Kejari Indramayu Jadi Klaster Baru
BREAKING NEWS - Kejaksaan Negeri Indramayu Jadi Klaster Baru, Ada 14 Pegawai Positif Covid-19
klaster ini berawal dari dua orang pegawai yang sudah lebih dahulu terkonfirmasi Covid-19.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kejaksaan Negeri Indramayu menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Hal tersebut diketahui setelah Satgas Covid-19 melakukan tracing dan testing di kantor setempat pada Senin (8/3/2021).
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, dari 71 orang yang dites usap, sebanyak 11 di antaranya positif Covid-19.
"Kemudian besoknya bertambah lagi jadi totalnya ada 14 orang," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (11/3/2021).
Deden Bonni Koswara menjelaskan, klaster ini berawal dari dua orang pegawai yang sudah lebih dahulu terkonfirmasi Covid-19.
Satu pegawai positif Covid-19 bersama keluarganya dan satu pegawai lainnya terkonfirmasi dari hasil laporan pemeriksaan Satgas Covid-19 Majalengka.
Dari situ, membuat karyawan lainnya ikut terpapar Covid-19.
Pada hari ini, Kejaksaan Negeri Indramayu juga dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan cairan disinfektan.
"Untuk yang positif kita minta untuk melakukan isolasi mandiri dan satu pegawai yang terkonfirmasi bersama keluarga masih di rumah sakit. Kemudian untuk yang negatif, tetap masuk seperti biasa," ujar dia.
Klaster Pesantren
Sebelumnya, muncul pula klaster pesantren di Indramayu.
Pondok Pesantren ( Ponpes) kembali menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Kabupaten Indramayu.
Ada dua Ponpes sekaligus yang menjadi klaster, yakni Pondok Pesantren Tahfidz Abdurrahman Basuri dan Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo di Kecamatan Sindang.
Baca juga: Vaksinasi di Indramayu Terus Dikebut, Wartawan pun Hari Ini Divaksin, Ketua PWI Sebut Tak Usah Takut
Baca juga: Wartawan di Kabupaten Cirebon Divaksin Covid-19, Imron Rosyadi Bilang Mereka Rentan Terpapar Corona
Baca juga: Terungkap, Pelaku Jambret Terekam CCTV yang Seret Korbannya di Kota Bandung Ditembak Polisi
"Ini memang menjadi suatu hal yang mengejutkan bagi kita karena memang ini kejadiannya terjadi saat berlakunya PPKM Mikro tahap kedua," ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara kepada Tribuncirebon.com di Pendopo Indramayu, Jumat (5/3/2021).
Deden Bonni Koswara mengatakan, klaster ini awalnya muncul setelah ada salah satu santri yang sakit.
Saat dilakukan pemeriksaan, santri yang bersangkutan ternyata positif Covid-19.
Virus tersebut pun menyebar dan membuat puluhan santri dan pengurus pesantren di masing-masing pesantren ikut terpapar Covid-19.
"Sebelumnya memang sudah ada gejala-gejala ada anak yang sakit, cuma memang sayang sekali tidak terlaporkan ke kami ke Satgas Kecamatan," ujarnya.
Deden Bonni Koswara menjelaskan, dari sebanyak 111 sampel yang diperiksa di Pondok Pesantren Tahfidz Abdurrahman Basuri, sebanyak 72 santri di antaranya positif Covid-19.
Sedangkan di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo, dari sebanyak 135 sampel, sebanyak 32 santri terkonfirmasi virus corona.
Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu pun kini sudah memisahkan santri antara yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan yang tidak.
Bagi santri yang mengalami gejala pun, kini sudah dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
"Isolasi tadi untuk memisahkan yang positif dan negatif, termasuk isolasi dari lingkungan luar untuk sementara," ujar dia.
Sebelumnya, Klaster Ponpes juga pernah terjadi di lingkungan pesantren di wilayah Kecamatan Bongas.
Meski demikian, disampaikan Deden Bonni Koswara, klaster tersebut berhasil ditangani pada 4 bulan lalu.
"Tercatat sudah tiga kali terjadi klaster ponpes, tapi yang di Bongas sudah selesai 4 bulan lalu," ujar dia.
Baca juga: CERITA Ashanty Bisa Lolos dari Maut karena Covid-19, Sesak Napas, Kejang, Kasur pun Sampai Bergoyang
Baca juga: Disikat Satpol PP, Gadis ABG Ini Guling-guling di Tempat Umum, Minta Lem, Sebelumnya Habis 3 Lem
Baca juga: Oknum Guru Ngaji Setubuhi Gadis Remaja hingga 6 Kali, Sang Nenek Murka, Minta Polisi Menghukum Berat
Kian Bertambah
Klaster pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Indramayu kian memprihatinkan.
Jumlahnya terus bertambah seusai Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu masif melakukan tracing dan testing.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, secara keseluruhan total ada sebanyak 169 santri dan pengurus pesantren positif Covid-19 akibat adanya klaster ini.
"Ini berdasarkan hasil tracing dan testing yang dilaksanakan oleh Satgas Covid-19," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di Pendopo Indramayu, Senin (8/3/2021).
Baca juga: 45 Santri & Pengurus Ponpes Al Urwatul Wutsqo Indramayu Positif Corona, Begini Cara Ponpes Bangkit
Baca juga: Klaster Ponpes di Indramayu Menggila, Total Kini Ada 117 Santri Positif Covid-19

Deden Bonni Koswara menjelaskan, klaster ponpes, sekarang menyebar di tiga lokasi berbeda.
Pertama di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo di Kecamatan Sindang, jumlah santri yang terpapar di sana terus bertambah.
Awal mulanya, disampaikan Deden Bonni Koswara ada sebanyak 32 orang positif Covid-19, kemudian bertambah 35 orang, dan terakhir bertambah 10 orang.
"Totalnya ada 77 orang di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo," ujar dia.
Masih dijelaskan Deden Bonni Koswara, klaster yang terjadi di pesantren tersebut kemudian menyebar ke Asrama Ar-Rohimah sekaligus yayasan rumah yatim di Kecamatan Indramayu, ada sebanyak 20 orang positif Covid-19.
Asrama Ar-Rohimah ini, masih merupakan cabang dari Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo.
Hal ini lah yang menyebabkan santri di sana bisa ikut terpapar.
Klaster terakhir terjadi di Pondok Pesantren Tahfidz Abdurrahman Basuri di Kecamatan Sindang, sebanyak 72 santri positif Covid-19.
Deden Bonni Koswara mengakui, klaster ini terjadi seiring kegiatan belajar tatap muka di lingkungan pesantren.
Satgas Covid-19 pun terus berupa dengan melakukan pemantauan di tiga lokasi yang jadi klaster, mereka yang positif Covid-19 pun sudah dipisahkan dengan yang tidak terpapar.
"Kita imbau ke Pondok Pesantren khususnya agar melaksanakan belajar tatap muka ini dengan menggunakan pelindung, termasuk kita bantu dengan melakukan rapid test antigen sebelum pelaksanaannya," ujar dia.
Baca juga: Penderita Hipertensi Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19, Bisa Sebabkan Komplikasi hingga Kematian
Baca juga: Dalam Kondisi Sekarat Wanita di Indramayu Ketuk Rumah Tetangga dengan Tubuh Berlumur Darah Sebut Ini