat, Muslim Tionghoa Pemilik Ponpes Bagi Eks Napi

Baca juga: INNALILLAHI Mubalig Anton Medan Meninggal Dunia, Ini Sosok Mantan Preman Itu Hingga Masuk Islam

Makam Ditengah Pesantren

Makam Anton Medan berada ditengah pesantren yang dibangunnya sejak 19 tahun lalu sekitar tahun 2002.

Sejak dulu almarhum memang bercita-cita membangun sebuah pondok pesantren bagi mualaf Tiong Hoa dan mantan narapidana yang ingin belajar agama.

Pada tahun 2002 cita-citanya pun terwujud membangun sebuah pondok pesantren.

Namun, saat itu yang pertama kali dibangun oleh Anton Medan yakni kuburan yang akan menjadi tempat peristirahatan akhirnya.

"Yang pertama dibangun pertama oleh Bapak (Anton medan, red) kuburannya dulu, terus dilanjutin ngebangun pondok pesantren," kata Deni Chunk (41) pengurus Pondok Pesantren Attaibin saat ditemui TribunnewsBogor.com beberapa waktu lalu.

Lokasi yang nantinya menjadi tempat pemakanam Anton Medan itu pun berada tepat disebalah kanan Masjid Tan Kok Liong yang di desain dengan gaya bangunan Tionghoa.

Baca juga: Seorang PSK Menangis Histeris di Hotel Kelas Melati Cianjur, Tak Kuat Menanggung Malu

Baca juga: Viral di Indramayu, Kang Tono Mencari Jodoh di Medsos, dalam Sekejap Banyak Fans yang Mendukung

Lokasi makam yang disiapkan Anton Medan di komplek Pesantren Attaibin, Cibinong, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com/Damanhuri)
Lokasi makam yang disiapkan Anton Medan di komplek Pesantren Attaibin, Cibinong, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com/Damanhuri) ((TribunnewsBogor.com/Damanhuri))

Menurut Deni, kuburan itu memiliki kedalaman sekitar 160 centimeter dan panjang 2 meter.

"Tadinya engga ditutup meja, tapi takutnya bahaya akhirnya ditutup jadi lebih terlihat rapih," kata dia.

Pantauan TribunnewsBogor.com, kuburan tersebut sudah tertutup atap yang sangat rapi.

Disekiling lokasi yang akan dijadikan tempat pemakaman itu pun tampak lantainya sudah berbalut keramik

Saat itu, lokasi kuburan tersebut dijadikan pendopo bagi tamu yang berkunjung ke pondok pesantren tersebut.

Disekiling makam pun tampak terdapat sofa hitam yang dipasang tepat disamping kuburan yang tertutup meja.

Baca juga: Demokrat Jabar Keluarkan Maklumat Denda Rp 2 Miliar Jika Ada yang Pakai Atribut Partai Tanpa Izin

Baca juga: Hubungan Asmaranya Dengan Lesti Kejora Selalu Harmonis, Rizky Billar Ungkap Resep Soal Cari Pasangan

Yayasan Tak Beroperasi Lagi

Selain Pondok Pesantren, dilokasi tersebut pun dibangun yayasan dengan mendirikan sekolah.

"Ada sekolahnya juga dan asrama untuk siswa, dulu itu yang tinggal di asrama bisa sampai 500 orang," ungkapnya.

Deni Chunk menjelaskan, berdirinya pondok pesantren Attaibin bermula ketika Tan Kok Liong atau yang dikenal dengan nama Anton Medan ingin menysiarkan Islam dengan membangun pesantren ini tahun 2002 lalu.

"Cita-cita bapak (Anton medan) ingin bangun pesantren untuk mualaf tionghoa, makannya didirikan pondok pesantren ini,"

"Pembangunan sekitar dua tahun, baru mulai beroperasi pada tahun 2004," tutur Deni saat ditemui TribunnewsBogor.com.

Sekolah yang didalamnya juga terdapat pondok pesantren bagi mantan narapidana dan mualaf tionghoa ini berdiri dilahan seluas 1,6 hektare.

Namun sayang, saat ini yayasan sudah tidak aktif lagi seperti beberapa tahun lalu.

Saat ini yang masih tersisa hanya pondok pesantren bagi eks napi serta mualaf tionghoa yang ingin belajar ilmu agama.

"Iya yayasan sudah tutup dari tahun 2012, kalau pesantrennya sih masih tetap berjalan. Malahan setiap bulan itu ada saja eks napi yang datang untuk mondok di sini," terangnya.

Menjelang bulan ramadhan para santri sudah banyak yang pulang ke kampung halamannya masing-masing untuk melaksanakan ibadah puasa bersama keluarganya.

"Emang engga banyak, kalau bulan puasanya biasanya pada pulang," katanya.

Menurutnya, santri yang merupakan mantan napi itu selain dibekali ilmu agama juga diajarkan berwira usaha selama berada di pondokan.

Seperti belajar ngelas, beternak hingga menjahit agar setelah mereka keluar sudah punya bekal keahlian untuk melanjutkan hidupnya dan tidak kembali terjerumus dalam dunia hitam.

"Mereka diajarin baca alqur'an dan shalat. Ada juga alumni yang sekarang sudah bisa membuka pondok pesantren sendiri dikampunya," kata lelaki yang juga mengajar di Pondok Pesantren Attaibin ini.

Pesantren Attaibin milik Anton Medan (TribunnewsBogor.com/Damanhuri)
Pesantren Attaibin milik Anton Medan (TribunnewsBogor.com/Damanhuri) ((TribunnewsBogor.com/Damanhuri))

Arsitektur Gaya Tionghoa

Disisi lain, arsitektur bangunan yang berada di pondok pesantren yang didirikan Anton Medan ini cukup unik.

Sebab, bentuk bangunnannya berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya.

Bagian yang paling mencolok terlihat di bangunan masjid yang mengambil gaya arsitektur tionghoa.

Deni mengatakan, jika bangunan Masjid Hok Tek Liong ini sengaja mengambil gaya bangunan di China sebagai ciri khas Anton Medan yang memang keturunan tionghoa.

Penulis: Damanhuri

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Anton Medan Siapkan Liang Lahat Sendiri Sejak 19 Tahun Silam, Digali Sebelum Dirikan Pesantren

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved