Jalaluddin Rakhmat Meninggal karena Covid-19, Sang Cendekiawan Rencananya akan Dimakamkan Disini
Ono Surono mengatakan, Jalaluddin Rakhmat meninggal dunia karena Covid-19 di RD Santosa Kota Bandung hari ini pukul 15.23 WIB.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Dilansir dari Tribu Timur, Kabar Jalaluddin Rakhmat meninggal disampaikan tokoh NU, Nadirsyah Hosen melalui akunnya di Twitter @na_dirs.
"Selamat jalan Kang Jalaluddin Rakhmat. Lahul Fatihah," demikian kicauan Nadirsyah Hosen.
Jurnalis senior Kompas, Robert Adhi Kusumaputra melalui akunnya di Twitter @RobertAdhiKsp juga menyampaikan kabar duka serupa.
"Turut berbela sungkawa atas meninggalnya Bapak DR Jalaluddin Rakhmat hari Senin (15/2/2021) pukul 15:45 WIB di IICU RS Santosa Internasional Bandung. Pak Jalal adalah salah satu dosen legendaris @fikomunpad
era 1980-an. Selamat jalan, Pak Jalal."
Demikian kicauan Robert Adhi Kusumaputra.
Baca juga: Ratusan PSK Dominan dari Jabar Akan Dipulangkan, Pemkot Pangkalpinang Biayai Ongkos Rp 296 Juta
Baca juga: Maria Ozawa atau Miyabi Akhirnya Jujur Soal Orang-orang Indonesia, Sempat Heran kok Banyak yang Demo
Sosok Jalaludin Rakhmat atau Jalaluddin Rakhmat lahir di Bandung, 29 Agustus 1949.
Semasa hidupnya, selain sebagai cendikiawan Muslim, juga politisi dari PDIP.
Setelah lama menjadi dosen di Universitas Padjadjaran atau Unpad, pada tahun 2014 dia terpilih menjadi anggota DPRRI periode 2014-2019.
Di DPR, dia menjadi anggota Komisi VIII (agama dan sosial).
Jalaludin Rakhmat mendapatkan gelar master komunikasi dari Iowa State University dan doktor ilmu politik dari Australian National University.
Sejak tahun 1978 dia bergabung dengan Universitas Padjadjaran sebagai staf pengajar.
Setelah pensiun sebagai dosen, pada tahun 2013 dia memutuskan terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PDIP.
Dia memilih partai tersebut karena menurutnya hanya PDI Perjuangan yang membela kaum minoritas.
Jalaludin Rakhmat muda dibesarkan di kalangan Nahdatul Ulama, dan kemudian aktif di gerakan Muhammadiyah.
Pada saat ini dia lebih dikenal sebagai tokoh Syiah di Indonesia.