Ini Kondisi Pasca Banjir di Jalan Raya Cicalengka yang Sempat Lumpuhkan Lalu Lintas, Berlumpur Tebal
Banjir menerjang Jalan Raya Cicalengka Kabupaten Bandung dan membuat lumpuh arus lalu lintas, kini Rabu (13/1/2021) sudah surut. Tapi banjir itu . .
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banjir menerjang Jalan Raya Cicalengka Kabupaten Bandung dan membuat lumpuh arus lalu lintas, kini sudah surut.
Banjir yang hampir setinggi pinggang orang dewasa akibat luapan Sungai Citarik itu juga menggenangi permukiman warga sekitar.
Meski sekarang sudah surut, kondisi jalan dan permukiman warga belum benar-benar pulih, karena banjir yang surut itu meninggalkan lumpur yang tebal. Hari ini warga membereskan rumah dan lingkungannya dari lumpur.
Jalan Raya Cicalengka tersebut merupakan perbatasan Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, dan Kecamatan Rancaekek, Cicalengka Kabupaten Bandung.
Baca juga: Jalan Raya Cicalengka Terendam Banjir Hingga 1 Meter, Lalu Lintas Menuju Cileunyi Lumpuh
Baca juga: Wanita Ini Hendak Periksa Kandungan ke Dokter, Ternyata Janin Tak Ada, Malah Temukan 3 Kista Ganas
Di sebelah kanan Jalan Raya masuk wilayah Kabupaten Bandung dan di sebelah kiri masuk Kabupaten Sumedang.
Menurut warga Dusun Gunung Tanjung, RT 3, RW4, Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Herman (32), setiap musim hujan di daerah tersebut kerap terjadi banjir.
"Semalam banjir mencapai 1 meter lebih, dan sekarang surut," ujar Herman, di sela membersihkan rumahnya.
Herman mengatakan, banjir di Jalan Raya Cicalengka, tersebut terjadi mulai pukul 15.00 WIB, Selasa (12/1/2021).
"Mulai surut sekitar jam 1 dini hari, ini banjir luapan Sungai Citarik," katanya.
Herman menjelaskan, di atas Sungai Citarik besar, ke bawah dekat rumahnya mengecil dan dangkal.
"Banyak, lumpur semakin lama semakin dangkal, dari 2001 belum pernah dikeru, kama setiap banjir banyak lumpur," kata dia.
Tentu dengan adanya banjir, kata Herman, sangat mengganggu masyarakat, semalam jalan saja tak bisa dilewati kendaraan.
"Sekarang saya ini bersih-bersih lumpur, harapannya buat pemerintah daerah, cari solusi penanggulangan banjir. Minimal pengerukan sungai yang dangkal, sebab kalau kemarau terlihat dangkalnya," ucapnya.
Jalan Raya Cicalengka Sempat Lumpuh

Sebelumnya, Jalan Raya Cicalengka Kabupaten Bandung, lumpuh karena banjir dari luapan Sungai Citarik ketinggian air mencapai 1 meter, Selasa (12/1/2020).
Selain itu banjir juga merendam permukiman.
Terlihat para pengendara baik kendaraan roda dua dan roda empat, yang hendak melintasi jalan tersebut, berputar balik mencari jalan lain.
Baca juga: Butuh 2-5 Hari Mengunduh Data FDR dalam Black Box untuk Pastikan Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air
KBO Lantas Polresta Bandung, Iptu Iwan Setiawan, banjir di Jalan Raya Cicalengka ini terjadi mulai pukul 15.00 WIB.
"Untuk sementara kendaraan dari arah Cicalengka menuju Bandung (Cileunyi) lumpuh total karena ketinggian air berkisar 1 meter," ujar Iwan, di lokasi banjir.
Menurut Iwan, banjir terjadi setelahnya hujan deras terjadi di Cicalengka dan sekitarnya.
"Air di atas, di sekitar Curug Cinulang cukup deras, sehingga meluap airnta cukup tinggi di Citarik ini," kata Iwan.
Arus lalu lintas, kata Iwan, untuk sementara baik yang dari arah Cicalengka menuju bandung atau sebaliknya, diarahkan ke Jalan Bypass.
Baca juga: Pria Asal Makassar Ini Sudah 12 Tahun Terakhir Menyelam untuk Operasi SAR, Kini Terjun Cari SJ-182
"Selain itu bajir juga merendam permukiman, di Kampung Citarik, Desa Panenjoan ini," kata Iwan.
Di permukiman kata Iwan, ketinggian air yang merendam bervariatif, mulai dari 50 centimeter hingga satu meter.
"Yang terendam banjir, yakni RW 4, 2, dan 10. Paling tinggi di RW 4, ketinggian air mencapai 1 meter," tuturnya.
Iwan mengungkapkan, untuk antisipasi pihaknya juga sudah bergabung dengan tim sar Brimob.
"Kami sudah bergabung dengan tim sar Brimob, dan sudah ditanyakan ke RT dan RWnya, hingga kini belum ada warga yang harus dievakuasi," ucapnya.
Rancaekek Juga Banjir
Jalan Raya Rancaekek menuju Majalaya, tepatnya di depan Masjid Kaum, Dangdeur terendam banjir hingga tak bisa dilalui kendaraan baik roda 2 atau roda 4, Selasa (12/1/2021).
Banjir terjadi setelahnya di daerah Rancaekek dan sekitanya diguyur hujan yang cukup deras.
Menurut Kapolsek Rancaekek, Kompol Imron Rosyadi, banjir terjadi mulai pukul 17.00 WIB.
"Mulai 17.00 jalan (Rancaekek Majalaya) tak bisa dilalui kendaraan. Ketinggian air mencapai sekitar 40-50 sentimeter," kata Imron, saat dihubungi Tribun Jabar, Selasa (12/1/2020).
Hingga pukul 20.00 jalan tersebut, masih tak bisa dilalui kendaraan. Jajaran Polsek Rancaekek Polresta Bandung dan tim Sar Brimob, berjaga di lokasi terjadinya banjir.
"Untuk lalulintas dialihkan karena tak bisa dilewati," kata Imron.
Imron memaparkan, untuk pengalihan arus, yang dari arah Rancaekek meuju Majalaya, dialihkan menuju talun.
"Sedangkan yang dari Majalaya menuju Bandung, dialihkan ke Sapan," ucapnya.
Sungai Citarik Meluap
Sungai Citarik meluap sehingga permukiman di Desa Panenjoan dan Jalan Raya Cicalengka terendam banjir hingga tak bisa dilalui oleh kendaraan, Selasa (12/1/2021).
Seorang warga, Ahmad Kosasih (54), mengaku banjir di Jalan Raya Cicalengkan dan di Desa Panenjoan sering terjadi.
"Kalau hujan besar terjadi, trus Sungai Citarik meluap, pasti banjir," ujar Ahmad, di Jalan Raya Cicalengka, Selasa (12/1/2021).
Kali ini, kata Ahmad, banjir terjadi mulai pukul 15. 00 WIB, setelahnya hujan deras turun.
"Kalau di sini, Jalan Raya Cicalengka, tinggi air sekitar 1 meter. Untuk di permukiman yang paling tinggi terjadi di RW 4, sama (tinggi air) sekitar 1 meter," kata Ahmad.
Selain itu, kata Ahmad, banjir juga merendam RW 2 dan 10, tapi air tidak terlalu tinggi. Tentu, kata dia, adanya banjir menghambat aktifitas warga, dan berharap banjir tak ada lagi.
"Untuk itu diharapkan ada pengerukan Sungai Citarik, soalnya di atas deras lalu di bawahnya ada pendangkalan hingga air meluap," tuturnya.
Memang kata Ahmad sudah ada beberapa upaya untuk pencegahannya, tapi kalau dilakukan pengerukan yang dalam, air akan lancar mengalirnya.
"Mudah-mudahan jadi gak banjir lagi," ucapnya.
(Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin)