Berbakti pada Orangtua, Mahasiswi Cantik Ini Tak Gengsi Jualan Sale Pisang hingga Turun ke Kebun

Mahasiswi cantik Neng Sonia, bangga kepada kedua orangtuanya yang bisa memberikan pendidikan kepadanya hingga bangku kuliah dari berjualan sale pisang

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/Ferri Amiril Mukminin
Neng Sonia (20) mahasiswi penjual sale pisang 

Ia pun tak gengsi turun ke kebun merasakan ikut memanen pisang bersama ayahnya jika waktu panen pisang telah tiba.

Tanah kebun yang becek berlumpur di musim hujan sudah biasa ia lewati, demikian halnya dengan nyamuk dan serangga kecil yang sering menggigit kulitnya.

Tak hanya sampai di situ, mahasiswi yang kini sedang menimba ilmu di Universitas Suryakancana Cianjur ini pun selalu membantu pemasaran sale pisang yang menjadi tumpuan usaha keluarganya.

"Sekarang perkuliahan di rumah, jadi saya banyak waktu untuk membantu kedua orangtua memproduksi sale pisang ini," ujarnya.

Ia mengaku sudah terbiasa berjualan membantu memasarkan sale pisang baik ke temannya atau kepada siapapun yang memerlukan sale pisang.

"Kebetulan saya kuliah di pertanian, jadi saya ingin mengembangkan ilmu saya juga termasuk sale pisang ini yang merupakan hasil pertanian," katanya.

Sang ayah, Didin Galing (45), pun merasa bangga kepada anaknya. Di usianya yang masih sangat muda, ia ikut merasakan berjuang membantu perekonomian keluarga.

"Alhamdulillah meski pandemi, kami tetap bisa berusaha dan bertahan, istri dan anak ikut membantu jadi saya tambah semangat," katanya.

Didin mengatakan, semula ia hanya berjualan pisang di pasar Jebrod. Namun lama kelamaan jika pisang tak laku maka banyak yang busuk. Alhasil ia mulai merintis usaha sale pisang untuk memanfaatkan pisang yang tak terjual.

"Satu Minggu kami bisa memproduksi dua ton, alhamdulilah untuk bahan baku kami memanfaatkan kebun sekitar sini," katanya.

Aroma sale pisang yang baru digoreng tercium dari balik dapur, istri Didin pun membawa sepiring sale pisang panas untuk dicicipi. Rasanya manis dan renyah begitu digigit. Sale pisang tanpa pemanis memang cocok menjadi camilan di musim hujan.

Kampung Cibadak masuk ke wilayah Kecamatan Cibeber, sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota Cianjur ke arah selatan. Topografi yang didominasi sawah dan kebun menjadikan kawasan ini menjadi kawasan pertanian sebagai mata pencaharian penduduknya.

Kepala Desa Cibadak, Elan Hermawan, mengatakan banyak sektor UMKM di wilayahnya yang perlu didorong agar semakin berkembang.

"Untuk usaha sale pisang ini nanti akan kami bantu pengemasannya, lalu akan dikerjasamakan agar kualitasnya meningkat juga," kata Elan.

Ia mengatakan, beberapa lembaga pendidikan maupun instansi sudah melirik sektor UMKM di desanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved