Petani di Indramayu Sukses Ciptakan 10 Varietas Benih Padi Baru Ramah Lingkungan, Ini Kisahnya

Joharipin menceritakan, sepuluh varietas benih padi itu ia ciptakan menggunakan metodenya sendiri yang ia berinama metode johar.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Istimewa
Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menunjukan benih padi unggulan hasil ciptaannya. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kabupaten Indramayu terkenal dengan julukan sebagai lumbung padi nasional. 

Hal ini tidak terlepas dari hasil produksi padi tertinggi secara nasional yang diperoleh para petani di daerah Pantura Jabar tersebut setiap tahunnya.

Beragam inovasi pun terus dilakukan para petani, seperti yang dilakukan Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu.

Joharipin mengatakan, sampai dengan saat ini ia berhasil menciptakan 10 varietas benih padi baru dari berbagai riset dan penelitian yang ia lakukan sejak tahun 2004 lalu.

Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menunjukan benih padi unggulan hasil ciptaannya.
Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menunjukan benih padi unggulan hasil ciptaannya. (Istimewa)

"Dari tahun 2004 melakukan riset, kegiatan pemuliaan benih lewat kawin silang, sampai melakukan proses seleksi," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat menjadi pemateri dalam kegiatan Mengurai Alur Distribusi Pupuk di Kantor Ikatan Wartawan Online (IWO) Indramayu, Senin (11/1/2021).

Joharipin menceritakan, sepuluh varietas benih padi itu ia ciptakan menggunakan metodenya sendiri yang ia berinama metode johar.

Adapun 10 varietas itu, yakni benih padi Bongong 1 sampai 5, benih padi Darma Ayu 1 sampai 3, dan benih padi Majapahit 1 sampai 2.

"Sebenarnya masih ada lagi, tapi masih proses," ujarnya.

Ia menjelaskan, Benih Padi Bongong ini merupakan varietas unggulan dari hasil perkawinan varietas benih padi kebo dan padi longong yang merupakan benih padi lokal.

Baca juga: Betrand Peto Hampiri Sarwendah yang Sedang Memasak di Dapur, Istri Ruben Onsu Malah Bikin Onyo Bete

Baca juga: Anda Belum Terima BLT Gaji Termin Kedua? Jangan Khawatir Ini Jadwal Lanjutan Pencairan BSU

Varietas ini pun mengadopsi genetik indukannya, seperti sifat padi longong yang tahan terhadap hama, rasa nasinya yang pulen, dan cocok ditanam di daerah panas seperti Indramayu.

Namun, padi longong memiliki kekurangan dari sisi umur tanam yang panjang, yakni bisa sampai 150 hari.

Sedangkan padi kebo, umur tanamnya relatif pendek, padi ini juga memiliki kelebihan karena produksinya yang tinggi.

Namun, varietas jenis ini sangat rentan terhadap hama wareng dan rasa nasinya yang kurang nikmat.

"Dari kekurangan dan kelebihan itu kita kawinkan menjadi satu, kemudian di seleksi sehingga mendapat benih yang dinamakan bongong," ujarnya.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved