Jadi Lumbung Pangan Nasional, Sektor Pertanian Malah Tak Masuk 10 Program Unggulan Nina-Lucky

Walau demikian, dalam 10 program unggulan Nina Agustina dan Lucky Hamik belum memprioritaskan sektor perikanan dan pertanian.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Terpilih, Nina Agustina Dai Bachtiar-Lucky Hakim, Kamis (21/1/2021). Jadi Lumbung Pangan Nasional, Sektor Pertanian Malah Tak Masuk 10 Program Unggulan Nina-Lucky 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Nina Agustina dan Lucky Hakim meluncurkan sebanyak 10 program unggulan dalam 100 hari kerja.

Program tersebut diluncurkan di Pendopo Indramayu dan disaksikan oleh publik melalui tayangan live streaming pada Selasa (19/3/2021).

Walau demikian, dalam 10 program ini, belum memprioritaskan sektor perikanan dan pertanian.

Sebagaimana diketahui, dengan julukan Lumbung Pangan Nasional, dua sektor tersebut menjadi mata pencaharian utama masyarakat di wilayah Pantura Jabar tersebut.

Wakil Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Indramayu, Ahmad Kusnanto mengatakan, nelayan pun ingin mendapat perhatian lebih dari pemerintah di masa awal kepemimpinan yang sekarang.

Baca juga: Pria Bermobil Diduga Pelanggan PSK Kaget, Saat Hendak Jemput Si Wanita Malah Tewas di Tengah Sawah

Baca juga: Waspada Gempa Bumi dan Gerakan Tanah Ancam 2 Kecamatan di Indramayu karena Terlintasi Sesar Baribis

Termasuk pula dari sektor pertanian.

"Mungkin ini rencana awal, mungkin juga kedepannya kita diprioritaskan, tapi tidak tahu juga, yang jelas nelayan di Indramayu kan penyumbang komoditas ikan terbesar di Jabar, harapannya bisa lebih diperhatikan," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di Sekretariat SNI Indramayu di Desa Pabean Udik, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Kamis (11/3/2021).

Ahmad Kusnanto menyampaikan, sebesar 40 sampai 50 persen pasokan ikan tangkap di Jawa Barat berasal dari nelayan di Kabupaten Indramayu.

Pada tahun 2020 saja, produksi perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu mencapai 31 ribu ton.

Dengan sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai sekitar Rp 10 miliar.

"Belum lagi dihitung dari yang budidaya dan nelayan yang menjual ikan ke luar daerah," ujar dia.

Sehingga disampaikan Ahmad Kusnanto, nelayan ingin dibawah kepemimpinan Bupati baru, bisa lebih diperhatikan lagi.

Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menunjukan benih padi unggulan hasil ciptaannya.
Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menunjukan benih padi unggulan hasil ciptaannya. (Istimewa)

Ada banyak aspirasi yang ingin disampaikan nelayan, mulai dari cold storage, permodalan, hingga regulasi tegas dengan pelarangan alat tangkap yang dilarang.

Minimalnya, disampaikan Ahmad Kusnanto, mereka ingin realisasi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Indramayu Nomor 2 Tahun 2019 soal perlindungan dan pemberdayaan nelayan dan pembudidaya ikan bisa dilaksanakan secara nyata di lapangan.

"Sejauh ini perda itu belum ada realisasinya," ucap dia.

Sebelumnya, Bupati Indramayu, Nina Agustina mengatakan, ada 10 program yang menjadi andalan pemerintah dalam menjawab seluruh persoalan yang ada di Kabupaten Indramayu.

Walau memiliki kekayaan alam yang melimpah, Kabupaten Indramayu juga memiliki segudang permasalahan.

Hal ini dibuktikan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu yang hanya mampu menempati urutan ke-24 dari 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

Kesepuluh 10 unggulan ini adalah Indramayu Cepat Tanggap (I-Ceta) yang memberikan solusi pertolongan pertama bagi permasalahan kemanusiaan dan kedaruratan. 

Baca juga: Jokowi Bereaksi Saat Tahu Anak Buahnya Moeldoko Terlibat Kudeta di Demokrat, Begini Kata Mahfud MD

Baca juga: Kisah Guru Selamat dari Kecelakaan Maut di Wado, Cium Bau Kampas Rem, Anaknya Terlempar Keluar Bus

Warga bisa melapor melalui nomor telepon.

Lebu Digital (Le-Dig) untuk mewujudkan smart village atau desa cerdas dengan dilakukan pemasangan Wifi, Desa Kabeh Terang (De-Kat) untuk mengurangi angka kriminalitas dan kecelakaan, Alun-alun Rakyat (Alu-R) dengan cara membongkar seluruh pagar Alun-alun.

Dokter Masuk Rumah (Dok-Maru) atau program pelayanan kesehatan yang menghadirkan bentuk pelayanan langsung ke rumah warga, Perempuan Berdikari (Pe-Ri) sebuah program pemberdayaan ekonomi yang diberikan kepada perempuan purna PMI dalam bentuk pelatihan keterampilan dan pemberian modal.

Kredit Usaha Warung Kecil (Kruw-Cil) dengan memberikan kredit kepada warung kecil dan UMKM untuk mendorong perekonomian wong cilik melalui kerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) daerah, nominalnya mulai dari Rp 500 ribu sampai dengan Rp 5 juta.

Berjamaah Subuh Keliling (Ber-Suling) atau program berjamaah subuh keliling yang dilakukan di kecamatan untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat, Kejar Paket (Ja-Ket) atau sebuah program kejar paket yang meliputi kolompok belajar Paket A, B, dan C.

Terakhir, Lacak Aset Daerah (La-Da), program yang bertujuan mendata dan menginventarisasi barang milik daerah (BMD).

Nina Agustina menyampaikan, 10 program ini hanya awalan di 100 hari kerja, kedepannya ia berjanji akan melakukan percepatan untuk membenahi persoalan lainnya di Kabupaten Indramayu.

"Makanya kita pilih 10 dulu yang benar-benar prioritas walau sebenarnya semuanya prioritas untuk Indramayu," ujarnya.

Baca juga: Zaskia Sungkar Sesumbar Soal Duit Rp 300 Juta yang Diduga Dikorupsi oleh Mark Sungkar: Uang Segitu

Baca juga: Banyak Makam di TPU Cikadut Dibongkar, Keluarga Pindahkan Jenazah Setelah Ada Hasil Negatif Covid-19

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved