Butuh 2-5 Hari Mengunduh Data FDR dalam Black Box untuk Pastikan Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air
Ia memperkirakan butuh waktu dua hari untuk bisa mengunduh data dari FDR milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.
TRIBUNCIREBON.COM - Butuh waktu beberapa hari untuk mengunduh data Flight Data Recorder (FDR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terdapat dalam black box atau kotak hitam.
HHal tersebut disampaikan Ketua Komite Nasional Keselamaan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono.
Ia memperkirakan butuh waktu dua hari untuk bisa mengunduh data dari FDR milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.
Soerjanto juga meminta doa dari masyarakat agar proses pengunduhan data tersebut sapat berjalan lancar.
Dengan demikian, kata Soerjanto, maka penyebab kecelakaan pesawat tersebut bisa segera diketahui.
Baca juga: Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Berhasil Ditemukan di Antara Pulau Laki dan Pulau Lancang
Baca juga: Apa Itu Black Box atau Kotak Hitam? Benda Penting yang Ada di dalam Pesawat
"Hari ini kita bisa temukan flight data recorder dan kedua pinger. Tapi memang pembising atau pinger tersebut terlepas dari black box tapi alhamdulillah kita bisa menemukan FDR. Mohon doa masyarakat agar pembacaan data FDR yang kami perkiraan makan waktu dua sampai lima hari berjalan lancar dan segera dapat mengungkap misteri yang jadi penyebab kecelakaan ini," kata Soerjanto di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).
Diberitakan sebelumnya Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan salah satu bagian dari black box milik pesawat Sriwijaya Air SJ - 182 telah ditemukan.
Hadi mengatakan bagian tersebut merupakan FDR.
Ia menjelaskan FDR tersebut ditemukan pada pukul 16.10 WIB.
Selain itu, kata Hadi, ditemukan pula dua underwater acoustic beacon.
"Pada pukul 16.40 Kepala Staf Angkatan Laut melaporkan kembali bahwa FDR sudah ditemukan dan dilaporkan pula bahwa underwater accoustic beacon sebanyak dua juga telah ditemukan," kata Hadi di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Selasa (12/1/2021).
Hadi mengatakan, dengan demikian tinggal satu lagi bagian black box yang belum ditemukan yakni Cockpit Voice Recorder (CVR).
"Saya yakin dengan kerja profesional dan didukung peralatan mumpubi dari KRI Rigel dan Baruna maka pencarian CVR yang beaconnya sudah ditemukan hari ini juga bisa kita temukan," kata Hadi.
Tidak meledak di udara
KNKT hingga kini terus mengumpulkan data terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak tersebut.
Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya pun sudah mengumpulkan data pemantauan radar Automatic Dependent Surveillance-Boradcast (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia).
"Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki," kata Soerjanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/1/2021).
Soerjanto mengatakan, tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, lanjut Soerjanto, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data.
"Dari data ini kami menduga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," katanya.
Data lapangan lain yang didapat KNKT dan KRI Rigel adalah sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.
Baca juga: 3 Orang Korban Sriwijaya Air Berhasil Diidentifikasi Melalui Bagian Tubuh yang Ditemukan Ini Namanya
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Media Asing Sebut Indonesia Tempat Buruk untuk Lakukan Penerbangan
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ujar Soerjanto.
Temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin, yaitu turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan pada fan blade menunjukan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," jelas Soerjanto.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sore.
Pesawat tersebut hilang kontak dengan menara pengawas terjadi pada Sabtu sore, pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan sekitar Pulau Laki, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Pesawat tersebut diawaki 6 awak aktif.
Adapun rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak sebagai penumpang.
Baca juga: Perempuan Ini Sempat Mengira Hamil, Dites Positif, Setelah 9 Bulan Mengandung Ternyata Bukan Bayi
Baca juga: Cewek Pemandu Lagu Layani Pria Lain, Pria Ini Cemburu, Tamu Dibunuh, Buntutnya 2 Desa Hampir Tawuran